Gebrakan Sang Pemimpin

Serangga Bisa Jadi Alternatif Menu Makan Bergizi Gratis di Daerah, Menyesuaikan Kebiasaan Lokal

Beberapa jenis serangga bisa jadi alternatif Menu pengganti protein Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah, menyesuaikan kebiasaan masyarakat lokal.

Editor: Sumarsono
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
Ilustrasi - Aktivitas makan bergizi gratis (MBG) di salah satu sekolah Kelurahan Pantai Amal Tarakan, Kalimantan Utara. Serangga bisa jadi alternatif Menu pengganti protein Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah, menyesuaikan kebiasaan masyarakat lokal. 

TRIBUNKALTARA.COM, JAKARTA – Beberapa jenis serangga bisa jadi alternatif Menu pengganti protein Makan Bergizi Gratis (MBG) di daerah, menyesuaikan kebiasaan masyarakat lokal.

Menarik, Badan Gizi Nasional membuka peluang bagi daerah tertentu di Indonesia yang memilih Menu makan bergizi gratis ( MBG ) dari serangga untuk memenuhi kebutuhan protein. 

Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana saat menghadiri Rapimnas PIRA Gerindra di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Sabtu (25/1). 

"Mungkin saja ada satu daerah yang suka makan serangga, seperti belalang, ulat sagu, bisa jadi bagian protein," ujar Dadan.

Usai acara, Dadan menjelaskan potensi serangga menjadi salah satu menu MBG untuk memenuhi kebutuhan protein itu.

Baca juga: Presiden Prabowo Gelisah Ada Anak tak Kebagian, Anggaran Makan Bergizi Gratis Ditambah Rp100 Triliun

Ini sebagai contoh menyesuaikan kebiasaan lokal dalam menentukan menu. 

Misalnya, jika anak-anak di suatu daerah biasa makan serangga, maka serangga bisa masuk ke dalam menu makan bergizi gratis di wilayah tersebut. 

Hal itu, kata dia, juga sebagai penegasan BGN tidak memiliki standar menu nasional terkait MBG melainkan Badan Gizi Nasional menetapkan standar gizi yang harus dipenuhi.

Kegiatan Program Makan Bergizi Gatis (MBG)  di SDN 045 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan, Kalimantan Utara.
Kegiatan Program Makan Bergizi Gatis (MBG) di SDN 045 Kelurahan Pantai Amal, Tarakan, Kalimantan Utara. (TRIBUNKALTARA.COM/ ISTIMEWA)

Ia pun memberi contoh jika daerah tertentu memiliki kebiasaan makan telur maka menu BGN akan menentukan menu MBG utama di daerah tersebut kebanyakan dari telur. 

"Tapi itu contoh bahwa BGN tidak menetapkan standar menu nasional, tetapi menetapkan standar komposisi gizi. 

Nah, isi protein di berbagai daerah itu sangat tergantung potensi sumber daya lokal dan kesukaan lokal. Jangan diartikan lain ya," jelas Dadan.

"Kalau di daerah yang banyak telur, ya telur lah mungkin mayoritas. Yang banyak ikan, ikan lah yang mayoritas, seperti itu. 

Sama juga dengan karbohidratnya, kalau orang sudah terbiasa makan jagung, ya karbohidratnya jagung. 

Meskipun nasi mungkin diberikan juga. Tapi di daerah-daerah yang memang tidak terbiasa makan jagung, ya makan nasi," sambungnya.

Baca juga: Rencana Penerapan MBG di Malinau, Pemerataan Pelaku Usaha Penting untuk Keberlanjutan Program

Dadan mencontohkan orang-orang di Halmahera Barat yang biasa makan singkong dan pisang rebus sebagai karbohidrat. 

Halaman 1 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved