UMKM Kaltara

UMKM Kaltara, Bisnis Unik Mengolah Limbah Bekas, ABK Pelni jadi Perajin Miniatur Kapal

Salah satu UMKM Kaltara di Kabupaten Nunukan berinovasi dengan olahan bahan bekas menjadi bisnis kreatif melalui pembuatan miniatur kapal

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Hajrah
TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis
Eko Agus Raharjo berpose di samping miniatur kapal jenis KM Ganda Dewata yang merupakan hasil karyanya. Sebut hasil karyanya merupakan salah satu potensi UMKM Kaltara yang punya peluang Go Intenasional. (TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis) 

"Kalau ada acara UMKM baru saya display. Yang beli sebagian besar masih internal Pelni atau kapal saja. Kapten saya juga sempat ambil. Baru-baru ini Kepala Cabang Pelni Nunukan beli miniatur KM Ganda Dewata Rp1.500.000," tuturnya.

Ia berharap hasil karyanya nanti bisa dilirik pasar Internasional.

"Sudah ada jaringan pasar di Malaysia, tinggal pemantapan model dan kualitas. Saya jual itu lengkap sama box kacanya dan lampu hiasnya," ungkapnya.

Berikut sejarah 3 jenis miniatur kapal yang didisplay Eko pada sebuah kegiatan UKM di Nunukan:

1. KM Ganda Dewata

Nama asli KM Ganda Dewata adalah Princess. Kapal tersebut buatan negara Jepang. Pembuatannya pada tahun 1978. Dari Jepang sempat dijual ke Korea Selatan. Kemudian dari Korea Selatan dijual ke Indonesia pada 2000 silam.

Kapasitas KM Ganda Dewata 470 penumpang, 20 truk trailer, dan 67 mobil.

Baca juga: UMKM Kaltara, Tampilan Menarik Stik Bawang Dayak Olahan Rimikas, Nur Miah: Bebas Pewarna Buatan

Pada Oktober 2013 dilelang. Kemudian pada 2016 KM Ganda Dewata dirombak (scraping) menjadi Kapal Bojo Negara Serang Banten.

2. Perahu Betane
Perahu Betane merupakan kapal khas Pulau Sebatik yang digunakan oleh nelayan rumput laut.

Baca juga: UMKM Kaltara, Pelopor Pempek Lenggang Panggang di Bulungan, jadi Rebutan Pelanggan Dapur Aughie

3. Kapal Layar Phinisi
Phinisi adalah kapal layar tradisional khas Indonesia yang berasal dari suku Bugis dan suku Makassar, Sulawesi Selatan.

Kapal tersebut lahir dari Desa Bira, Kecamatan Bonto Bahari, Kabupaten Sulu Kumba.

Kapal Phinisi berhasil tercatat dalam daftar nominasi warisan budaya dunia yang dinaungi oleh United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO).

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved