Gempa Cianjur
Update Korban Gempa Cianjur 162 Orang Meninggal Dunia, BMKG Kaji Potensi Aktifnya Gunung Api
Update jumlah korban gempa Cianjur, Jawa Barat hingga Senin (21/11/2022) pukul 20.00 WIB, tercatat 162 orang meninggal dunia, 326 orang luka-luka.
Kajian juga bakal dilakukan terkait potensi kemunculan bencana ikutan lainnya seperti aktifnya gunung api.
"Kita menunggu hasil perkembangan data analisis di sekitarnya karena ada patahan lain atau ada juga ada gunung api di sekitarnya. Karena itu kita perlu lintas disiplin dengan vulkanologi dan mitigasi bencana api kami perlu juga kaji dengan teman-teman di ITB," kata Dwikorita.
Karena itu guna kajian dilakukan lebih mendalam lanjut Dwikorita pihaknya terus melakukan monitoring lebih cermat dan seksama serta paralel berkoordinasi dengan konsorsium gempa bumi nasional.
"Kita gunakan aspek analisis perkembangan gempa ini bagaimana efeknya karena itu membutuhkan banyak pihak seperti perguruan tinggi pakar gempa nasional lain" kata Dwikorita.
Baca juga: Gempa Terkini Guncang Cianjur Jawa Barat Siang Ini, Magnitudo 5.6, BMKG: tak Berpotensi Tsunami
Sambil paralel berkoordinasi dengan lembaga lain, BMKG akan mengirimkan tim ke lapangan guna pengukuran episenter agar akurat dan presisi. Ada juga tim healing untuk menenangkan masyarakat.
"Ada tim sosialisasi menenangkan masyarakat koordinasi dengan posko BNPB karena komando berada di bawah koordinasi BNPB," kata Dwikorita.
Diketahui di sekitar pusat gempa ada beberapa gunung api aktif yang saat ini sedang 'tidur'.
Di antaranya adalah gunung Gede, Gunung Pangrango dan Gunung Salak.
Berimbas pada Patahan lain
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono menjelaskan ada dua prasyarat munculnya gempa bumi darat berimbas kepada patahan lainnya. Pertama analisis statik dan analisis dinamik.
Yang dimaksud analisis statik gempa bumi adalah saat kemampuan gempa menjadi triger menjadikan syarat sesar di sebelahnya ikut aktif.
Syaratnya sesar atau patahan di sebelahnya sudah matang dan memiliki akumulasi energi.
"Pernah terjadi saat gempa di Lombok, mampu menimbulkan efek patahan statik dari barat ke timur," kata Daryono.
Sementara analisis dinamik lanjut Daryono lebih rumit lagi apalagi jika dikaji secara empirik.
Namun kata Daryono apabila ditanya apakah gempa di Cianjur saat ini berimbas kepada patahan lain dengan potensi kegempaan yang lebih besar, BMKG menurut Daryono belum bisa menjawabnya.