Berita Malinau Terkini

KPH Malinau Paparkan Hasil Groundcheck Karhutla Setahun Terakhir, Kebakaran Lahan Sering Terjadi

Peristiwa Kebakaran Hutan di Malinau nihil sepanjang 3 tahun terakhir. Sebaliknya, kebakaran lahan lebih banyak diakibatkan aktivitas pembukaan lahan.

Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
Kebakaran lahan di Malinau Kota, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, beberapa waktu lalu. 

TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Peristiwa kebakaran hutan di Malinau nihil sepanjang 3 tahun terakhir.

Sebaliknya, kebakaran lahan lebih banyak diakibatkan aktivitas pembukaan lahan di Malinau, Kalimantan Utara.

Plt Kepala UPTD Kesatuan Pengelola Hutan atau KPH Malinau, Antonius Mangiwa menerangkan indeks kerawanan Kebakaran Hutan terbilang cukup rendah di Malinau.

Berdasarkan hasil groundcheck atau pemantauan titik panas setahun terakhir, yang paling rawan terjadi adalah kebakaran lahan.

Baca juga: Kaderisasi jadi Isu Prioritas, Nahkoda Baru HMI Malinau Target Mahasiswa Asal Dua Kampus Lokal

"Untuk kebakaran hutan, kita sangat jarang terjadi di Malinau. Rata-rata kebakaran lahan, karena aktivitas perladangan masyarakat," ungkapnya, Minggu (19/3/2023).

Antonius menjelaskan, titik panas atau hotspot terpantau real time melalui citra satelit.

Setahun terakhir, frekuensi titik panas terdeteksi kerap terjadi mulai dari wilayah kota, Malinau Utara, Malinau Barat hingga ke daerah Malinau Selatan.

"Titik panas itu real time. Kalau di atas rata-rata, kita langsung dapat notice untuk groundcheck. Rata-rata memang kebakaran lahan, karena kebiasaan bertani warga kita," katanya.

Menurutnya, karena kebiasaan warga berladang, pembakaran lahan merupakan alternatif yang biasa digunakan untuk membersihkan lahan.

Siklus masyarakat bertani di Malinau umumnya mengadopsi model rotasi lahan. Dalam setahun biasanya masyarakat berladang di 3 lokasi berbeda.

Baca juga: 2023 Tak Ada Dana Desa Afirmasi di Malinau, 16 Desa Berkinerja Terbaik Dapat Tambahan Rp 261 Juta

"Karena model bertani warga kita dengan rotasi ladang. Dan warga pun sudah paham. Biasanya jika membersihkan lahan dengan dibakar, kelilingnya sudah ditebas, supaya tidak melebar," ungkapnya.

(*)

Penulis : Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved