Imlek 2025
Jeruk jadi Persembahan Kesukaan Dewa, Wajib Ada Dalam Pelaksanaan Ibadah Imlek: Lambang Kemakmuran
Dalam pelaksanaan Ibadah Tutup Tahun dan menyambut Tahun Baru Imlek, terdapat beberapa seserahan yang wajib ada untuk dipersembahkan ke para dewa.
Penulis: Desi Kartika Ayu | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM, TANJUNG SELOR – Dalam pelaksanaan Ibadah Tutup Tahun dan menyambut Tahun Baru Imlek, terdapat beberapa seserahan yang wajib ada untuk dipersembahkan kepada para dewa.
Termasuk dalam pelaksanaan menyambut Tahun Baru Imlek 2576 Kongzili yang kini tengah dilaksanakan oleh seluruh etnis Tionghoa, termasuk di Tanjung Selor, Kabupaten Bulungan Kalimantan Utara.
Berbagai persembahan yang biasa dibawa saat pelaksanaan melaksanakan Ibadah Imlek yakni dupa, lilin, buah-buahan, kue basah, daging ayam, daging babi, daging sapi dan tuak atau bir.
Diantara aneka persembahan itu, jeruk menjadi salah satu persembahan yang wajib ada dalam pelaksanaan ibadah Imlek setiap tahunnya.
Baca juga: Rayakan Imlek 2025, Warga Tionghoa Mulai Laksanakan Ibadah di Klenteng Ta Pek Kong Tanjung Selor

Baik itu jeruk bali maupun jeruk mandarin.
Pasalnya, jeruk menjadi salah satu makan atau persembahan kesukaan dewa, sehingga wajib ada saat pelaksanaan ibadah.
Selain itu, jeruk dalam kepercayaan masyarakat dan etnis Tionghoa melambangkan suatu kemakmuran. Utamanya jeruk mandarin berwarna kuning.
Hal ini juga disampaikan oleh Penasehat Persatuan Sosial Marga Tionghoa Seluruh Indonesia (PSMTSI), Allen Teddy saat ditemui di tengah kegiatan ibadah menyambut Tahun Baru Imlek 2025 di Klenteng Ta Pek Kong, Selasa (28/1/2025).
“Iya jeruk itukan semacam lambang kemakmuran lah. Umumnya berwarna kuning, nah kuning kan memiliki arti kemakmuran,” jelasnya.
Pada kesempatan ini jeruk yang dibawa dalam pelaksanaan ibadah sebagai persembahan dewa adalah jeruk yang masih dalam kondisi segar dan diutamakan masih tergantung pada tangkai dengan daun yang masih hijau.
Dikatakan Allen, untuk barang persembahan tidak semua orang diwajibkan membawa, hanya bagi yang berniat dan berkemampuan.
“Kalau dulu di Tiongkok itu bagi yang tidak memiliki uang untuk membeli daging atau tidak mampu iya tidak apa-apa. Jadi mereka membawa hasil kebun seperti sayur-sayuran,” terangnya.
Baca juga: Merayakan Tahun Baru Imlek, Anggota FKUB Nunukan Kaltara Etnis Tionghoa Ungkap Sejumlah Pantangan
Menurutnya, yang paling terpenting adalah bagaimana kita beribadah kepada dewa dengan penuh rasa syukur dan khusuk. Sehingga diberikan kemudahan serta perlindungan dalam menjalani tahun berikutnya.
(*)
Penulis : Desi Kartika
Perwakilan FKUB Tarakan di Perayaan Imlek Silaturahmi ke Ketua MAKIN, Salah Hepa: Ini Kebiasaan Kami |
![]() |
---|
Perayaan Imlek, Ketua MAKIN Tarakan Ayi Diyanto Gelar Open House, Dikunjungi Rekan FKUB |
![]() |
---|
Tiap Perayaan Imlek, Atraksi Barongsai Selau Jadi Perhatian Masyarakat, Begini Maknanya |
![]() |
---|
Ramalan Karier dan Asmara di Tahun Ular Kayu 2025, Ahli Feng Shui: Awas Api, Waspadai Pengkhianatan! |
![]() |
---|
Tahun Baru Imlek 2025 Memiliki Tahun Ular Kayu, Tokoh Tionghoa Tanjung Selor Sebut Semua Shio Baik |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.