Gerhana Matahari Hibrida

Masyarakat Tarakan Mengamati Gerhana Matahari Hibrida, BMKG Kaltara: Tidak Bisa Lihat Langsung 

Meskipun di Kaltara dapat menyaksikan fenomena Gerhana Matahari Hibrida, namun ternyataini penjelasan Kepaka BMKG Kaltara Sulam Khilmi.

|
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Aktivitas warga Tarakan saat melihat fenomena gerhana yang terjadi pada siang tadi, Kamis (20/4/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Masyarakat di Kalimantan Utara bisa menyaksikan Gerhana Matahari Hibrida sekitar pukul 12.25 WITA. Diperkirkan Gerhana Matahari Sebagian akan selesai pada pukul 13.50 WITA.

Ini disampaikan Kepala BMKG Provinsi Kaltara M.Sulam Khilmi kepada TribunKaltara.com, Kamis (20/4/2023) siang.

Dijelaskan Sulam Khilmi, masyarakat Kaltara tidak bisa melihat langsung Gerhana Total dan Gerhana Cincin.

Baca juga: Gerhana Matahari Hibrida Dapat Diamati dari Kaltara, Puncaknya Kamis 20 April 2023 Pukul 12.25 Wita

"Jadi awal Gerhana 11.01 WITA, puncak 12.25 WITA, akhir Gerhana 13.50 WITA siang," ujar Sulam Khilmi.

Lebih detail, Forecaster BMKG Tarakan, Ida Bagus Yamuna turut menjelaskan, ada perbedaan Gerhana Matahari Hybrid dan biasa.

Adapun Gerhana Matahari Hybrid terjadi lebih dari satu, hal ini yang menyebabkan perbedaan dengan antara gerhana matahari biasa.

Ia menjelaskan, Gerhana Matahari Hibrida ialah proses gerhana matahari yang tidak hanya terjadi dalam satu proses saja, melainkan dua fase.

Baca juga: Daftar Daerah dan Waktu Terjadi Gerhana Matahari di Indonesia Hari Ini, Cek Tata Cara Shalat Gerhana

Dalam penjelasan BMKG Pusat, Bagus memaparkan, bahwa Gerhana Matahari Hybrid ini menyerupai Gerhana Matahari Cincin dan Total. Sehingga dalam satu waktu, terjadi dua fase gerhana.

"Kedua fase ini tidak terjadi secara serentak di setiap wilayah, misalnya dalam satu wilayah dapat melihat dua proses gerhana sekaligus namun di wilayah lain hanya dapat menyaksikan salah satu proses gerhana.

Hal ini dikarenakan di setiap wilayah Indonesia memiliki wilayah magnitudo yang berbeda sehingga jika magnitudo mendekati angka nol, maka fenomena gerhana tidak dapat diamati," urai Sulam Khilm.

Namun lanjutnya, jika magnitudo mendekati angka 1, maka fenomena gerhana dapat jelas dinikmati di langit.

Aktivitas warga Tarakan saat melihat fenomena gerhana yang terjadi pada siang tadi, Kamis (20/4/2023).
Aktivitas warga Tarakan saat melihat fenomena gerhana yang terjadi pada siang tadi, Kamis (20/4/2023). (TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH)

Adapun untuk Kaltara, Khusus Kaltara, masuk dalam wilayah magnitudo 0,5 hingga 0,6. Inilah yang menyebabkan Kaltara berkesempatan melihat fenomena Gerhana Matahari Hibrida.

"Fenomena Gerhana Matahari Hibrida ini merupakan fenomena lurusnya posisi matahari, bulan dan bumi dalam satu garis lurus. Maka berdampak pada kenaikan tinggi pasang air laut. Namun khusus wilayah Kaltara bersyukur tidak terkena dampak maksimum pasang air laut akibat fenomena gerhana matahari hybrid ini," tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Join Grup Telegram Tribun Kaltara untuk mendapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari. Caranya klik link https://t.me/tribunkaltaracomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter TribunKaltara.com

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

Follow Helo TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved