Siswa SPN di Malinau Meninggal

Cerita Haru Orangtua Siswa Bintara Polri Asal Nunukan yang Meninggal Dunia: Dia Mau Umrohkan Saya

Rejo orangtua almarhm M Dwi Cahyo Saputro siswa yang meninggal saat mengikuti pendidikan dan pelatihan di SPN Polda Kaltara, sedih anaknya meninggal.

|
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Eko Humas Polres Nunukan
Almarhum M Dwi Cahyo Saputro (18) saat berpose bersama rekannya di Polda Kaltara, belum lama ini. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Cerita haru orang tua siswa Bintara Polri asal Nunukan yang meninggal dunia saat mengikuti pendidikan dan pelatihan di Sekolah Polisi Negara atau SPN Polda Kaltara di Malinau, pada Minggu (30/07/2023), dini hari.

Siswa Bintara Polri yang berasal dari Desa Liang Bunyu, Sebatik Barat, Nunukan tersebut bernama M Dwi Cahyo Saputro (18).

Ia meninggal dunia di RSUD Malinau setelah pingsan saat mengikuti latihan di SPN Malinau pada Sabtu (29/07), malam.

Saat dihubungi via telepon seluler, orangtua almarhum, Rejo mengatakan ia mengetahui anaknya pingsan saat latihan dari Danki pengasuh siswa.

Baca juga: Begini Kronologi Meninggalnya Siswa SPN Polda Kaltara di Malinau, Diduga Alami Heat Stroke

"Saya ditelepon Dankinya pukul 00.00 Wita. Beliau sampaikan kalau almarhum anak saya pingsan habis latihan. Jadi dibawa ke RSUD Malinau. Tapi Allah berkehendak lain sehingga meninggal dunia pada pukul 03.00 Wita," kata Rejo kepada TribunKaltara.com Selasa (01/08/2023),

Menurut Rejo, terakhir ia berkomunikasi dengan almarhum anaknya saat berangkat pendidikan dari Polda Kaltara menuju SPN Polda Kaltara di Malinau.

"Sabtu sebelumnya. Dia (almarhum) telepon saya pamitan. Katanya 'pak saya berangkat dulu'. Saya bilang 'iya nak hati-hati ya semoga sukses nak'," ucapnya.

Rejo menyampaikan almarhum anaknya sudah sejak kecil bercita-cita menjadi anggota polisi

Baca juga: BREAKING NEWS - Satu Siswa Polri Meninggal saat Mengikuti Pendidikan SPN Polda Kaltara di Malinau

Almarhum M Dwi Cahyo Saputro lolos Bintara Polri setelah mengikuti tes yang kedua kalinya.

"Dwi itu anak bungsu dari dua bersaudara. Sejak kecil mau jadi polisi. Saya suruh kuliah dia enggak mau. Jadi bilang ke dia ya mudah-mudahan lolos," ujar Rejo.

Lanjut Rejo,"Tes pertama awal 2022 gagal di kesehatan, katanya kakinya bentuk huruf O. Tes kedua Alhamdulillah lolos, tapi Allah berkehendak lain," tambahnya.

Almarhum M Dwi Cahyo Saputro sempat mengikuti pendidikan siswa Bintara Polri di SPN Malinau sekira satu minggu.

"Dia tidak ada riwayat penyakit. Sudah chek up sebelumnya di Tarakan. Malam itu saat latihan Danki pengasuh sudah sampaikan kalau ada peserta yang tidak enak badan, bisa istirahat. Tapi almarhum tidak mau. Dia semangat sekali ikut latihan," tutur Rejo.

Suasana di SPN Polda Kaltara saat soft launching pengoperasian di Desa Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, beberapa hari lalu.
Suasana di SPN Polda Kaltara saat soft launching pengoperasian di Desa Tanjung Lapang, Kecamatan Malinau Barat, Kabupaten Malinau, Kalimantan Utara, beberapa hari lalu. (TRIBUNKALTARA.COM/ MOHAMMAD SUPRI)

Ingin Umrohkan Ortu

Satu hal yang tak pernah Rejo lupakan yakni keinginan almarhum M Dwi Cahyo Saputro untuk memberangkatkan orangtua ibadah Umroh.

"Dia mau umrohkan saya. Tapi sudah dipanggil Yang Maha Kuasa. Dia pernah bilang kalau sudah sukses, dia tidak mau lihat orangtuanya capek-capek lagi. Dulu kalau pulang sekolah dia bantu ibunya jualan di kios," ungkap Rejo sembari menangis dengan suara terbata-bata.

(*)

Penulis: Febrianus Felis.

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved