Berita Tarakan Terkini
Tangis Ibunda Arya Gading Pecah Saat Rekonstruksi Pembunuhan Anaknya, Minta Pelaku Dihukum Mati
Melihat rekonstruksi anaknya yang dibunuh oleh pelaku, ibunda Arya Gading menangis, melihat langsung adegan cara pelaku membunuh putranya.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
Ia bahkan sempat merasakan firasat tak enak sehingga saat itu setelah dari kandang ayam, ia menuju ke lokasi kebun nanas dimana saat itu ia belum mengetahui ternyata Arya Gading sudah ada di sana dikuburkan oleh pelaku.
Baca juga: Viral, Korban jadi Tersangka Pembunuhan Gegara Membela Diri Hadapi Begal, Tips dari Polisi Disorot
“Sempat saya ke sana, ke kebun nanas itu, kaki saya tenggelam di sana karena tanahnya lunak, dan sampai di sana saya bingung kenakan seperti ada tumpukan tanah di sini, seperti habis galian, tapi saya tidak ada berpikir bahwa anak saya sudah ada dalam galian itu. Setelah terungkap baru saya paham sepertinya ini anak saya memanggil saya. Hati say aitu seperti mau ke kandang padahal tidak ada niat ke kandang ayam waktu itu,” akunya.
Namun karena mengikuti kata hati, menujulah ia ke lokasi kandang yang setelah belakangan terungkap, kandang dan kebun nanas jadi saksi bisu bagaimana pembunuhan sadis terhadap Arya Gading terjadi.
“Sampai sekarang kalau tengah malam, saya terbangun saya ingat anak saya disiksa, itu seperti bukan mimpi, Arya Gading teriak tolong Mak sempurnakan jasadku di sini, aku sakit di sini, anakku teriak-teriak di situ minta tolong, sampai saya datang ke kandang tengah malam. Sampai sekarang setelah saya tahu, biar tengah malam, saya ke sini (kandang ayam),” akunya sembari meneteskan air mata tak sanggup merasakan apa yang anaknya alami.
Itupun setahun lebih baru ia ketahui. Sepandai-pandainya menyimpan bangkai, pasti akan tercium, itulah pepatah yang tepat bagi EG, sepupu Arya Gading, pelaku pembunuhan berencana. Kasus terungkap karena informasi didapatkan dari Jumiati, EG sendiri yang bercerita kemudian dari mulut ke mulut akhirnya sampailah terdengar ke telinga ayah dan ibunya Arya Gading.
“Kami tahu kejadiannya itu, dari mulutnya sendiri, cerita kemudian dari mulut ke mulut,” ujarnya.
Selama ia pergi ke kandang memang belum ada laporan secara resmi dimasukkan ke Polres Tarakan karena ia dan keluarga tidak berpikir sampai anaknya menghilang karena dibunuh.
“Saya ke kandang ayam itu hanya feeling, ada panggilan, saya tidak mengerti juga. Ini belum ada bukti juga. Saat kandang dibobol juga saya tidak ada curiga, karena tidak ada juga hilang barang di kandang,” terangnya.
Posisinya juga saat itu, EG ternyata pandai membuat cerita seolah-olah EG masih hidup. Itu terbukti dari informasi disampaikan EG ke orangtua Arya Gading. Sekitar kurang lebih lima bulan kepergian Arya Gading.
“Dia (EG) ada nelpon katanya Arya sudah enak bekerja di Nunukan jual baju. Tidak ada niat sudah mau sekolah, itu kalau saya tanya, dia berusaha kasih tenang kami. Dan dalam hati kami juga berharap mudahan itu betul, tapi kami berpikir lagi kenapa pergi cuma bawa baju di badan. Hati ini tetap gelisah. Karena anak saya tidak liar, tidak pernah menginap tempat orang selain tempat keluarganya saja,” akunya.
Sehingga ia tahu anaknya bagaimana. Ia memang sedikit mencurigai EG namun tidak ada bukti saat itu. Dan saat diberikan kabar bahwa anaknya di Nunukan, kedua orangtuanya meminta nomor kontak yang dipakai Gading berkomunikasi dengan EG jika benar di Nunukan.
Baca juga: Pasca Pembunuhan Daeng Asri Kamtibmas di Gunung Tambang Dompeng Terganggu, ini Kata Kapolsek Sekatak
“Katanya tidak ada nomornya, sudah dihapus. Jadi saya bilang sudah tahu adekmu hilang, masa tidak simpan nomornya langsung dihapus, katanya hp-nya rusaklah. Kami waktu itu kan mau tanya jika memang tidak mau sekolah, kami mau tanya maunya apa, apakah bikin usaha, tidak mungkin dipaksa pulang, atau dipaksa sekolah kalau tidak mau sekolah. Tapi pikiran saya dia punya cita-cita, jadi tidak mungkin mau berhenti sekolah. Jadi bahasa EG ini masih ganjal, tapi kami tidak bisa apa-apa,” ujarnya.
Arya Gading sepengetahuannya begitu baik kepada EG dan istrinya. Bahkan saat itu, handphone barunya baru dibelikan, diberikan ke EG jika EG dalam posisi diusir dari rumah.
“Anak saya kasih ke dia pakai, kasih motornya digadai ke EG, dia paling banyak mengalah. Kalau tadi banyak masalah mungkin bisa kelahi, ini tidak pernah, dia bagus ke sepupunya. Istrinya itu sering curhat dipukul, Gading panggil bininya itu kakak. Saya lihat di chatnya, istrinya suruh Gading bawakan adekmu susu, sehingga sama sekali tidak ada pikiran kami pelaku bisa bunuh Gading, kurang apa anak saya sama dia, saya pun tidak percaya,” ungkapnya.
Namun memang, ayah Gading juga sudah mencurigai dan ternyata kecurigaan itu benar. Namun lagi-lagi, EG pandai membuat keluarga Arya Gading tenang.
“Karena saya dengar, sering EG datang ke bapaknya Gading kemudian bilang kalau ada yang disembunyi dari pihak keluarga kuhajar dia, rupanya dia berakting. Seolah-olah dia mencari padahal dia pelakunya, maling teriak maling. Jadi susah kita mencari pelakunya,” ujarnya.
Adapun lokasi kandang ayam saat ini memang miliknya dan milik orangtua EG alias kakak kandung dari Jumiati. Arya Gading juga diketahui jarang ke lokasi kandang ayam karena memiliki kesibukan bersekolah.
“Jarang dia ke kandang, pas panen saja baru datang karena sekolah. Kalau di EG dia kadang tinggal di kandang, itu lama kosong kandangnya, karena punya usaha bapaknya,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
Pelaku Pencurian Uang di Kotak Amal Tarakan Ternyata Residivis, Aksinya Sempat Terekam CCTV Masjid |
![]() |
---|
Hingga Agustus 2025, BPBD Tarakan Tangani 13 Karhutla, Rutin Pelatihan Penanggulangan Bencana |
![]() |
---|
LBMK Bentuk Prajurit Hulubalang, Pasukan Budaya Melayu Siap Kawal Tradisi Kalimantan |
![]() |
---|
Rektor UBT Prof Yahya Zein Sebut Pemisahan Pemilu Nasional dan Lokal Jadi Peluang dan Tantangan |
![]() |
---|
Penyandang Disabilitas Diberi Kartu dan Diskon Tiket Speedboat 20 Persen, Pertama di Indonesia |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.