Berita Tarakan Terkini
Hari Ini Kabut Asap Terjadi di Tarakan Kalimantan Utara, Begini Penjelasan BMKG
BMKG Tarakan memberikan penjelasan terkait munculnya kabut asap di Tarakan, Kalimantan Utara yang terjadi hari ini, Rabu 18 September 2024.
Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN- Sejak Rabu (18/9/2024) pagi tadi, tampak terlihat kabut asap di Tarakan, Kalimantan Utara.
Kepala BMKG Tarakan, M Sulam Khilmi mengungkapkan terjadinya kabut asap dari hasil pantauan citra satelit, angin berembus dari arah equatr ke utara. Jadi dalam beberapa hari terakhir ada titik panas atau hotspot. Namun titik panas tidak hanya terjadi di Kalimantan Utara (Kaltara), namun juga muncul di Kalteng, Kaltim dan Kalsel.
“Sehingga ini gabungan dari dampaknya hotspot di Kalimantan Utara, ada sedikit dampak dari hotspot yang muncul di Kaltim atau Kalteng. Karena anginnya mengarah ke kita. Tapi di Tarakan selama ini karena menghadap ke laut jadi relative lebih aman,” ungkap M Sulam Khilmi.
Dampak hotspot di Tarakan masih masuk dalam kategori relatif aman. Ia melanjutkan karena dipengaruhi siklon, massa hidupnya tidak lama bisa sampai 4 hari dan tujuh hari. Ketika siklon sudah reda, maka cuaca kembali berangsur normal.
Baca juga: Kabut Asap Mulai Selimuti Tanjung Selor di Bulungan, Kualitas Udara Menuju Kategori Tidak Sehat
Ia melanjutkan lagi kabut asap di Tarakan jarak pandang masih dalam batas normal di atas ambang standard an masih bisa melakukan aktivitas penerbangan.
“Untuk jarak pandang dicek di bandara masih bagus 4 kilometer. Gambaran kualitas udara di Kaltara bisa dilihat," katanya.
Sementara itu, berdasarkan di grafik Tanjung Selor ada penempatan alat PM2,5 memonitor kualitas udara, dalam beberapa jam ada peningkatan level.
Di grafik alat PM2,5 terlihat jika berwarna kuning masuk kategori waspada namun masih di ambang batas berdasarkan pantauan PM 2,5 di Bulungan Tanjung Harapan.
“Jadi bisa dicek realtime aplikasi BMKG. Untuk ketebalan kabut asap ini, mudahan kawan-kawan di Tanjung Selor bergerak memadamkan potensi hotspot. Tarakan tidak terpantau hotspot. Di Bulungan ada, Malinau masih dicek, Tana Tidung ada, paling banyak Tanjung Palas Timur,” ujarnya.

M Sulam Khilmi menjelaskan cuaca di Kaltara sebagaimana sering disampaikan terjadi hujan sepanjang tahun. Namun ada momen khusus yang terjadi pada saat ini, bisa mengalami anomali.
“Saat ini di belahan bumi utara khususnya Filipina dan Vietnam itu ada pusat tekanan rendah. Tekanan rendah itu akan menarik angin jadi uap air yang ada di Indonesia termasuk Kaltara ini tertarik secara deras kencang ke sana. Angin adalah udara bergerak dari tempat bertekanan tinggi ke tempat bertekanan rendah,” jelasnya.
Semakin rendah tekanannya akan semakin kuat menarik angina di sekitarnya. Ketika di Vietnam yang jaraknya jauh dari Indonesia dan membentuk siklon, akhirnya massa uap air di Kalimantan tertarik sehingga dalam beberapa hari ini terjadi kekurangan pertumbuhan awan hujan.
“Kecil sekali pertumbuhan awan hujannya sehingga mengakibatkan kurangnya intensitas hujan. Nah ini yang memicu munculnya hotspot di Kaltara. Dalam tiga hari terakhir sudah bermunculan di Kaltara, terbanyak di Tanjung Palas Timur Bulungan dan beberapa titik level konfidensi mencapai 100 persen,” papar M.Sulam Khilmi.
Ia menjelaskan seperti diketahui, level konfidensi hotspot ada tiga jenis. Pertama low atau rendah atau di bawah 20 persen, kemudian kedua, level di atas 20 persen sampai 80 persen itu level kategori medium. Biasanya digambarkan berwarna kuning. Dan kategori ketiga, masuk kategori high atau merah, level knfidensi tinggi sampai 100 persen.
“Jika sudah 100 persen dipastikan di sana ada kebakaran. Yang ingin saya sampaikan hotspot bukan kejadian kebakaran. Tapi potensi terjadinya kebakaran apalagi kalau di level medium. Ketika level high berwarna merah baru dipastikan ada kebakaran,” ujarnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah
kabut asap
Tarakan
Kalimantan Utara
M Sulam Khilmi
Kaltara
Kalteng
Kaltim
Kalsel
hotspot
Tanjung Selor
TribunKaltara.com
Polres Tarakan Renovasi Bangunan Eks Satpol PP Jadi Dapur Makan Bergizi Gratis, Sasar 3.000 Siswa |
![]() |
---|
Mahasiswa Fakultas Teknik UBT Pamerkan Beatrix Motor Listrik Konvensi, Biaya Perakitan Rp 25 Juta |
![]() |
---|
Pencarian Nelayan Hiang di Laut Tarakan Dilanjutkan Hari Kedua, Tim Gabungan SAR Bentuk Posko |
![]() |
---|
Tekan Peredaran Narkotika di Tarakan, BNNK Usulkan Tes Urine terhadap Pejabat, DPRD Dukung |
![]() |
---|
Satu Orang Nelayan di Tarakan Dilaporkan Terbawa Arus, Tim Gabungan SAR Lakukan Pencarian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.