DPRD Tarakan Tinjau Embung Rawasari

RT 15 Karang Harapan Akui 80 Persen Warga Terdampak Banjir, Harap DPRD Tarakan Bangun Jembatan Layak

Salah satu wilayah RT di Kelurahan Karang Harapan terdampak banjir adalah RT 15. Setiap kali musim penghujan tiba, di RT 15 80 persen warga terdampak.

Penulis: Andi Pausiah | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM
PENAMPAKAN BANJIR - Dokumentasi banjir terjadi di bulan Januari 2025 kemarin pasca hujan dengan durasi cukup lama. Dokumentasi Warga Karang Harapan Tarakan Barat 

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Salah satu wilayah RT di Kelurahan Karang Harapan terdampak banjir adalah RT 15. Setiap kali musim penghujan tiba, di RT 15 80 persen warga terdampak dan tergenang.

Inu diakui Ketua RT 15 Kelurahan Karang Harapan, Syamsuddin.

Aspirasi dari warga cukup banyak alternatifnya. Karena rombongan mengunjungi Embung Rawasari yang berada di Kelurahan Karang Harapan, ia ingin fokus memnahas di titik embung

Bahwa berdasarkan penuturan warga, ketika hujan tiba dan banjir, ada wilayah yang mengalami kosong alias tidak dialiri air namun di depan are 613 jalan sudah tergenang karena banjir meluap.

Baca juga: BREAKING NEWS Tinjau Embung Rawasari Tarakan, Bakal Lakukan Pengerukan, Solusi Atasi Banjir 613

"Artinya dua sungai atau dua kanal di sini tidak bisa menampung penuh. Jadi saya usulkan apakah sungai diperdalam atau jalan masuk ke sungai dilebarkan. Itu alternatif," papar Syamsuddin. 

Ia melanjutkan ini hanya alternatif saja yang diusulakan ke Balai Wilayah Sungai V. Karena  menurutnya, sungai tidak mampu menampung.

Kondisi banjir di kawasan 613 dan sekitarnya sudah terjadi berulang di 5 tahun terakhir. 

"Namun tidak sering. Di jalur sungai juga ada lebaran sungai di titiknya menyempit perlu diluruskan disamakan," ujar Syamsudin.

Dalam pertemuan tadi ada permintaan agar penanganan jembatan kayu yang banyak memenuhi sepanjang aliran sungai menuju embung untuk dibersihkan karena kaki jembatan mengganggu jalannya air.

Sehingga solusinya perlu pembangunan jembatan penyeberangan yang layak dan tak mengganggu aliran air saat banjir.

Lurah Karang Harapan, Wilson Simon yang turut hadir menyampaikan dalam paparannya, yang menjadi persoalan, memang ada juga kesalahan dari warga karena banyak dibangun jembatan kayu penyeberangan. Namun oleh warga meminta solusi dibuatkan jembatan layak sesuai aturan.

Kemudian jika ada komitmen dari DPRD misalanya bisa bantu warga bisa melalui dana pokir sehingga dibangunkan beberapa jembatan layak dan jembatan kayu saat ini dibersihkan, maka warga tentu menerima. 

Munculnya ini salah satu penyebabnya ada jembatan warga yang ada tiang.

Lalu saat banjir, sampah mengalir menutup jembatan dan terjadilah mampet. 

Namun tentu tak bisa mencari siapa pembuang sampah sembarangan. 

Baca juga: Langganan Banjir, Masyarakat Desa Buluh Perindu Minta Pemkab Bulungan Lakukan Penggerukan Sungai 

"Karena bukan sampah pun pasti terbawa. Dan itulah menghalangi drainase kita dari depan. Ini akan dikoordinasi denganw warga," paparnya.

Kemudian persoalan anggaran saat ini tidak ada dianggarkan. Sehingga dimungkinkan bisa melalui solusi pokir DPRD di perubahan atau APBD-P.

"Selama ini kan kami kerja sama dengan PU," tukasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved