Berita Tarakan Terkini

Swasembada Beras di Tarakan Butuh 3.500 Hektare, Ini Penyebab Produksi Lokal Terbatas

Swasembada beras di Tarakan memerlukan lahan seluas 3.500 hektare lahan untuk ditanami padi, terungkap penyebab produksi lokal terbatas.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Cornel Dimas Satrio
TribunKaltara.com/Andi Pausiah
Elang Buhana, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Peternakan Kota Tarakan. (TribunKaltara.com/Andi Pausiah) 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Swasembada beras di Tarakan memerlukan lahan seluas 3.500 hektare lahan untuk ditanami padi.

Perhitungannya selama dua tahun untuk lima kali panen.

Ini disampaikan Elang Buhana, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tarakan.

Ia mengalkulasikan, hasilnya empat ton per hectare yang didapatkan.

Elang Buhana memaparkan, lahan di Tarakan masih cukup memadai, namun produksi masih sangat sedikit.

"Paling bisa bertahan stok dipenuhi hanya lima hari cukupnya di Tarakan," ujarnya.

Adapun saat ini kebutuhan sementara pangan Tarakan masih ditopang 98 persen dari Pulau Jawa termasuk dari Pulau Sulawesi. Alasannya karena keinginan atau minat petani untuk menanam padi masih kurang.

Menurutnya, Tarakan tidaklah kekurangan pasokan air, sayangnya petani lebih memilih komoditas yang cepat dan menguntungkan.

Hamparan sawah di Kota Tarakan 271023
Hamparan sawah di Kota Tarakan saat proses pasca panen dan petani hendak menggarap sebelum dilakukan penanaman kembali di Kelurahan Mamburungan Kota Tarakan. (TribunKaltara.com/Andi Pausiah)

"Petani sayur dibandingkan petani tanaman pangan pasti memilih tanam sayur. Karena masa panennya lebih cepat, perputaran rupiah lebih cepat dan penanganan panenya lebih mudah," ujarnya.

Sementara untuk padi, penanganan dan rangkaiannya cukup panjang.

Mulai dari semai bibit, menanam, kemudian merawat menggunakan pupuk, berlanjut masa panen, lalu dirontokkan, kemudian penjemuran.

"Sampai di pabrik prosesnya panjang. Termasuk pengolahan lahannya lagi pasca panennya, itu yang lebih ribet. Padahal Tarakan memungkinkan juga tanam padi," akunya.

Ia melanjutkan, ada ribuan hectare lahan di Tarakan menganggur, namun kurangnya SDM dan peminat mengakibatkan minimnya petani padi.

"Kalau dibilang layak, tanah kita layak tanam. Contoh di Mamburungan bisa dan produktivitasnya lebih dari 4 ton per hektar di Tarakan, gak ada masalah. Tapi memang 2-5 persen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, sisanya dipenuhi dari Jawa dan Sulawesi," ungkap Elang Buhana.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Jangan Lupa Like Fanpage Facebook TribunKaltara.com

Follow Twitter Tribun Kaltara Redaksi

Follow Instagram tribun_kaltara

TikTok tribunkaltara.com

YouTube Shorts TribunKaltara.com

Subscribes YouTube Tribun Kaltara Official

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved