Opini
Spekulasi Picu Inflasi
Kebijakan diarahkan mendorong pertumbuhan menjadi lebih tinggi dan minimalisir instabilitas ekonomi. Namun ada saja faktor pengganggu.
Tak ayal inflasi globalpun meninggi. Bloomberg & IMF, merilis Agustus 2022 rata-rata inflasi negara maju mencapai 7,91 persen.
Bahkan negara berkembang sudah masuk kategori inflasi tinggi, yaitu 10,43 persen.
Hal baik disampaikan Asian development Bank (ADB) bahwa, beberapa Negara ASEAN inflasinya masih lebih rendah dari itu.
Misalnya Indonesia, Thailand, dan Filipina diprediksi inflasinya hanya tahun 2022 hanya 5,2 persen. Nilai itupun sudah direvisi dari perkiraan semula 3,7 persen.
Prediksi tahun 2023 sebesar 4,1 persen, awalnya diperkirakan 3,1 persen.
Inflasi Nasional
Prediksi ADP ada benarnya, karena Agustus 2022 inflasi Indonesia hanya 4,69 persen. Itunlebih rendah dibanding Juli, yang mencapai 4,94 persen.
BPS menjelaskan, turunnya Inflasi nasional itu dipengaruhi oleh 79 dari 90 daerah yang di survei mengalami deflasi. Sementara ada 11 kota yang mengalami inflasi.
Baca juga: Dihantam Pandemi Covid-19, Ekonomi Tarakan Tumbuh Positif 5,6 Persen, Khairul Beber Penyebab Inflasi
Berdasarkan rata-rata inflasi setiap kawasan, Bali dan Nusa Tenggara pada bulan Agustus berada pada tingkat inflasi tertinggi. Mencapai 6 persen.
Tertinggi di Provinsi Bali, hingga mencapai 6,5 persen.
Kondisi ini tidak lepas dari meningkatnya permintaan oleh menggeliatnya sektor pariwisata pasca pandemi.
Sementara inflasi terendah terjadi di pulau Jawa. Untuk Bulan Agustus hanya 4,24 persen .
Masih di bawah rata-rata inflasi nasional. Inflasi tertinggi di Pulau Jawa terjadi di DI Yogyakarta. Inflasinya mencapai 5,5 persen.
Terendah di Provinsi Banten. Inflasi hanya 4,2 persen.
Untuk pulau lain, seperti Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku Papua semua berada pada kisaran antara 5-5,9 persen.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/kaltara/foto/bank/originals/Pa-Margiyono.jpg)