Berita Tana Tidung Terkini

Sepi Penumpang Speedboat Pengaruhi Pendapatan Ojek di Tana Tidung, Rata-rata Rp 100 Ribu Per Hari

Sepinya penumpang speedboat di Tana Tidung sangat mempengaruhi pendapatan ojek di Tana Tidung. Pendapatan terbesar ojek di KTT didapat dari penumpang.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / RISNA
Aktivitas ojek dan buruh speedboat saat mengangkut barang penumpang di Pelabuhan Keramat Tideng Pale, Senin (1/5/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Sepinya penumpang speedboat di Tana Tidung sangat mempengaruhi pendapatan ojek di Tana Tidung.

Pasalnya, pendapatan terbesar ojek di Tana Tidung didapat dari penumpang speedboat.

Seperti diketahui, terdapat dua pelabuhan speedboat di ibu kota Tana Tidung, Tideng Pale, yang beroperasi sampai saat ini.

Yaitu, Pelabuhan Keramat khusus speedboat reguler dan Pelabuhan Tideng Pale khusus speedboat non reguler.

Baca juga: Klaim Stok dan Harga Bapok Stabil, Disperindagkop KTT Prediksi Tiada Kenaikan Harga H-1 Idul Fitri

Salah seorang ojek di Tana Tidung, Junaidi mengatakan, adanya dua pelabuhan ini cukup menambah penghasilannya.

Meski demikian, dia sampaikan tambahan penghasilan tersebut tidak signifikan.

"Ada lah bertambah sedikit penghasilan kita yang ojek-ojek ini. Karena kan ada dua pelabuhan, di sana (Pelabuhan Tideng Pale) kan untuk speed kecil. Kalau di sini (Pelabuhan Keramat) untuk speed besar," ujarnya kepada TribunKaltara.com, Senin (1/5/2023)

"Nah kalau pelabuhan di sana kan orang dari Malinau, dari Tarakan. Kalau di sini kan dari tarakan aja yang diharap," sambungnya.

Dia mengaku, tak ada perbedaan pendapatan yang didapat dari dua pelabuhan tersebut.

Dari kedua pelabuhan ini, pendapatan rata-ratanya Rp 100 ribu hingga Rp 100 ribu per harinya.

Sementara pada hari-hari libur besar, dia mengaku bisa mendapat hingga Rp 500 ribu per hari.

"Tergantung orang (ojek) yang punya pelanggan lah kan. Kalau banyak pelanggannya, banyak juga didapat," katanya

"Kalau paling tinggi bisa sampai Rp 500 ribu. Tapi lan ndak tentu, kadang-kadang aja. Paling rendah itu bisa Rp 50 ribu," ungkapnya.

Terkait tarif ojek, dia menyampaikan tergantung jarak tempunya.

Baca juga: Bersama Jurnalis di KTT, Kodim 0914 Tana Tidung Berbagi Takjil Ramadan di Ponpes Al Khairaat

Jika wilayah Tideng Pale dan sekitaranya dikenakan tarif Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu per penumpang.

"Kita kasih harga segitu aja masih ada penumpang yang ngeluh, jadi kadang-kadang kami ndak maksa juga.

Kadang orang kasihnya hanya Rp 10 ribu ya tetap kami ambil kan, ndak juga kita memaksakan orang kasih sekian," tuturnya.

Penulis: Risna

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved