33 Agen Laku Pandai di Tana Tidung Bisa Jadi Solusi Transaksi saat ATM Bankaltimtara Terganggu

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Masyarakat Tana Tidung sempat mengeluhkan masalah transaksi tarif tunai yang tidak dapat dilakukan di beberapa mesin ATM Bankaltimtara, khususnya di kawasan Pasar Imbayud Taka Tideng Pale, Kalimantan Utara ( Kaltara).

Menanggapi hal tersebut, Bankaltimtara menilai ada solusi yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan transaksi saat ATM terganggu.

Pjs Pimpinan Bidang Layanan dan Operasional Bankaltimtara Cabang Tideng Pale, Muhammad Thoni menyatakan layanan transaksi perbankan bisa dilakukan melalui agen-agen Laku Pandai yang tersebar di wilayah Kabupaten Tana Tidung, termasuk Kecamatan Tana Lia.

Saat ini Bankaltimtara Cabang Tideng Pale memiliki sekira 33 agen Laku Pandai aktif yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Tana Tidung.

Semua agen tersebut bisa dimanfaatkan untuk berbagai transaksi, seperti tarik tunai maupun transfer.

Baca juga: ATM Bankaltimtara di Pasar Imbayud Taka Tana Tidung Sempat Dikeluhkan Kosong, Ini Kata Pihak Bank

"Mungkin solusi saat ATM terganggu bisa ke agen-agen kami yang Laku Pandai. Itu bisa jadi alternatif, dan bisa transaksi juga,” ujar Muhammad Thoni kepada TribunKaltara.com, saat ditemui di kantornya Jalan Trans Kaltara, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, Kamis (19/6/2025).

Menurutnya, keberadaan agen perbankan tersebut penting mengingat tidak semua wilayah memiliki akses ATM yang memadai, terutama jika terjadi gangguan jaringan atau ketiadaan mesin ATM.

"Kalau ibaratnya masyarakat mau bertransaksi tapi ATM-nya terkendala jaringan, itu bisa melalui agen. Untuk seluruh Tana Tidung termasuk Tana Lia, ada sekitar 33 agen kami," jelasnya.

Terkait potongan biaya transaksi di agen, Muhammad Thoni menyebutkan, secara resmi Bankaltimtara hanya menetapkan biaya administrasi Rp2.000 per transaksi. 

Namun tak jarang pula para agen tersebut menaikkan biaya administrasi transaksi ke angka yang lebih tinggi dari tarif aslinya.

"Sebenarnya yang dari kami hanya Rp 2ribu. Tapi karena agen-agen ini memanfaatkan kesempatan, biasanya dinaikkan. Itu dari kebijakan masing-masing agen," ungkapnya.

Menurutnya biaya tambahan tersebut memang sulit diawasi secara langsung kecuali ada laporan dari masyarakat. 

Namun, Bankaltimtara tetap melakukan evaluasi rutin terhadap aktivitas agen-agen tersebut.

"Kami imbau terus. Apalagi kalau potongannya tinggi dan pelanggan jadi enggan transaksi, itu mereka sendiri yang rugi. Biasanya kami evaluasi bulanan, lihat transaksinya naik atau turun. Kalau turun terus bahkan tidak ada transaksi, bisa kami tarik (izin agen) atau nonaktifkan," ungkap Muhammad Thoni.

Menurut Thoni, para agen menggunakan platform transaksi berbasis IDC dan web mobile banking yang diawasi langsung oleh Bankaltimtara.