Jejak Islam di Kaltim

Adji Amir Hasanudin, Ulama Besar Pemugar Masjid Sultan di Kutai Kartanegara

Selain dikenal sebagai ulama penyebar Islam di Kutai, Adji Amir Hassanuddin juga dikenal tokoh yang memugar bangunan Masjid Sultan.

Editor: Sumarsono
Tribun Kaltim/Dwi Ardianto
Interior Masjid Jami Adji Amir Hassanuddin di Tenggarong Kaltim. Masjid yang terletak di kompleks Kedaton Kartanegara ini masih mempertahankan ciri khas keasliannya pasca dipugar oleh ulama besar Adji Amir Hassanuddin pada 1929. 

Makam tersebut berlokasi di Gunung Gandek Jalan Sultan Aji Muhammad Alimuddin, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.

“Sementara Adji Amir Hassanuddin, dimakamkan di kuburan muslim tepatnya di belakang Kodim Tenggarong, Kutai Kartanegara,” katanya.

Baca juga: Orang Kepercayaan Sultan Dipilih Jadi Arsitek Masjid Jami Adji Amir Hasanudin

Sebelumnya bangunan masjid yang dahulu dikenal sebagai Masjid Sultan ini hanya berupa mushala atau surau kecil.

Kemudian tahun 1923 di bawah pemerintahan Sultan Adji Muhammad Parikesit, bangunan surau tersebut dirombak ulang menjadi bangunan masjid yang cukup besar.

Kemudian karena termakan usia, bangunan masjid tersebut dilakukan pemugaran pada 1929, atas prakarsa Adji Amir Hassanuddin bersama Tuan Guru Sayid Saggaf Baraqbah.

“Jadi Pembangunan tahap pertama Masjid Jami Adji Amir Hasanuddin dilakukan pada masa pemerintahan Raja Sultan Sulaiman.

Sedangkan tahap kedua dilakukan pada masa pemerintahan cucunya yakni Sultan Adji Muhammad Parikesit,” katanya.

Masjid Jami Adji Amir Hasanudin atau yang dulu dikenal dengan Masjid Sultan dikunjungi Tribun Kaltim akhir Februari 2024 kemarin. Masjid yang sudah berusia lebih dari satu abad ini menjadi saksi perjalanan syiar islam di Kutai Kartanegara.
Masjid Jami Adji Amir Hasanudin atau yang dulu dikenal dengan Masjid Sultan dikunjungi Tribun Kaltim akhir Februari 2024 kemarin. Masjid yang sudah berusia lebih dari satu abad ini menjadi saksi perjalanan syiar islam di Kutai Kartanegara. (Tribun Kaltim/Dwi Ardianto)

Edy mengatakan Masjid Jami Adji Amir Hasanudin masih menjadi sentra kegiatan ibadah dan keagamaan warga setempat.

Terlebih, kontruksi dari bangunan masjid tersebut masih relavan dengan mempertahankan keaslian arsitektur serta bentuk bangunannya.

Bahkan, masjid tersebut sudah ditetapkan menjadi masjid bersejarah di Indonesia dari hasil keputusan seminar sejarah Islam di Kalimantan Timur pada November 1981.

Selain itu, Masjid Jami Adji Amir Hasanudin ini juga ditetapkan menjadi Cagar Budaya Nasional oleh pemerintah.

“Sekarang masjid ini sudah ditetapkan menjadi masjid bersejarah di Indonesia.

Meski berkali-kali direhab, tidak satu pun paku yang digunakan untuk membangun masjid.

Melainkan pasak kayu itu sendiri yang menjadi penguat setiap struktur bangunannya,” kata Edy. (*)

Penulis : Ary Nindita Intan R S

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved