Banjir Malinau

Kisah Bosiu, Lansia 76 Tahun yang jadi Langganan Evakuasi saat Banjir Malinau

Kisah Bosiu lansia 76 tahun, jadi langganan evakuasi saat banjir rendam Respen Tubu, Malinau Utara, Kalimantan Utara, sering luput dari bantuan.

|
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Cornel Dimas Satrio
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Lansia usia 76 tahun asal Desa Respen Tubu, Bosiu saat proses evakuasi banjir bersama Relawan Tagana Malinau di Malinau Utara, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023). (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Kisah Bosiu lansia 76 tahun, jadi langganan evakuasi saat banjir rendam Respen Tubu, Malinau Utara, Kalimantan Utara, sering luput dari bantuan.

Hujan deras berujung banjir seolah menjadi kebiasaan dan peristiwa rutin mengawali tahun di Malinau, Kalimantan Utara.

Siklus curah hujan tinggi menjelang dan saat pembukaan tahun di Malinau seringkali berujung banjir.

Rumah-rumah warga di pesisir Sungai Sesayap dan wilayah dataran rendah menjadi langganan luapan air sungai.

Seorang ibu rumah tangga di RT 5, Respen Tubu, Malinau Utara, Uding seolah mahfum dengan rutinitas tersebut.

Dinding dan lantai rumah tampak mulai keropos, karena kelembapan dan mulai dimakan usia.

Banjir di sekitar wilayah ibu kota Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023). Relawan Tanggap kebencanaan mengevakuasi sejumlah warga pada saat banjir sejak pagi.
(TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI)
Banjir di sekitar wilayah ibu kota Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023). Relawan Tanggap kebencanaan mengevakuasi sejumlah warga pada saat banjir sejak pagi. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI)

Baca juga: Detik-detik Tagana Malinau Evakuasi Lansia, Prioritas Tangani Korban Rentan Terdampak Banjir

Beruntung, kediamannya ditopang kayu bulian, jenis kayu di Kalimantan yang terkenal ketahanannya, kerap disebut warga sebagai kayu besi.

Tiang kayu tersebutlah yang menjaga rumahnya tetap tegak, meski setiap tahun kerap diterjang banjir.

"Sini sudah sering banjir. Kalau hujan deras, besok air pasti naik. Cuma kita sudah biasa. Kalau parah, ngungsi kita, tapi kalau banjir kecil, tunggu sehari sudah surut," ujarnya saat ditemui relawan, Minggu (29/1/2023).

Selain harus beres-beres peralatan elektronik saat banjir, ia dan kerabatnya juga mengevakuasi lansia berusia 76 tahun, Bosiu, mertua yang tinggal seatap dengannya.

Bosiu, mertuanya harus dievakuasi tiap kali banjir.

Kondisinya yang sudah renta ditambah penyakit penyerta, membuat pria berusia 76 tahun tersebut rawan terserang penyakit sebelum dan pasca banjir.

Sering Luput dari Bantuan

Meski kondisi rumah dan keadaan ekonominya pas-pasan, Bosiu tak pernah mendapatkan bantuan, baik khusus Lansia maupun dari pemerintah setempat.

Uding mengakui pernah sekali menerima bantuan peralatan dapur, serta perbekalan tanggap kebencanaan dari Kementerian Sosial yang disalurkan FK Tagana Malinau.

"Selain itu, tidak ada," ungkapnya.

Lansia usia 76 tahun asal Desa Respen Tubu, Bosiu saat proses evakuasi banjir bersama Relawan Tagana Malinau di Malinau Utara, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023).
Lansia usia 76 tahun asal Desa Respen Tubu, Bosiu saat proses evakuasi banjir bersama Relawan Tagana Malinau di Malinau Utara, Kabupaten Malinau, Provinsi Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023). (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI)

Dari penuturan tetangga dan warga setempat, sebelumnya ada pendataan program swadaya rumah layak huni. Namun Bosiu dan menantunya luput dari program.

Padahal, kata warga sekitar, keluarga kecil tersebutlah yang paling layak menerima. Uding pun tak tau menahu soal ada tidaknya bantuan, sebab dirinya tak pernah berharap.

Rutinitas Evakuasi Kala Banjir

Tiap kali banjir, relawan tanggap kebencanaan seolah khatam, perlu mengunjungi kediaman Bosiu dan keluarganya.

Saat banjir siang tadi, Minggu (29/1/2023) relawan FK Tagana Malinau memprioritaskan Lansia sebagai korban yang paling rentan terdampak.

Beruntung, karena warga sekitar peduli. Berbeda bagi Lansia yang tinggal sebatang kara. Hal terburuk bisa saja menimpa korban banjir.

Ketua FK Tagana Malinau, Ferdian menerangkan relawan tanggap kebencanaan telah memiliki peta prioritas penanganan.

Banjir di sekitar wilayah ibu kota Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023). Relawan Tanggap kebencanaan mengevakuasi sejumlah warga pada saat banjir sejak pagi.
Banjir di sekitar wilayah ibu kota Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, Minggu (29/1/2023). Relawan Tanggap kebencanaan mengevakuasi sejumlah warga pada saat banjir sejak pagi. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI)

Baca juga: Hujan Lebat Picu Banjir di Malinau, Air Setinggi Pinggang Rendam Permukiman di Wilayah Kota

Bosiu dan sejumlah kediaman di Respen Tubu menjadi rute wajib diperiksa relawan.

"Kalau banjir relawan biasa ke sini. Kami pantau, khususnya rumah yang ada di pesisir. Terus Lansia, karena mereka paling rawan," katanya.

Hingga sore ini, Banjir yang merendam sejumlah permukiman warga di sekitar ibu kota terpantau mulai surut.

Relawan dan kerabat membantu membereskan sisa-sisa banjir dan memulangkan kembali Lansia ke kediamannya.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok officialtribunkaltara

Follow Helo TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved