Berita Tarakan Terkini

Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan Siap Pasok Sayuran, Dukung Program MBG

Ketua Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan Sri Darmawan siap dukung pasokan sayuran dalam program MBG di Tarakan Kalimantan Utara.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Salah satu produksi pertanian di lahan milik Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Kelurahan Juata Permai Tarakan, Kalimantan Utara. 

TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN-Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri di Tarakan, Kalimantan Utara siap dukung Program makan bergizi gratis (MBG) Presiden Prabowo Subianto. Saat ini pihak poktan hanya menunggu penunjukan dan kesepakatan bersama. 

Sri Darmawan, Ketua Kelompok Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan mengatakan pada dasarnya petani menyatakan kesiapannya mendukung  program MBG. Namun yang terpenting dalam pelaksanaannya ada komunikasi dan titik temu. 

"Komunikasi nanti bagaimana operasional kita di bawah dalam melayani dapur umum,"ungkap Sri Darmawan.

Sri Darwan mengatakan,  untuk petani di Kelurahan Juata Permai, ada tanaman holtikultura yang bisa dipasok mulai dari jagung manis, sayuran sawi, kangkung, bayam, labu putih dan buah- buahan.

Baca juga: Dinas Ketahanan Pangan Tarakan Kaltara Klaim Ketersediaan Pasokan Bahan Baku Program MBG Aman

"Kalau sayuran mungkin gak terlalu mahal ya, mungkin kalau jenis wortel, gak bisa dibudidayakan karena dataran rendah," papar Sri Darmawan.

Untuk sayuran menurutnya selama ini, sebelum adanya muncul Program MBG, menanam berdasarkan kebutuhan pasar.

 "Mana pasarnya bagus bisa ditanam. Nah, nanti kalau MBG, dia punya orderan, mungkin dipersiapkan beberapa komoditi nanti yang harus kita tanam dan analisa usaha kita dapat (untung) maka kita laksanakan," papar Sri Darmawan.

Dalam sekali panen, kata Sri Darmawan, tidak bisa disamakan dengan Pulau Jawa. Di Tarakan cuaca hampir setiap hari hujan.  Sehingga harus disesuaikan dengan pasar. Artinya tidak semua serentak panen dan masa tanamnya sama. 

"Misalnya di belakang saya ada jagung tiga hari lagi siap panen. Kemudian yang di sebelah kiri baru umur setengah bulan, dan hari ini juga ada ditanam. Kalau tanam serentak seluasnya dua hektare jagung semua, pasar pasti mati," jelasnya. Sehingga total luas tanam di lahan 2 hektare tidak sama ukurannya termasuk jenisnya.

Baca juga: Pemkab Tana Tidung Ajukan Anggaran Makan Bergizi Gratis Rp 33 Milliar, Target 10.000 Penerima

Ia menyampaikan, dari petani sifatnya menunggu bola. Ada kegiatan atau tidak ada MBG, petani tetap bekerja. Jika petani dibutuhkan maka harus siap tentu dengan strategi juga. " Kalau itu misalnya menutupi operasional kita, ya kita lakukan kegiatan itu," papar Sri Darmawan.

Yang jelas standar harga jual jika MBG clear, tergantung dari perhitungan. Apalagi jika bersaing dengan pasokan dari luar yang menurutnya lebih ngeri.

"Anggap kami misalnya kasih harga Rp7.000 tapi pasokan dari luar kasih harga Rp6.000, apalagi tidak ada MoU. Kami pernah punya pengalaman, beternak bebek, selisih  Rp2 ribu dengan Samarinda, kami di sana sepakat percaya dan kalah harga," jelasnya.

Lebih lanjut ditanya harga, bergantung pasokan dari luar. Jika cuaca bagus dan kapal bisa jalan, pasokan banyak dari luar maka produksi lokal harga turun.

Meski demikian sempat terjadi kenaikan harga di petani misalnya bayam. Ia menjelaskan harga jual petani ke pedagang di pasar tidak tinggi. "Sebenarnya dia tidak tinggi juga perubahan harganya. Biasanya di tengah-tengah. Entah dia di penampungan atau di Tengkulak," jelasnya.

Harga sayuran bayam sendiri dicontohkan Sri Darmawan, bervariasi mulai dari Rp5000 hingga Rp6000 per ikat.

Sri Darmawan Ketua Poktan Tarakan 22012025.jpg
Sri Darmawan, Ketua Kelompk Tani Flora dan Fauna Mandiri Tarakan.
Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved