Berita Tarakan Terkini
Harga Udang Anjlok, APINDO Kaltara Tegaskan Tak Ada Permainan, Dampak Perang Rusia-Ukraina
Ketua DPP Apindo Kaltara Peter, menuntaskan persolan harga udang yang terkadang naik turun dan menjadi persoalan dikeluhkan tiap tahun petambak.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
“Meski kami bertiga bersaudara, tapi tidak bisa bersatu. Sebab kita bersaing. Ini bisnis. Kalau ada yang bilang, wah ini kok bisa harga sama, karena memang buyer sama. Hanya saja mereka kadang belinya di Mustika, kadang di SKA atau Sabindo. Ini buyernya sama bukan masing-masing cold storage punya buyer yang berbeda. Makanya harga sama,” paparnya.
Pemerintah kota lanjut Peter sudah melakukan pertemuan dan mengundang semua pihak baik dari Apindo, cold storage, petambak dan pemerintah Kota Tarakan bersama DPRD pada Minggu (25/9/2022) lalu.
Hasil rapat saat itu, harga udang jenis windu ukuran atau size 20 dinaikkan Rp 15 ribu sementara untuk size di bawahnya hanya naik Rp 10 ribu per kg.
“Kenaikan ini lanjutnya, untuk harga tabel dan komisi tetap. Karena komisi untuk petambak ini tetap maka komisi supplier memang harus turun,” lanjutnya.
Dalam hal ini lanjutnya, pihak supplier tidak bisa disalahkan karena mereka sama-sama mencari keuntungan.
“Untuk petambak kan murni masuk ke pabrik. Jika size 20 itu gak ada campuran dengan size lain. Kalau dari supplier mungkin untuk size 20 ada campuran size 50, 60 dan lainnya. Itu teknik dari mereka karena semua cari untung. Tapi tidak masalah, yang penting kita timbang, kalau cocok yah di beli, jika tidak cocok jangan di beli,” tuturnya.
Sehingga ia menyimpulkan, saat ini krisis dunia penyebabnya. Harga udang anjlok. Jika ada yang berpatokan dari harga dollar, misalnya harga dollar naik tapi harga udang turun, ia tegaskan itu bukan itu penyebabnya. Penyebabnya adalah tidak ada buyer, tidak ada pembeli. Seperti dikatakan sebelumnya, tidak ada demand atau permintaan dari luar dan banyak beralih mengonsumis ayam daripada udang.
Baca juga: Resep Udang Goreng Garlic Salted Egg, Cremy dan Gurih Menggugah Selera, Cocok untuk Buka Puasa
“Saat ini size kecil seperti 50 dan 60, itu susah jual. Apalagi India ada teknologi baru, untuk size 20 bisa dihasilkan dalam waktu 4 bulan, dia jual dengan harga murah. Imbasnya Indonesia rugi lagi karena mereka tidak mau beli yang mahal, mereka cari yang murah,” paparnya.
Sebenarnya lanjut Peter, ini juga yang sedang dihadapai dalam hal ekspor udang. Pada dasarnya , tiga pihak hanya perlu duduk bersama dan berkomunikasi lebih intensif.
“Saya berpesan kita duduk bersama, komunikasi yang baik. Sebab jika tidak ada komunikasi maka muncul persepsi yang salah,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah