Berita Nunukan Terkini

Peduli Terhadap Sektor Rumput Laut, Bank Dunia dan KPP RI Kunjungi Nunukan di Kaltara

Bank Dunia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan kunjungi Nunukan, karena ongin mengetahui kegiatan budidaya rumput laut.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Titus Prokopim Setkab Nunukan
Kunjungan kerja yang kembali dilakukan oleh rombongan World Bank (Bank Dunia) dan staf Menteri KKP RI ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Rabu (01/11/2023). 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Sekretaris Kabupaten (Sekkab) Nunukan, Serfianus menyebut bahwa Bank Dunia dan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI peduli terhadap sektor rumput laut di daerahnya. 

Hal itu kata Serfianus terbukti dari kunjungan kerja yang kembali dilakukan oleh rombongan World Bank (Bank Dunia) dan staf Menteri KKP RI ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Rabu (01/11/2023).

Kunjungan kerja Bank Dunia dan KKP RI kali ini dilakukan di Kampung Nelayan Budidaya Rumput Laut, Mamolo, Kecamatan Nunukan Selatan, Nunukan.

Serfianus mengatakan, tujuan dari kunjungan kerja tersebut adalah untuk mengetahui kondisi kegiatan budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan.

Baca juga: Harga Rumput Laut Anjlok Hingga Rp 9 Ribu Per Kg, DPRD Nunukan Minta Petani Bersabar, Tawarkan ini

Termasuk berkoordinasi kepada pemerintah daerah perihal permasalah-permasalah yang terjadi di sektor rumput laut.

"Kunjungan kerja ini merupakan sebuah kehormatan yang besar, sekaligus menjadi bukti bahwa Bank Dunia dan kementerian peduli terhadap sektor rumput laut di Nunukan. Inilah komitmen mereka terhadap pengembangan sektor perikanan, khususnya sektor budidaya rumput laut," kata Serfianus kepada TribunKaltara.com, Senin (06/11/2023), pukul 12.35 Wita.

Menurutnya, rumput laut adalah urat nadi yang sangat menentukan maju mundurnya perekonomian di Nunukan.

"Besarnya pengaruh rumput laut terhadap perekonomian disebabkan oleh banyaknya masyarakat yang ikut terlibat dalam sektor ini. Ada ribuan orang yang ikut berkecimpung di sektor rumput laut. Mulai dari pengikat rumput laut, pemukat, tukang cuci tali, buruh angkut, hingga pengepul rumput laut," ucapnya.

Kendati begitu, Serfianus mengaku bahwa budidaya rumput laut di Kabupaten Nunukan tidak terlepas dari masalah.

Baca juga: TGUPP Kaltara Soroti Kurang Armada Kirim Rumput Laut, Harap Kementerian Akomodir Keluhan Pengusaha

Mulai harga yang tidak stabil, kualitas rumput laut yang rendah, hingga kurangnya akses permodalan bagi para pembudidaya.

Belum lagi munculnya masalah lingkungan seperti pencemaran laut akibat dari penggunaan botol-botol plastik dan tali nilon yang tidak terkendali.

"Saya berharap kunjungan Bank Dunia dan pejabat dari Kementerian Kelautan dan Perikanan kali ini bisa membantu masyarakat untuk menyelesaikan berbagai persoalan tersebut," ujar Serfianus.

Dikutip dari sosial media Facebook Pemkab Nunukan, Contry Director World Bank Satu Kahkonen melalui juru bahasanya saat kunjungan, sempat menuturkan bahwa kunjungan mereka ke Nunukan, lantaran ingin melihat secara langsung bagaimana budidaya rumput laut.

"Rumput laut di seluruh dunia menjadi komoditas yang sangat menarik dan harganya sangat bagus sekali. Tetapi dari sisi industri tidak banyak yang tahu tentang potensi pengembangan rumput laut ini dari sisi industri dari sisi pengembangan teknologi," ungkapnya.

Bank Dunia sudah melakukan kajian di seluruh dunia tentang rumput laut dan kesimpulannya adalah semua negara masih mencari tahu potensi sepenuhnya dari rumput laut tersebut.

Bank Dunia di Nunukan 01 06112023
Kunjungan kerja yang kembali dilakukan oleh rombongan World Bank (Bank Dunia) dan staf Menteri KKP RI ke Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Rabu (01/11/2023).
Halaman
12
Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved