Berita Tarakan Terkini
Dinkes Temukan 30 Kasus DBD di Tarakan Kaltara Selama Dua Minggu, Masyarakat Dimbau Laksanakan 3M
Data Dinkes Tarakan mulai 1 hingga 15 Apriul 2024 ditemukan 30 kasus DBD di Tarakan, Kalimantan Utara. Masyarakat diimbau lakukan 3M.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Selama April 2024, kasus demam berdarah atau DBD dar1 sampai 15 April 2024, tercatat 30 kasus temuan di Tarakan, Kamantan Utara.
Dinkes Tarakan temukan 30 kasus DBD selama dua minggu di Tarakan. Berarti dalam sehari, ada dua kasus yang ditemukan jika dirata-ratakan.
Kepala Dinkes arakan dr Devi Ika Indriarti mengatakan, data temuan 30 kasus DBD ini masih baru pertengahan April. Belum sampai akhir April 2024. Kemudian data Februari dan Maret tercatat masing-masing 40 kasus DBD.
Adanya temuan 30 kasus DBD dari awal dan pertengahan April 2024, masyarakat diminta waspada. Oleh karena itu masyarakat harus melakukan 3M. Apalagi saat ini kerap terjadi hujan di Tarakan.
Baca juga: Dinkes Nunukan Catat Peningkatan Kasus DBD di Kabudaya selama Maret 2024: 2 Pasien Meninggal Dunia
“Karena kita tidak punya musim kan. Maka kesadaran masyarakat melakukan 3M yang penting. Dibantu. Jangan berharap fogging karena fogging membunuh nyamuk dewasa,” terangnya.
Diimbau bagi masyarakat baik anak-anak dan orang tua yang memiliki gejala demam, batuk, pilek dan sudah minunm obat tapi belum sembuh untuk segera memeriksakan diri ke pelayanan kesehatan.
“Kembali ke perilaku. Saya berharap bahwa 3 M-nya itu dilaksanakan, dibantulah 3 M dilaksanakan. Kalau ada demam batuk pilek kalau tidak turun panasnya segeralah berobat, terutama orangtua jangan sampai fase kritis,” ucapnya.
Sementara itu yang berbahaya jentik nyamuk karena terus bertambah. Ia melanjutkan tak menampik di daerah lain juga demikian. Memang sudah masuk endemi, dan menurunkan kasusnya tentu harus kembali ke masyarakat.
“Pola hidupnya. Sebenarnya angka kasus DBD itu berbanding lurus dengan angka bebas jentik. Angka bebas jentiknya masih rendah di Tarakan. Karena sayang orang membuang air, tapi tidak mau juga kasih abate ke airnya,” ujarnya.

Ia melanjutkan, bisa saja memelihara ikan untuk membunuh jentik namun amis keluhannya. Ia menambahkan, untuk penampungan yang dimiliki warga disarankan ditutup. “Jangan tampung lama-lama karena pasti ada jentiknya nanti kalau gak dikasih abate. Harus rutin dicek. Jangan terlalu besar wadahnya karena sayang buang airnya,” bebernya.
Penampungan bisa ditutup rapat menggunakan jarring. Dulu ada program topi DBD. Saat ini animo masyarakat untuk topi DBD masih kurang.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
BPJS Ketenagakerjaan Tarakan Gencar Sosialisasi Peran Stakeholder Terapkan Inclusive Job Center |
![]() |
---|
Wali Kota Tarakan Sebut Hanya 14 Tenaga Honorer R4 Dapat Diangkat Jadi PPPK, Begini Penjelasannya |
![]() |
---|
Lapas Tarakan Kini Intensifkan Pengawasan Terhadap Warga Binaan, Usai Terjadi Perkelahian |
![]() |
---|
Pemasangan Pipa PDAM Tarakan di Jalan Kesuma Bangsa Capai 1,2 Kilometer, Ditarget Oktober Selesai |
![]() |
---|
Cerita Ketua RT 14 Gunung Amal Nikmati Air PDAM Tarakan, Warga Selama Ini Pakai Air Sumur dan Hujan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.