Berita Tana Tidung Terkini

Mulai Sejak 2020, Asbullah Bisa Untung Rp 6 Juta Perbulan dari Hasil Membuat Sesingal Khas Tidung

Cendramata yang kerap diberikan bagi tamu-tamu yang berkunjung ke Kabupaten Tana Tidung Kaltara, yaitu sesingal berupa pengikut kepala Suku Tidung.

Penulis: Rismayanti | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / RISMAYANTI
Asbullah saat membuat sesingal di kediamannya, Desa Sepala Dalung Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, Senin (20/1/2025). (TribunKaltara.com/Rismayanti) 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Cendramata yang kerap diberikan bagi tamu-tamu yang berkunjung ke Kabupaten Tana Tidung Kalimantan Utara, yaitu sesingal berupa pengikut kepala dari suku Tidung yang terbuat dari kain.

Di Kabupaten Tana Tidung sendiri juga sudah cukup pengrajin-pengrajin sesingal salah satunya Asbullah yang sudah menggeluti seni menjahit ini sejak Ibrahim Ali menjabat sebagai Bupati Tana Tidung di Tahun 2020.

Ini disampaikan Asbullah kepada TribunKaltara.com saat ditemui di kediamannya di Desa Sepala Dalung, Kecamatan Sesayap Hilir, Kabupaten Tana Tidung, Provinsi Kalimantan Utara ( Kaltara ), Senin (20/1/2025).

"Saya mulainya itu sekitar tahun 2020 setelah Pak Ibrahim Ali naik jadi Bupati Tana Tidung, sebenarnya sebelum itu memang sudah saya coba-coba buat tapi waktu itu belum terlalu dikenal dan mulai naik itu setelah beliau menjabat," ujar Asbullah.

Baca juga: Debat Pertama Pilkada Tana Tidung Paslon hingga KPU Pakai Sesingal. Jadi Pertimbangan Pemilih 

Ia mengatakan Ibrahim Ali menjabat sebagai Bupati, pelaku UMKM di Kabupaten Tana Tidung mulai mendapat banyak perhatian serta diberi fasilitas yang baik.

"Karena kan Pak Ibrahim lumayan memperhatikan UMKM-UMKM lokal kan jadi sering difasilitasi kita kayak ikut pelatihan sama biasa dikasih juga kita alatnya begitu," katanya.

Ia mengaku sebagai salah satu pengrajin pertama di Kabupaten Tana Tidung yang memulai usaha membuat sesingal.

"Bisa dibilang saya dulu tu yang paling pertama jadi pengrajin sesingal di KTT sini kalau sekarang lumayan banyak sudah yang buat, tapi pasti beda-beda model-model detailnya," akunya.

Ia membeberkan pertama kali membuat sesingal hanya untuk coba-coba namun justru menarik minat saudaranya hingga akhirnya membeli karya pertamanya dengan harga Rp 200 ribu.

"Sebetulnya pas awal itu saya buat cuma untuk coba-coba saja bukan untuk dijual dan tidak juga saya pakai cuma untuk pajangan saja terus ada saudara saya lihat langsung dia mau beli Rp 200 ribu dia bayar ke saya," bebernya.

Lebih lanjut ia mengatakan setelah sesingal pertama ia buat terjual dengan harga yang lumayan tinggi, dari situ lah terpikirkan olehnya untuk menjadikan kemampuan jahitnya sebagai sumber pemasukan.

"Dari situ terpikir lah ternyata ini bisa jadi peluang usaha juga untuk cari-cari uang makan lah istilahnya nah dari situ saya mulai betul-betul jadikan ini sumber penghasilan," lanjutnya.

Tak hanya masyarakat Kabupaten Tana Tidung, peminat sesingal yang ia buat juga dari berbagai daerah di Kalimantan Utara ( Kaltara ) bahkan hingga lintas Provinsi.

"Kadang-kadang bukan orang KTT aja yang pesan tapi dari provinsi juga mesan sama saya tu, jadi saya simpan beberapa di tempat UMKM Provinsi bahkan dari Berau tu juga biasa beli sama saya," sambungnya.

Ia menyebutkan setiap harinya selalu ada pembeli yang memesan sesingal kepadanya meski hanya 2 atau 3 buah dalam sehari.

"Alhamdulillah setiap hari ada saja yang pesan 2 atau 3 lah paling sedikit di hari biasa begitu jadi ada aja terus pemasukan walaupun tidak sebanyak pas ada acara-acara besar seperti Irau waktu itu kan," sebutnya.

Ia menambahkan jika tidak sedang terburu-buru, ia bisa membuat sesingal sebanyak 4 hingga 5 buah dalam sehari.

Namun jika pesanan sedang banyak ia bisa bergadang hingga subuh untuk membuat 10 buah sesingal dalam sehari.

"Normalnya kalau saya santai-santai saja buatnya tu 4 sampai 5 bisa selesai dalam sehari kalau saya fokus bikinnya satu sesingal tu mungkin satu jam selesai saya buatnya kadang-kadang kalau ada orang pesan 10 bisa sampai subuh saya kerjanya tu.

"Baru orang-orang ni kadang suka mendadak pesannya, pesan 10 tapi mintanya untuk besoknya begitu biasanya tu jadi mau tidak mau yang bergadang lah saya kerjakan tu," tambahnya.

Untuk satu buah sesingal ia jualkan seharga Rp 150 ribu jika pemesan langsung datang ke rumahnya sedangkan jika melalui Dekranasda Tana Tidung ia patok harga Rp 180 ribu per sesingal.

"Saya jualkan itu kalau pembeli datang langsung ke sini saya jual Rp 150 ribu saja per biji tapi kalau mereka beli lewat gedung Dekranasda itu saya kasih Rp 180 ribu karena bukan saya saja yang jual di sana kan ada pengrajin lain," ucapnya .

Ia jelaskan biasanya pengrajin-pengrajin di Kabupaten Tana Tidung memang menjual satu buah sesingal dengan harga Rp 180 ribu.

Akan tetapi ia sengaja memberi potongan bagi pemesanan yang langsung datang ke rumahnya mengingat tidak semua peminat sesingal dari kalangan ekonomi menengah ke atas.

"Kalau normalnya pengrajin-pengrajin di sini memang jual Rp 180 ribu cuma saya kadang kasihan kan sama yang beli karena tidak semua pegawai makanya saya kasih agak murah kalau beli langsung ke sini," tuturnya.

Sehingga agar tidak menimbulkan perdebatan, ia tetap menjual sesingal miliknya dengan harga normal jika sudah dititipkan di gedung Dekranasda milik Disperindagkop Kabupaten Tana Tidung.

"Saya kasih naik harganya kalau di Dekranasda supaya seragam semua harganya biar pengrajin-pengrajin yang lain tidak heran kan kenapa saya punya murah sendiri harganya," imbuhnya.

Gedung Dekranasda Tana Tidung sendiri berada di Jl Inhutani, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap tepat di samping kantor KPU Tana Tidung.

Selain itu, bagi pemesanan yang ingin membuat bingkisan sesingal juga bisa sekalian pesan menggunakan kotak.

Untuk satu sesingal beserta kotak ia beri harga Rp 180 ribu bagi pembeli yang langsung datang ke rumahnya.

Baca juga: Ikat Kepala Suku Tidung Sesingal Ukuran Jumbo Ikut Meriahkan Pawai Budaya, Dibuat hingga Empat Hari

"Kalau ada yang mau pakai kotak bisa juga karena biasa kan orang ada yang mau beli buat hadiah atau bingkisan begitu kan mereka minta kotak juga jadi saya siapkan, beli sekalian kotak saya jualnya Rp 180 kalau langsung beli di sini," terangnya.

Cukup menjanjikan, dalam sebulan penghasilan yang Asbullah bisa dapatkan dari menjual sesingal yaitu Rp 6 juta.

"Kalau total pemasukan dalam sebulan tu tergantung pesanan kan tapi kadang-kadang sampai Rp 6 juta kalau pas ramai ya bisa diatas itu," tutupnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved