Breaking News

Berita Islami

Bacaan Surah Alkahfi Ayat 1 Sampai 10 sebagai Amalan di Hari Jumat

Bacaan Surah Alkahfi ayat 1 sampai 10 sebagai amalan dengan pahala melimpah di hari Jumat.

Freepik
Ilustrasi Alquran. Bacaan Surah Alkahfi ayat 1 sampai 10 sebagai amalan dengan pahala melimpah di hari Jumat. 

TRIBUNKALTARA.COM - Bacaan Surah Alkahfi ayat 1 sampai 10 sebagai amalan di hari Jumat.

Selengkapnya Surah Alkahfi ayat 1 sampai 10 tersaji di dalam artikel.

Menurut Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Nasaruddin Umar, salah satu keutamaan membaca Surah Alkahfi adalah dibebaskan dari fitnah dajjal berdasarkan hadits Nabi Muhammad SAW.

Ia menjelaskan bahwa Surah Alkahfi ini merupakan surat kecerdasan spiritual.

Dikatakan sebagai surat spiritual, karena di dalam Surah Alkahfi terdapat banyak kisah yang dapat dijadikan pelajaran.

Kisah paling monumental dalam Surah Alkahfi adalah pengalaman Nabi Musa berguru kepada Nabi Khidir dan tujuh pemuda Ashabul Kahfi yang tertidur di gua selama 309 tahun.

Kisah-kisah ini tidak mungkin bisa dicerna hanya menggunakan akal.

Berikut Surah Alkahfi ayat 1 sampai 10

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا ۜ (1)

al-ḥamdu lillāhillażī anzala ‘alā ‘abdihil-kitāba walam yaj’al lahụ ‘iwajā

Artinya: “Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok;”

قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيْدًا مِّنْ لَّدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ الَّذِيْنَ يَعْمَلُوْنَ الصّٰلِحٰتِ اَنَّ لَهُمْ اَجْرًا حَسَنًاۙ (2)

qayyim al liyunżira ba`san syadīdam mil ladun-hu wa basysyiril-mu`minīnallażīna ya’malụnaṣ-ṣāliḥāti anna lahum ajran ḥasanā

Artinya: “Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi-Nya dan memberikan kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan kebajikan bahwa mereka akan mendapat balasan yang baik,”

مَّاكِثِيْنَ فِيْهِ اَبَدًاۙ (3)

mākiṡīna fīhi abadā

Artinya: “Mereka kekal di dalamnya untuk selama-lamanya.”

(4) وَّيُنْذِرَ الَّذِيْنَ قَالُوا اتَّخَذَ اللّٰهُ وَلَدًاۖ

wa yunżirallażīna qāluttakhażallāhu waladā

Artinya: “Dan untuk memperingatkan kepada orang yang berkata, “Allah mengambil seorang anak.”

مَّا لَهُمْ بِهٖ مِنْ عِلْمٍ وَّلَا لِاٰبَاۤىِٕهِمْۗ كَبُرَتْ كَلِمَةً تَخْرُجُ مِنْ اَفْوَاهِهِمْۗ اِنْ يَّقُوْلُوْنَ اِلَّا كَذِبًا (5)

mā lahum bihī min ‘ilmiw wa lā li`ābā`ihim, kaburat kalimatan takhruju min afwāhihim, iy yaqụlụna illā każibā

Artinya: “Mereka sama sekali tidak mempunyai pengetahuan tentang hal itu, begitu pula nenek moyang mereka. Alangkah jeleknya kata-kata yang keluar dari mulut mereka; mereka hanya mengatakan (sesuatu) kebohongan belaka.”

فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا (6)

fa la’allaka bākhi’un nafsaka ‘alā āṡārihim il lam yu`minụ bihāżal-ḥadīṡi asafā

Artinya: “Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur’an).”

اِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْاَرْضِ زِيْنَةً لَّهَا لِنَبْلُوَهُمْ اَيُّهُمْ اَحْسَنُ عَمَلًا(7)

innā ja’alnā mā ‘alal-arḍi zīnatal lahā ayyuhum aḥsanu ‘amalā

Artinya: “Sesungguhnya Kami telah menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya, untuk Kami menguji mereka, siapakah di antaranya yang terbaik perbuatannya.”

وَاِنَّا لَجَاعِلُوْنَ مَا عَلَيْهَا صَعِيْدًا جُرُزًاۗ (8)

wa innā lajā’ilụna mā ‘alaihā ṣa’īdan juruzā

Artinya: “Dan Kami benar-benar akan menjadikan (pula) apa yang di atasnya menjadi tanah yang tandus lagi kering.”

اَمْ حَسِبْتَ اَنَّ اَصْحٰبَ الْكَهْفِ وَالرَّقِيْمِ كَانُوْا مِنْ اٰيٰتِنَا عَجَبًا (9)

am ḥasibta anna aṣ-ḥābal-kahfi war-raqīmi kānụ min āyātinā ‘ajabā

Artinya: “Apakah engkau mengira bahwa orang yang mendiami gua, dan (yang mempunyai) raqim itu, termasuk tanda-tanda (kebesaran) Kami yang menakjubkan?”

اِذْ اَوَى الْفِتْيَةُ اِلَى الْكَهْفِ فَقَالُوْا رَبَّنَآ اٰتِنَا مِنْ لَّدُنْكَ رَحْمَةً وَّهَيِّئْ لَنَا مِنْ اَمْرِنَا رَشَدًا (10)

iż awal-fityatu ilal-kahfi fa qālụ rabbanā ātinā mil ladunka raḥmataw wa hayyi` lanā min amrinā rasyadā

Artinya: “(Ingatlah) ketika pemuda-pemuda itu berlindung ke dalam gua lalu mereka berdoa, “Ya Tuhan kami. Berikanlah rahmat kepada kami dari sisiMu dan sempurnakanlah petunjuk yang lurus bagi kami dalam urusan kami.”

(*)

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved