Berita Tana Tidung Terkini
DPPP Tana Tidung Datangkan Konsultan, Bantu Peternak Walet "Galau" Atasi Kendala
Peternak walet di Kabupaten Tana Tidung merasa resah karena usaha sarang burung walet tak ada hasil. Padahal sudah invstasi besar-besar.
Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Atasi kendala para peternak walet, Dinas Pertanian Pangan dan Perikanan (DPPP) Kabupaten Tana Tidung datangkan konsultan.
Kepala DPPP Tana Tidung, Rudi mengatakan, kegiatan konsultasi tersebut menyasar para pengusaha sarang burung walet yang tak ada hasil.
"Kenapa sasarannya peternak walet yang galau. Karena mereka berinvestasi besar-besaran, makanya pemerintah harus hadir.
Baca juga: Berpotensi Tambah Pendapatan Bagi Daerah, Usaha Sarang Walet Belum Jadi Sumber PAD Tana Tidung
Kadang-kadang mereka sampai jual sana-sini untuk bikin rumah burung walet (RBW). Tapi sudah bertahun-tahun ndak ada hasilnya kan kasihan," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Jumat (26/8/2022)
Dia menyampaikan, alasan DPPP Tana Tidung mendatangkan konsultan ke RBW-RBW, agar para peternak mengetahui apa yang menyebabkan RBW yang dibangun kerap kosong.
"Nah, rekomendasi konsultan itu nanti jadi solusinya untuk RBW-RBW yang galau itu," katanya.
Baca juga: Persiapkan Perumda Sarang Walet, DPPP Kabupaten Tana Tidung Bakal Rekrut Karyawan Terlatih
Dia mengatakan, ada beberapa wilayah yang telah dikunjungi konsultan. Yakni, Kecamatan Muruk Rian dan Kecamatan Sesayap Hilir.
Hanya saja dia sampaikan, dari dua kecamatan tersebut, belum banyak RBW yang dikunjungi.

"Tapi dari beberapa rumah burung walet itu, rekomendasinya sudah kami rekap dan akan kita serahkan ke peternak, karena itu harus segera dieksekusi," pungkasnya.
Lebih lanjut dia sampaikan, usaha sarang walet memang sangat menjanjikan apabila dikelolah dengan baik.
Baca juga: Sarpanas Pencucian Sarang Burung Walet di Tana Tidung Masuk Tahap Lelang, Bantuan dari Kementan
Dia menyebutkan, estimasi material sarang walet yang dihasilkan Kabupaten Tana Tidung setiap tahunnya bisa mencapai 10 ton per tahun.
Menurutnya, hasil sarang walet yang didapat tersebut bisa saja lebih tinggi dari estimasi saat ini, jika pengelolaan usaha sarang walet dijalankan dengan baik.
"Makanya kita datangkan konsultan ini, untuk membantu peternak kita menyelesaikan kendala-kendalanya," tuturnya.
(*)
Penulis: Risnawati