Berita Tana Tidung Terkini

Harga Sayuran di Tana Tidung Masih Tetap Stabil Rp 5 Ribu Dua Ikat, Jarang Alami Kenaikan

Stok sayuran di Tana Tidung Kalimantan Utara berasal petani lokal. Sehingga harga sayuran pun tetap stabil harga Rp 5 ribu dua ikat sayuran.

Penulis: Rismayanti | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ RiSMAYANTI
HARGA SAYURAN STABIL - Suasana di Pasar Imbayud Taka, Jalan Jenderal Sudirman, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Tana Tidung, Kalimantan Utara (Kaltara), Sabtu (5/7/2025). Harga sayuran masih stabil. 

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Meski harga kebutuhan pokok lainnya kerap mengalami kenaikan, harga sayuran di Pasar Imbayud Taka, Tana Tidung Kalimantan Utara masih tergolong stabil.

Hal itu disampaikan Lis, pedagang sayur yang sudah lama berjualan di pasar tersebut. Ia menyebut, harga sayura seperti biasa belum mengalami perubahan signifikan.

“Kalau sayur masih kaya biasa. Rp 5 ribu dua ikat, dari dulu tetap aja nggak ada kenaikan,” kata Lis saat ditemui, Sabtu (5/7/2025).

Ia menyebut, sebagian besar sayuran masih didatangkan dari luar daerah, meski beberapa jenis tetap dipasok dari petani lokal.

Baca juga: Harga Sayuran di Tarakan Masih Tinggi, Produksi Sawi dan Bayam Turun, Faktor Cuaca Hujan

“Sayur kebanyakan ambil dari Malinau, kecuali daun ubi, pakis, genjer, sama kangkung itu dari sini. Kalau yang dari luar biasanya pakcoy, sawi keriting, salada, sama sawi putih,” jelasnya.

Lis juga mengungkapkan, untuk beberapa komoditas lokal seperti daun bawang, kualitasnya justru lebih baik dibandingkan yang didatangkan dari luar daerah.

“Kalau daun bawang lokal ini lumayan besar-besar, nggak kaya biasanya kalau ambil dari luar itu kecil-kecil,” ujarnya.

Menurutnya, salah satu alasan kenapa harga sayur masih stabil adalah karena biaya produksi yang juga tidak naik.

“Harga pupuk juga nggak naik, jadi harga sayur pun begitu-begitu aja,” katanya.

Baca juga: Harga Sayuran Naik, Petani di Tarakan Benarkan Faktor Hujan Bisa Gagalkan Panen: Tak Berhasil Tumbuh

Untuk satu bundel sawi, misalnya, harga umumnya tidak melonjak drastis. Kalaupun naik, itu pun jarang terjadi.

“Kalau sawi satu bundel isinya 40. Kalau Rp 100 ribu paling naik Rp 20 ribu. Tapi itu pun jarang naik,” jelas Lis.

Ia menambahkan, harga sayur tidak banyak terpengaruh saat hari besar. Yang justru mengalami lonjakan biasanya komoditas lain seperti cabai, bawang, dan jeruk.

“Kalau hari besar sayur nggak terlalu terdampak. Biasanya yang naik itu jeruk, semua jenis cabai, sama bawang,” ujarnya.

Lis juga membandingkan harga sayur di Tana Tidung dengan daerah lain seperti Tarakan dan Tanjung Selor yang disebut lebih mahal, meski logistik di Tana Tidung jauh lebih kompleks.

“Kami juga heran, kadang orang bilang di Tanjung atau Tarakan sayuran mahal. Padahal di sini semua orang tahu apa-apa mahal, tapi harga sayur tetap murah aja,” katanya.

HARGA SAYURAN STABIL  - Suasana di Pasar Imbayud Taka, Jl Jenderal Sudirman, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, Sabtu (5/7/2025). Harga sayuran masih stabil.
HARGA SAYURAN STABIL - Suasana di Pasar Imbayud Taka, Jl Jenderal Sudirman, Tideng Pale, Kecamatan Sesayap, Kabupaten Tana Tidung, Kaltara, Sabtu (5/7/2025). Harga sayuran masih stabil. (TRIBUNKALTARA.COM/ RiSMAYANTI)

Ia menjelaskan, harga sayur sebenarnya pantas mahal karena sebagian besar didatangkan dari luar, dengan rantai distribusi yang panjang.

“Di sini sebenarnya cocok aja kalau harganya mahal. Karena semuanya dari luar, misalnya dari Berau. Si A ngasih ke B, nanti si B baru jual ke kita. Kita ini tangan ketiga. Kalau mereka di Tarakan kan langsung,” pungkasnya.

(*)

Penulis : Rismayanti 

 

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved