Mahasiswa Demo Tuntut Harga Rumput Laut

Tegaskan Harga Rumput Laut Ditentukan Buyer, Ada Penurunan Permintaan, Begini Penjelasan DKP Kaltara

DKP Provinsi Kaltara turut hadir dalam kegiatan massa aksi Aliansi Bersatu Masyarakat Pesisir yang menyuarakan anjloknya harga rumput laut.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / ANDI PAUSIAH
Massa aksi membacakan mosi tidak percaya mengakhir aksi yang dilaksanakan Senin (23/10/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Pihak Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltara turut hadir dalam kegiatan massa aksi Aliansi Bersatu Masyarakat Pesisir yang menyuarakan anjloknya harga rumput laut.

Turut diwawancarai Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltara, Rukhi Syayahdin menjabarkan bahwa ia menilai itu sesuatu lumrah jika terjadi keluhan dan kondisinya sama seperti turunnya harga udang yang terjadi kemarin.

Namun kenyataanya, perlu diketahui bahwa kurang lebih sebulan di kisaran harga jual Rp 10 ribu per kg. Bahkan di bawah Rp10 ribu per kg dan harga rumput laut variatif bergantung kekeringan.

Ia menilai secara umum yang terjadi saat ini harus dibenahi melibatkan semua stakeholders terkait antara masyarakat dan pemerintah.

Baca juga: Massa Aksi Demo Paksa Masuk ke Kantor DPRD Tarakan, Terjadi Dorong Mendorong dengan Petugas Keamanan

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltara, Rukhi Syayahdin (1/8/2022).
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltara, Rukhi Syayahdin (1/8/2022). (TRIBUNKALTARA.COM/GEORGIE SENTANA HASIAN SILALAHI)

Masyrakata tidak bisa mengatur bagaimana pemerintah mengatur harga.

“Tidak bisa. Harga ini yang menentukan buyer. Untuk sampai dengan China, harga rumput laut ini saya dapat informasi PO-nya dari suplai di Makassar Rp17.700 sampai ke China,” tegasnya.

Itu angka harga jual yang ada dari level buyer ke China.

Yang menyebabkan harga jual demikian, salah satunya isu global adanya perang dunia termasuk Covid-19 sudah lewat namun ada dampak juga.

“Jadi mereka masyarakat di luar negeri, sampaikan lebih pilh makan makanan bergizi. Untuk makanan tambahan meningkatakan gizi, mereka syukur selesaikan kebutuhan pokok saja, nasi dan gandum tidak cukup dan berkurang di situ. Itu informasi kami dapatkan, jadi ada penurunan permintaan,” paparnya.

Konkretnya industri-industri yang memproduksi mengurangi permintaan atau demand.

Negara buyer saat ini paling banyak China.

Berkaitan dengan permintaan petani langsung berhubungan ke buyer lanjutnya, jika diterapkan penjualan dari Tarakan langsung ke Cina itu lebih bagus lagi.

“Kegiatan ekspor semua sekarang lewat Makassar atau Jawa Timur. Tapi kalau bisa langsung ekspor itu bagus. Tapi pergerakan kapal saya belum kuasai, alur pelayaran mungkin dari Pelindo, KSOP bisa menjadikan pelabuhan Tarakan bisa ekspor langsung ke negara buyer, setahu kami semua lewat Makassar dan Surabaya,” paparnya.

Informasi soal harga Tarakan ke Surabaya dan Surabaya ke buyer, lebih mahal biaya ongkos pengiriman container.

“Itu masuk Harga Pokok Penjualan (HPP) dan Harga Pokok Produksi. Berapa harga buyer di Cina, dan dikurangi HPP itulah harga bisa didapatkan. Termasuk biaya container, packing,” jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved