Workshop Literasi Digital Kemenkominfo Diikuti Pelajar Melawi: Chance and Challenge buat Gen-Alpha

Kemenkominfo mengangkat tema Chanche and Challenge dalam kegiatan workshop Literasi Digital yang diikuti pelajar Kabupaten Melawi Kalimantan Barat.

HO/Kemenkominfo
Kemenkominfo mengangkat tema Chanche and Challenge sebagai tema dalam kegiatan workshop Literasi Digital yang diikuti pelajar Kabupaten Melawi Kalimantan Barat pada 20 Juli 2023. (HO/Kemenkominfo) 

TRIBUNKALTARA.COM - Kemenkominfo mengangkat tema Chanche and Challenge dalam kegiatan workshop Literasi Digital yang diikuti pelajar Kabupaten Melawi Kalimantan Barat.

Workshop Literasi Digital tersebut diikuti pelajar tingkat SD, SM, hingga SMA setempat.

Kegiatan Kemenkominfo bersama Komunitas Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi digelar pada 20 Juli 2023.

Para pembicara kami untuk sesi ini adalah para ahli di bidangnya masing-masing, yang berkomitmen untuk membimbing generasi muda menuju masa depan yang lebih cerah.

Mereka adalah Kiky Wulandari dengan materi aman Digital, Kustoro dengan materi Budaya digital, Utrich Farzah dengan materi cakap Digital, Konstantinus Borong dengan materi etika digital.

Salah satu tujuan utama Aman Digital adalah mengedukasi pengguna tentang cara melindungi perangkat digital mereka dengan efektif.

Ini termasuk menerapkan kata sandi yang kuat, melindungi diri dari virus dan malware, serta memahami perlindungan identitas digital untuk menjaga data pribadi tetap aman.

Dengan fokus khusus pada Generasi Alpha, yang lahir di era digital, Aman Digital menghadapi tantangan unik yang mereka hadapi.

Kiky Wulandari memahami perlunya orang tua, pendidik, dan masyarakat secara keseluruhan untuk bekerja sama dalam membimbing generasi ini dengan tanggung jawab melalui dunia digital.

Menurutnya tidak ada yang aman 100 persen di dunia digital.

"Kita cuma bisa mengurangi resikonya sedapat mungkin.

"Memang agak sedikit ribet kayak bikin password aja kita harus ribet gitu ya yang alay-alay gitu passwordnya karena demi keamanan kita di dunia digital ini.

"Terakhir, selalu berpikir kritis jangan mudah percaya sama yang ada
di internet kita benar-benar harus verifikasi dulu kebenaran informasinya," terang Kiky.

Dilanjut dengan pemateri kedua Kustoro mengenai Tantangan Budaya Digital.

Dia mengatakan, lemahnya budaya lokal, kurangnya minat terhadap film dan musik lokal, serta meningkatnya individualisme adalah beberapa dampak dari penetrasi budaya barat terhadap generasi milenial, generasi Z, dan generasi Alpha.

Lanjutnya, budaya digital telah membuka pintu bagi budaya asing yang seringkali mengaburkan wawasan kebangsaan dan nasionalisme khususnya di kalangan generasi muda.

"Selain itu, penggunaan media sosial dan internet juga dapat mengancam privasi dan menimbulkan pelanggaran hak cipta dan karya intelektual," terang Kustoro.

Utrich Farzah, yang membahas tentang "Cakap Digital" memaparkan perubahan serta tantangan yang dihadapi oleh generasi Alpha di era yang semakin didominasi oleh teknologi digital.

Menurutnya, sangat penting untuk mengerti dan menyikapi perkembangan teknologi dengan bijaksana agar bisa mengambil manfaat dari segala potensinya.

"Generasi Alpha adalah generasi yang paling terdidik. Mereka tumbuh di era dunia digital yang sudah matang karena uji coba telah dilakukan pada generasi sebelumnya.

Oleh karena itu, mereka dapat langsung memanfaatkan hasil-hasil teknologi dengan lebih baik. Selain itu, mereka juga merasa nyaman dalam menggunakan teknologi digital."

Di lanjut dengan materi "Etika Digital" yang disampaikan oleh Konstantinos Borong.

"Netiket harus diperhatikan, terutama dalam era digital yang penuh dengan
informasi dan konten negatif. Jenis konten negatif yang harus dihindari, berdasarkan UU ITE, meliputi pelanggaran kesusilaan, perjudian, penghinaan atau pencemaran nama baik, pemerasan atau pengancaman, penyebaran berita bohong dan menyesatkan, serta penyebaran kebencian atau permusuhan berdasarkan SARA.

Kita harus bijaksana dan berhati-hati dalam menggunakan media digital agar kita tidak terjebak dalam konten negatif yang merugikan diri sendiri dan orang lain."

Workshop Literasi Digital digelar Kemenkominfo sebagai bentuk peran aktif Kemenkominfo dalam menghentikan penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi, serta internet.

Sebab berdasarkan survey, Indonesia masih berada dalam kategori “sedang” dengan angka 3.49 dari 5,00 untuk literasi digital.

Survei tersebut dilakukan Kemenkominfo dan Kata data Insight Center pada tahun 2021.

Kegiatan Literasi Digital Sektor Pendidikan merupakan salah satu rangkaian kegiatan dalam program Indonesia Makin Cakap Digital yang diinisiasi oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika RI (Kemenkominfo) untuk memberikan literasi digital kepada 50 juta orang masyarakat Indonesia hingga tahun 2024.

Adapun Informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan info literasi digital dapat diakses melalui media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Fan Page dan Kanal Youtube Literasi Digital Kominfo serta website info.literasidigital.id.

(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved