Berita Nunukan Terkini

LSM Pertanyakan Urgensi Program Pengadaan Eksavator Bupati Nunukan Kaltara: Harusnya Ambulance Air

LSM Panjiku Nunukan, Kaltara menilai program pengadaan alat berat berupa eksavator oleh Bupati Nunukan tak punya nilai urgensi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
TribunKaltara.com
ILUSTRASI - Eksavator 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Pancasila Jiwaku (Panjiku) Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara ( Kaltara) menilai program pengadaan alat berat berupa eksavator oleh Bupati Nunukan tak punya nilai urgensi.

Diberitakan sebelumnya, Bupati Nunukan Irwan Sabri, segera memenuhi janji politik yang pernah disampaikan saat kampanye, berupa pemberian satu unit alat berat per kecamatan mulai tahun ini.

Program satu unit alat berat untuk 21 kecamatan ini masuk dalam 17 program unggulan yang digaungkan Irwan Sabri saat Pilkada 2024. Ia janjikan akan menyalurkan bantuan alat berat berupa eksavator ke 21 kecamatan secara bertahap.

"Dalam semangat membangun Kabupaten Nunukan yang lebih maju, tentu kita menyambut baik setiap program yang bertujuan meningkatkan infrastruktur dan pelayanan publik. Tapi dalam memilih prioritas pembangunan, seharusnya yang paling mendesak mendapat perhatian utama pemerintah daerah. Contohnya layanan kesehatan," kata Ketua LSM Panjiku Kabupaten Nunukan, Arleck kepada TribunKaltara.com, Senin (28/04/2025), sore.

Baca juga: Dinkes Nunukan Kaltara Sebut Biaya Rujukan Pasien dari Pelosok Telan APBD Lebih dari Rp1 Miliar

Lebih lanjut Arleck pertanyakan urgensi program 100 hari Bupati Nunukan berupa pengadaan eksavator dibanding ambulance air yang sudah sejak lama disuarakan para tenaga kesehatan (Nakes) dari daerah pelosok.

Dia menuturkan bahwa alat berat mungkin penting untuk membuka akses jalan, membangun sarana pertanian, dan mendukung pembangunan desa.

Tetapi dalam saat yang sama, ada kenyataan pahit yang belum tersentuh serius oleh pemerintah daerah di pelosok-pelosok Nunukan. Utamanya soal akses warga pada layanan kesehatan.

"Harusnya ambulance air yang lebih urgent dibanding alat berat. Banyak petugas Puskesmas di pelosok yang setiap hari berjibaku menyelamatkan nyawa pasien. Coba lihat berita, Nakes dari Sembakung Atulai pernah rujuk pasien tengah malam pakai speedboat ke Nunukan. Hujan deras ditambah gelombang tinggi. Basah kuyup itu Nakes, sampai muntah-muntah karena ombak," ucapnya.

Arleck meminta kepada pemerintah daerah untuk seyogianya mendengar apa yang menjadi kebutuhan masyarakat Nunukan saat ini dan dimulai dari daerah pelosok.

"Pemerintah daerah harusnya mendengar denyut nadi rakyat. Apalah arti alat berat yang membuka jalan, jika rakyat yang akan melewatinya sudah kehilangan harapan hidup. Ambulance air bukanlah kemewahan, melainkan kebutuhan dasar pelayanan kesehatan di wilayah perbatasan," ujarnya.

Lanjut Arleck,"Visi pak Bupati Nunukan adalah terwujudnya Kabupaten Nunukan yang inovatif, sejahtera, adil, dan mandiri. Tapi kebijakan 100 hari kog pengadaan alat berat," tambahnya.

Dia mendesak, sebelum menganggarkan miliaran untuk alat berat di seluruh kecamatan, evaluasi harus dilakukan secara jujur oleh pemerintah daerah.

Baca juga: 2 Rumah di Desa Sri Nanti Nunukan Kaltara Ludes Terbakar, Kerugian Materill Capai Rp500 Juta

Apalagi kata Arleck, saat ini pemerintah Indonesia tengah melakukan efisiensi anggaran.

"Pengadaan alat berat per unit itu miliaran rupiah dikali setiap kecamatan. Itu tidak sedikit biayanya. Belum lagi biaya perawatan, operasional, dan lain sebagainya. Jangan sampai yang kita bangun hanya jalan, sementara yang kita abaikan adalah nyawa manusia. Kita ingin Nunukan maju. Tapi lebih dari itu, kita ingin rakyat Nunukan hidup," ungkap Arleck.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved