Disdik Tarakan Verifikasi Data Anak Putus Sekolah, Targetkan Selesai Dua Pekan Sebelum PPDB 2025

TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN – Disdik Tarakan, Kaltara saat ini masih melaksanakan pendataan anak putus sekolah (ATS). 

Disdik Tarakan juga telah mengundang seluruh kepala sekolah dan operator untuk melakukan verifikasi dan validasi by name by address.

Dikatakan Agung Suryawan, Sekeretaris Disdik Tarakan, ada 3.700 data anak sekolah berdasarkan sumber dari Pusat Data Kemiskinan Nasional. 

Meski demikian diterangkan Agung Suryawan, sumber data valid Pusdakim juga belum terkonfirmasi. 

Baca juga: Pemkab Tana Tidung Dorong Pendidikan Kesetaraan, Sasar Masyarakat yang Sempat Putus Sekolah

Ia mengumpulkan sebelumnya sudah dikumpulkan Kepala Sekolah Dasar dan Menengah pertama.

Selanjutnya mengundang operator kelurahan dan lurah di Tarakan.

“Untuk memastikan data Pusdakim real dan apa alasan anak tersebut tidak sekolah,” jelasnya.

Ia melanjutkan data Disdik Tarakan juga ada namun tidak sebesar yang dilaporkan Pusdakim.

“Untuk datanya Disdik angkanya di bawah 3.700-an. Tidak sampai 50 persen data disebutkan. Validnya ada di bidang data,” terang Agung.

Ia melanjutkan lagi, target untuk petugas verifikasi dan validasi diharapkan secepatnya selesai sebelum Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).  

PPDB sendiri dimulai 7 Juli 2025.

Dan diharapkan sebelum Juli dalam sepekan hingga dua pekan ke depan di bulan Juni 2025 sudah diperoleh data real by name dan by address.

“Apakah memang data anak tidak sekolah  di Tarakan sejumlah 3.700-an data dari Pusdakim,” jelasnya. 

Ia melanjutkan lagi, pihaknya masih akan melihat lebih lanjut untuk kinerja dari pihak kelurahan dan kesiapan datanya.

Baca juga: 2 Remaja Putus Sekolah di Nunukan Kaltara Diamankan Polisi, Punya Liquid Mengandung Ganja Sintetis

Pada saat sudah mengumpulkan data dari kelurahan dan diverifikasi baru akan ditampilkan data real lalu akan dibandingkan data pusdakim nanti.

Ia melanjutkan lagi, pendataan ini mekanisme pengambilan data menggunakan petugas dasawisma secara door to door menyambangi data siswa by name by addres. 

“Sementara di sekolah ada juga aplikasi dan data yang sudah diperoleh akan diintegrasikan ke aplikasi Data Pendidikan Sekolah disebut Dapodik,” pungkasnya.

(*)

Penulis: Andi Pausiah