Masuk Bulan Ramadan, Banyak Peziarah di Tarakan Datang ke TPU, Penjual Bunga Ikut Dapat Rezeki

TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN - Sejak  H-2 kemarin hingga H-1 Ramadan 1446 Hijriah  sejumlah tempat pemakaman umum  (TPU) di Tarakan, Kalimantan Utara diramaikan para peziarah,  salah satunya, TPU Kelurahan Pamusian, Jumat (28/2/2025). Kedatangan pezirah di TPU membuat penjual bunga menuai Rezeki.  

Salah seorang peziarah Sukatno mengatakan, ia datang ke TPU bersama keluarganya di H-2 kemarin mengunjungi makam nenek dan orang tuan di Kampung Enam  untuk mengirimkan doa apalagi menjelang bulan puasa. Kemudian berlanjut hari ini di Pamusian.

"Kalau di Kampung Enam juga ada tiga yang diziarah. Ada ibu dan keponakan terus di Kelurahan Pamusian hari ini," papar pria yang kesehariannya bekerja sebagai supir angkot.

Tidak hanya momen memasuki Ramadan sebenarnya. Jika sedang kangen dengan keluarga yang sudah meninggalkannya terlebih dahulu, ia pasti pergi ke pemakaman untuk mengirimkan doa sekaligus menabur bunga serta membersihkan makam.

Baca juga: Tradisi Ziarah Kubur Jelang 1 Ramadan, Peziarah Padati Pemakaman Muslim di Malinau Kota

"Kalau ziarah biasanya doa, bersih-bersih, doa untuk orangtua. Mudahan diterima di sisi Allah SWT, diberikan keberkahan di dunia untuk yang masih hidup, sehat selalu," ungkap Bapak Sukatno seraya menambahkan ia harapkan ini datang bersama istri.

Ada juga ibu Nina, mengakui hari ini ada lima makam didatangi. Sama dengan Sukatno ia juga sekaligus membersihkan makam keluarganya.

Di momen ziarah kubur, biasanya penjual bunga juga ikut kecipratan Rezeki. Seperti diakui Mustaming. Ia berjualan bunga sejak kemarin. Per bungkus bunga ditawari dihargai Rp10 ribu.

Adapun paket bunga yang dikemas dalam bungkusan plastik berisi kembang kertas, kembang kamboja dan kembang melati.

"Kalau bunga beli di dekat rumah. Biasanya jualan ini dekat Ramadan sama mau lebaran," aku Bapak Mustaming. 

Dalam sehari ia bida menghabiskan 20 bungkus bungan yang dijual.

"Kalau ramai. Kalau puncak pengunjung hari ini," pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah