Berita Daerah Terkini
Petugas Gabungan Sita Puluhan Dispenser Pom Mini di Balikpapan, Warga: Melawan pun Tak Ada Artinya!
Tim petugas gabungan dari Satpol PP dan TNI-Polri sita puluhan dispenser POM Mini di Balikpapan, Kalimantan Timur, warga: melawan pun tak ada artinya.
TRIBUNKALTARA.COM, BALIKPAPAN - Tim petugas gabungan dari Satpol PP dan TNI-Polri sita puluhan dispenser POM Mini di Balikpapan, Kalimantan Timur, warga: melawan pun tak ada artinya.
Setelah berulangkali sosialisasi Surat Edaran Wali Kota Balikpapan tentang larangan penjualan bahan bakar minyak ( BBM ) menggunakan dispenser POM Mini, Kamis pagi (25/4), petugas gabungan melakukan penertiban.
Mereka menyusuri kios-kios penjualan BBM menggunakan POM Mini di jalan protokol Kota Balikpapan.
Dispenser BBM milik pelaku usaha langsung disita petugas lalu diangkut menggunakan truk dan dibawa ke kantor Satpol PP Balikpapan.
Sebelum diangkut, petugas lebih dulu meminta pemiliknya untuk mengeluarkan semua BBM yang masih tersisa di dalam dispenser. BBM dipindahkan ke jeriken.
Dalam proses penertiban dan penyitaan, warga pemilik POM Mini mengaku pasrah saat dispenser BBM yang dibeli seharga puluhan juta disita petugas.
Baca juga: Inspeksi Bahan Pokok, Pemkab Tana Tidung tak Legalkan POM Mini, Hardani Yusri: Tapi Tetap Kami Tera
"Tidak ikhlas, kita tidak bisa apa-apa juga. Apalagi mereka (petugas) datang rombongan. Melawan pun tidak ada artinya.
Hanya saja kami minta keadilan, jangan sampai menumpahkan piring nasi kami," ungkap Andi, pemilik POM Mini di Jl MT Haryono Balikpapan.
Andi berharap, penertiban POM Mini dilakukan merata di Kota Balikpapan agar tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
"Mudah-mudahan penertiban POM Mini serentak supaya adil, jangan justru pilih kasih dan masih ada penjual BBM eceran pakai alat yang begitu," harapnya.

Dia bercerita, pengadaan dispenser POM Mini menghabiskan dana yang berkisar antara Rp20 juta sampai Rp25 juta per unit, tergantung besar kecil ukurannya.
"Sebenarnya tidak begitu banyak untungnya karena modalnya kepotong harga mesin. Karena satu unitnya itu Rp20 juta - Rp25 juta," bebernua.
Mengenai kelebihan dan kekurangan, menurut Andi, kurang lebih dengan penjual BBM botolan.
Hanya saja menggunakan dispenser lebih simpel dan tidak menguras tenaga banyak.
Dispenser dia dipesan dari Pulau Jawa dan dikirim secara terpisah lalu kemudian dirakit di rumah.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.