Berita Nunukan Terkini
Cabai jadi Penyumbang Inflasi Terbesar, Pemkab Nunukan Bakal Bagi Bibit Lombok Unggul ke 20.000 KK
Cabai jadi penyumbang inflasi terbesar, Pemkab Nunukan bakal bagi bibit lombok unggul ke 20.000 KK: Inflasi Kabupaten Nunukan itu capai 4,6 persen.
Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Nunukan, Mukhtar menyebut cabai jadi penyumbang inflasi terbesar di daerahnya.
Untuk menekan laju inflasi yang terjadi saat ini, Mukhtar mengatakan pemerintah daerah (Pemda) melalui dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan akan memberikan bantuan bibit cabai unggul nasional kepada 20.000 kepala keluarga (KK).
"Inflasi Kabupaten Nunukan itu capai 4,6 persen. Penyumbang inflasi terbesar di Kabupaten Nunukan adalah cabai. Sehingga kami akan berikan bibit cabai unggul kepada 20.000 KK," kata Mukhtar kepada TribunKaltara.com, Senin (19/09/2022), pukul 15.00 Wita.
Mukhtar menjelaskan setiap KK nantinya akan mendapat 5 polybag. Dari 5 polybag tersebut hanya 1 polybag besar yang berisi tanah dengan campuran pupuk.
Baca juga: Temukan Banyak Truk ODOL, Satantas Polres Nunukan Gandeng Dishub Lakukan Penataan Kendaraan Besar
Sedangkan 4 polybag lainnya yang berukuran 8×9 Cm diberikan dalam keadaan kosong atau tanpa campuran tanah dengan pupuk.
Total pohon cabai yang ditargetkan Pemda akan tumbuh dengan subur sebanyak 100.000 pohon.
"Kalau kami yang beli media tanamnya mahal. Makanya hanya satu polybag saja yang berisi tanah dengan campuran pupuk. Untuk Nunukan dan Nunukan Selatan ada 15.000 KK yang akan menerima bibit cabai. Sedangkan di Pulau Sebatik ada 5.000 KK," ucapnya.
Menurut Mukhtar yang berhak menerima bantuan bibit cabai unggul nasional tersebut adalah keluarga dari ekonomi menengah ke bawah.
Setiap kelurahan kata Mukhtar, pihaknya akan menempatkan 4-5 penyuluh yang akan mendampingi keluarga penerima bantuan bibit cabai tersebut.
"Kami peroleh data keluarga penerima bantuan bibit cabai itu dari masing-masing kelurahan. Lalu penyuluh kami nanti yang akan mendampingi. Misalnya saat terkena hama, penyuluh kami yang bantu semprotkan pestisida," ujar Mukhtar.
Bantuan bibit cabai unggul tersebut akan dibagikan kepada 20.000 KK paling lambat akhir Oktober mendatang.
"Minggu depan sudah mulai masuk persemaian. Maksimal 3 minggu baru dipindahkan ke polybag. Paling lama 2 minggu di polybag lalu diserahkan kepada masing-masing kepala keluarga," tutur Mukhtar.
Dia berharap kepada keluarga penerima bantuan bibit cabai unggul agar merawat dengan baik tanamannya.
Dengan melimpahnya cabai di Kabupaten Nunukan, maka harga di pasaran jadi menurun.
"Kalau cabai di Nunukan melimpah otomatis harga pasaran tidak bakal melonjak naik. Saat ini pihak ketiga masih tahap pembibitan," ungkap Mukhtar.
Baca juga: Kasatlantas Polres Nunukan Sebut Sopir Truk Lalai, Segera Panggil Manajemen PT Adindo Sebuku
Harga Cabai di Pasaran Nunukan Turun
Seorang pedagang cabai di Pasar Inhutani Nunukan, Dewi menuturkan saat ini harga cabai turun dari Rp80.000 menjadi Rp65.000 per Kg.
"Harga cabai asal Sulawesi di pasar sudah tiga minggu ini turun menjadi Rp65.000 per Kg. Kalau cabai lokal itu selisih harganya lebih mahal Rp20.000 dari cabai Sulawesi," imbuh Dewi.
Penulis: Febrianus Felis