Mahasiswa Tolak Kenaikan BBM
Pagar Gedung DPRD Tarakan Terlepas, Saat Ratusan Mahasiswa Saling Berdesakan Ingin Masuk,
Sempat terjadi insiden pagar gedung DPRD Tarakan terlepas ketika ratusan mahasiswa yang desak-desakan ingin masuk ke Gedung DPRD Tarakan dijaga ketat
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Total ada tujuh tuntutan yang diajukan kepada jajaran DPRD Kota Tarakan dan pihak Pertamina dalam kegiatan aksi demo tergabung dalam Aliansi September Berdarah yang digelar long march ke GTM sampai ke gedung DPRD Kota Tarakan siang tadi.
Pantauan tribunkaltara.com sekitar pukul 11.00 WITA, mahasiswa tiba di gedung DPRD Kota Tarakan. Sempat terjadi aksi desak-desakan antara massa aksi yang ingin meringsek masuk ke geudng DPRD dan dijaga ketat personel kepolisian.
Imbasnya, satu pagar di DPRD Tarakan sempat terlepas akibat aksi massa ingin masuk ke gedung.
Baca juga: BREAKING NEWS Ratusan Mahasiswa di Tarakan Demo Turun ke Jalan, Tolak Kenaikan Harga BBM
Setelah itu, mahasiswa disambut Ketua DPRD Tarakan, Wakil Ketua DPRD dan jajarannya untuk menerima kedatangan massa dan menawarkan untuk melakukan dialog di dalam gedung.
Sampai pukul 12.30 WITA, ratusan mahasiswa akhirnya diperkenankan duduk bersama di ruang rapat utama DPRD Kota Tarakan usai diterima pihak Ketua DPRD dan anggota DPRD di Tarakan. Hingga pukul 15.04 WITA saat ini, masih dilakukan dialog antara massa, pihak DPRD dan Pertamina.
Baca juga: Harga BBM Naik, Tarif Tiket Speedboat Reguler Rute Tana Tidung-Tarakan Jadi Rp 235 Ribu
Dikatakan Diki, Korlap Aksi Aliansi September Berdarah, tujuh tuntutan tersebut yang disampaikan pertama, pada tanggal 3 September 2022 lalu, pemerintah telah menaikkan harga BBM subsidi.
Sehingga poin pertama dituntut oleh mahasiswa yakni menolak kenaikan dan harus dilakukan penghapusan subsidi BBM.

Poin kedua, lanjut Diki, yakni revisi Perpres Nomor 69 Tahun 2021 perubahan atas Perpres Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.
"Kemudian ketiga, mengusut dan tangkap Maria BBM di Kaltara. Keempat, bentuk satgas pengawasan BBM bersubsidi," jelas Diki.
Baca juga: Ketersediaan Stok BBM di Bulungan Masih Terbatas, Isi Pertalite Plat Nomor Kendaraan Dicatat
Selain itu lanjut Diki, persoalan lain yang disorot dan diminta pihaknya agar pihak yang bertanggung jawab segera menyelesaikan persoalan limba dari Pertamina.
"Kami minta usut tuntas permasalahan limbah pertamina di Karang Harapan yang merusak pertanian warga, kemudian termasuk bagaimana mereka memiliki solusi mengatasi kelangkaan BBM dan terakhi meminta transparansi jumlah distribusi subsidi BBM di Tarakan," tegas Diki.
(*)
Penulis: Andi Pausiah