Mudik Lebaran
Suami Istri Mudik Menggunakan Motor dari Kaltara ke Lampung, 11 Hari Perjalanan, Begini Serunya!
Pasangan suami-istri asal Tanjung Palas, Bulungan, Kalimantan Utara nekad mudik menggunakan sepada motor tujuan Lampung dengan waktu tempuh 11 hari.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Pasangan suami-istri asal Tanjung Palas, Bulungan, Kalimantan Utara nekad mudik menggunakan sepada motor tujuan Lampung.
Perjalanan ditempuh dalam waktu 11 hari mereka jalani untuk bisa berkumpul bersama keluarga, kerabat dan teman lama di Hari Raya Idul Fitri 1445 H.
Seperti diketahui, tradisi mudik akan dilakukan oleh orang yang sedang merantau dan jauh dari kampung halaman, baik karena menikah atau mencari pekerjaan.
Untuk menuju kampung halaman, biasanya setiap orang memiliki pilihannya menggunakan moda transportasi.
Ada yang memilih menggunakan moda transportasi umum seperti pesawat, kapal pelni, bus dan travel.
Namun, tidak sedikit yang memilih menggunakan moda transportasi pribadi, seperti mobil sepeda motor.
Baca juga: Mudik Asyik Bareng BUMN, PLN Lepas 975 Pemudik Balikpapan
Seperti yang dilakukan Vicky Romana Putra (30), warga Tanjung Palas, Bulungan, Kalimantan Utara ini.
Ia bersama istrinya lebih memilih melakukan perjalanan menuju kampung halaman di Lampung menggunakan transportasi sepeda motor.
Kepada wartawan TribunKaltara.com, Jumat (12/4/2024), ia menceritakan pengalaman menariknya mudik mengendarai sepeda motor bersama istrinya menuju Lampung.

Total waktu yang ditempuh kurang lebih 11 hari. Keinginan melakukan tour sekaligus mudik tersebut sengaja ia pilih karena untuk menghemat biaya transportasi.
“Yang pertama karena tiketnya mahal kalau kita naik pesawat, kurang lebih Rp Rp 16 jutaan untuk tiket pulang pergi bersama istri,” ucapnya kepada TribunKaltara.com.
Pria yang juga menjabat Ketua Komunitas Motor Yamaha YNCI Bulungan ini menuturkan, bahwa ini merupakan tahun pertama setelah empat tahun tidak mudik ke kampung halaman.
“Kebetulan saya sudah empat tahun belum pernah pulang kampung, dan ini saya juga nggak kabar-kabar dulu dengan keluarga kalau mau mudik,” jelasnya.
Untuk rute awal, dari Tanjung Palas Tengah, Bulungan ia melaju menuju Banjarmasin, Kalimantan Selatan yang ditempuh kurang lebih dalam waktu tiga hari.
Setelah itu dilanjutkan menuju Surabaya, Jawa Timur menggunakan kapal dengan waktu tempuh satu hari satu malam.
Baca juga: Kisah Pemudik Pilih Naik Kapal Dibandingkan Pesawat, Harga Tiket Murah Meskipun Perjalanan Lama
Lanjut perjalanan darat melewati pulau Jawa seperti Yogyakarta, Bandung, Banten, Jakarta dan terakhir menyeberang melalui penyeberangan Merak menuju Bakahuni, Lampung.
“Saya berangkat dari tanggal 15 Maret dan sampai Lampung tanggal 28 Maret 2024,” sebutnya.
Vicky mengaku, banyak hal yang harus dipersiapkan, baik secara mental maupun fisik, sehingga untuk persiapannya ia memerlukan waktu kurang lebih satu tahun.
“Untuk fisik, kita mulai rutinitas olahraga kecil-kecilan, seperti jalan kaki pagi hari agar nanti tidak kaget saat perjalanan,” ungkapnya.
Waktu tempuh 11 hari adalah waktu maksimal yang ia estimasikan untuk perjalanan menuju Tulang Bawang, Lampung.
Hal tersebut dikarenakan waktu perjalanan yang ia lakukan bertepatan dengan puasa Ramadhan.
Banyak waktu yang digunakan untuk istirahat. Dan untuk waktu balik menuju Tanjung Palas, Kabupaten Bulungan ia estimasikan kurang lebih sekitar satu minggu perjalanan.
“Kami tidak pernah memaksakan untuk melakukan perjalanan di malam hari agar menjaga kondisi badan tetap fit.
Untuk tempat menginap kami hingga di tempat kerabat atau kenalan yang berada di kota yang kita lewati, jika tidak ada ya kami mencari tempat penginapan yang harganya murah,” jelasnya.
Baca juga: Kisah Pemudik Balikpapan, Penumpang Kapal Kebagian Tiket Non Seat, Rela Tidur Beralas Bekas Karung
Biaya pulang kampung atau mudik dengan metode touring, menurut Vicky kurang lebih menghabiskan Rp 5 juta sampai Rp 6 jutaan.
“Untuk bekal yang perlu dipersiapkan, pastinya alat-alat service motor, pakaian dan P3K, itu tidak bisa ditawar ya. Kalau untuk makanan, kami lebih memilih untuk beli di luar,” ucapnya.
Memilih pulang kampung denga metode riding ini juga telah memberikan banyak sekali pengalaman berharga bagi Vicky dan sang istri, terlebih untuk jarak tempuh yang cukup panjang.
Ia mengandalkan bantuan melalui aplikasi google maps dalam setiap perjalanan, sehingga tidak jarang ia justru disasarkan oleh aplikasi tersebut.
“Sebenarnya sangat seru, ada kalanya kami dituntun menuju jalan kebenaran Kadang kami justru disasarkan ke sawah-sawah, bahka ke hutan.
Apalagi saat di daerah Jawa, karena disana banyak jalur tembusan kan,” paparnya.
Selain, sering mengalami kendala dengan google maps, cuaca yang sedang tidak menentu hingga keberadaan penjual BBM juga menjadi salah satu hal yang terkadang menguras emosi.
“Kalau di daerah yang masuk-masuk hutan, kadang tidak ada penjual bensin. Sempat motornya rewel jadi harus di-service juga,” imbuhnya.
Dalam hal ini, ia juga berpesan kepada para pemuda-pemudi yang juga memiliki hobby riding sepertinya, ketika memutuskan untuk melakukan perjalanan jauh agar mempersiapkan mental, fisik baik kendaraan dan pengendaraanya.
“Save riding paling utama, kenakan jaket, Sepatu, helm dan surat-surat wajibnya jangan lupa. Kendaraannya dipastikan harus aman juga,” pungkasnya.
(*)
Penulis: Desi Kartika Ayu Nuryana
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.