Berita Kaltara Terkini
Digagas Sejak 2012 Lalu, Satu Dekade Rencana PLTA Kayan Aktivis Lingkungan Dorong Evaluasi Proyek
Digagas sejak 2012 lalu, Namun kini pembangunan fisik dari proyek PLTA itu belum berjalan sepenuhnya, aktivis lingkungan dorong evaluasi proyek.
Penulis: Maulana Ilhami Fawdi | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR - Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan di Kecamatan Peso, Bulungan, Kaltara belum menunjukan progres yang signifikan.
Diketahui rencana PLTA Kayan telah digagas sejak 2012 lalu, artinya sudah satu dekade proyek pembangkit listrik itu berjalan.
Namun kini pembangunan fisik dari proyek PLTA itu belum berjalan sepenuhnya, PT KHE selaku investor PLTA Kayan telah merampungkan gudang bahan peledak di Desa Muara Pengean Kecamatan Peso, tetapi pembangunan bendungan satu untuk PLTA Kayan belum dilakukan.
Dorongan untuk mengevaluasi rencana pembangunan PLTA Kayan datang dari aktivis lingkungan di Kaltara.
Baca juga: Semua Atlet Sumbang Medali di Porprov Kaltara Pertama, Cabor Atletik Malinau Bawa Pulang 8 Emas
Direktur Pionir Bulungan Doni Tiaka mengatakan evaluasi rencana pembangunan PLTA Kayan perlu dilakukan.
Mengingat pembangunan PLTA yang berpotensi dapat menghasilkan listrik dengan kapasitas hingga ribuan MW itu memiliki dampak luas baik dari sisi keamanan, ekonomi, hingga sosial dan budaya.
Hal itu ia ungkapkan dalam Focus Group Discussion (FGD) dengan tema "10 tahun rencana PLTA Kayan sebagai bagian dari strategi menuju energi baru terbarukan (EBT)" di Tanjung Selor, Selasa (20/12/2022).
"Rencana pembangunan itu memiliki dampak besar, seperti volume air yang akan ditampung dan potensi terjadinya kedangkalan di dalam bendungan itu," kata Doni Tiaka.
"Hal seperti itu harus ada perhitungannya, jangan sampai hal yang demikian justru tidak dilakukan kajian teknisnya, sehingga terjadi hal yang tak diinginkan di kemudian hari," ungkapnya.
Selain dampak lingkungan, dampak terhadap sosial budaya masyarakat yang terdampak pembangunan juga harus diperhatikan.
Khususnya bagi masyarakat Desa Long Pelban dan Long Lejuh yang desanya akan direlokasi untuk pembangunan PLTA Kayan.
"Demikian juga dengan dampak terhadap rencana relokasi pemukiman dua desa di hulu bendungan di Desa Long Lejuh dan Long Pelban," katanya.
Sementara itu, Plt Kepala Bappeda Litbang Kaltara Helmi mengatakan, investor PLTA Kayan yakni PT KHE telah menandatangani kerja sama dengan perusahaan Jepang, Sumitomo Corporation.
Menurut Helmi pembangunan fisik bendungan PLTA Kayan baru akan dilakukan pada 2023 mendatang.
"Jadi KHE ini sudah kerja sama dengan Sumitomo, informasi terakhir itu mereka mau melaksanakan konstruksinya di tahun 2023," kata Helmi.