4 Polisi Nunukan Ditangkap

Kisah Dermaga Haji Putri yang jadi Lokasi Penangkapan 4 Polisi Nunukan, Dulunya Cuma Pos Kamling

Dermaga Haji Putri Nunukan, Kalimantan Utara jadi perbincangan pasca ditangkapnya 4 polisi Polres Nunukan.

|
Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ Febrianus Felis
DERMAGA HAJI PUTRI - Situasi Dermaga Haji Putri, RT 017, Jalan Tien Soeharto, Kelurahan Nunukan Timur, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Jumat (11/07/2025), pagi. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN -  Sebuah bangunan kayu sederhana di ujung Jalan Tien Soeharto, Kelurahan Nunukan Timur, Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) menjadi saksi bisu geliat dan kegelisahan warga perbatasan.

Bangunan kayu sederhana ini memiliki nama Dermaga Tradisional Haji Putri.

Tidak ada papan nama resmi hingga petugas berseragam dan palang pengaman.di Dermaga Tradisional Haji Putri.

Tapi setiap hari, ada belasan speedboat merapat dan bertolak dari dermaga itu, mengangkut manusia, barang, bahkan sepeda motor menuju Bambangan, Kecamatan Sebatik Barat  gerbang menuju negeri jiran, Malaysia.

"Awalnya ini cuma Pos Kamling," tutur Iwan kepada TribunKaltara.com, Jumat (11/07/2025), pagi.

Iwan adalah seorang motoris speedboat yang hampir setiap hari menyeberangi perairan perbatasan. Matanya menatap ke arah air yang bergelombang pelan. 

Baca juga: 4 Polisi Nunukan Diringkus Mabes Polri Diduga Terlibat Narkoba. Masih Kumpulkan Data dan Saksi

"Tahun 2015, orang-orang mulai menyeberang dari dermaga ini menuju Desa Bambangan. Lalu pelan-pelan warga dengan cara swadaya memperbaiki jembatan ini sehingga berubah jadi dermaga dan dikelola warga. Uangnya dulu dipakai buat perbaiki jembatan," kata Iwan.

Bukan sekadar tempat naik turun penumpang, dermaga itu sempat menjadi sumber kebanggaan kecil warga RT 017. 

Tanpa bantuan pemerintah daerah, dermaga itu tumbuh dari semangat gotong royong dan kebutuhan.

Warga menyebutnya bagian dari kearifan lokal, lahir dari kebiasaan, diwariskan secara diam-diam, dan diterima karena berguna.

Pada Rabu (09/07/2025), nama Dermaga Tradisional Haji Putri kembali menjadi perbincangan menyusul penangkapan Kasat Reskoba Polres Nunukan Iptu SN bersama tiga oknum Polisi oleh Mabes Polri, lantaran diduga terlibat jaringan Narkotika internasional. 

Iwan tak menampik Dermaga Tradisional Haji Putri ini rawan disalahgunakan.

Pasalnya dermaga tersebut selain digunakan untuk mobilisasi manusia dan barang mengggunakan speedboat dari Nunukan menuju Bambangan, kerap kali juga menjadi akses keluar masuk calon Pekerja Migran Indonesia (PMI) ke Tawau, Malaysia secara ilegal.

Baca juga: Akademisi Hukum UBT Soroti Dugaan Keterlibatan Oknum Pejabat di Penangkapan 4 Polisi Nunukan

Bahkan praktik penyelundupan barang terlarang, seperti Narkoba dan minuman keras (miras), dari negeri jiran, Malaysia menuju Nunukan sering melalui dermaga tersebut setelah transit di dermaga tradisional Aji Kuning, Kecamatan Sebatik Tengah.

"Ya, kami cuma motoris. Yang kami bawa penumpang biasa. Tapi memang banyak yang milih lewat sini karena dekat, nggak jauh dari kota. Kalau ke Dermaga Sei Jepun itu jauh lagi jaraknya," ujar Iwan.

Selain Dermaga Haji Putri, ada juga dermaga resmi seperti Sei Jepun, penyeberangan dilakukan dengan perahu ketinting menuju Sebatik yang muat lebih banyak motor, namun jaraknya menyulitkan bagi warga kota.

Tarif speedboat dari Dermaga Haji Putri menuju Desa Bambangan cukup terjangkau.

"Tarifnya Rp40.000 per penumpang, dan Rp150.000 untuk yang membawa motor. Setiap speedboat mengangkut 8-9 orang. Ada sekira 20 armada beroperasi dari dermaga ini, berjejer di tepian kayu yang mulai lapuk dimakan usia," ucapnya.

Nama "Haji Putri" sendiri ternyata bukan istilah adat, melainkan nama istri mantan Ketua RT 017. 

DERMAGA HAJI PUTRI - Dermaga Tradisional Haji Putri di Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan yang diduga menjadi lokasi penangkapan dua oknum anggota Polres Nunukan. Foto diambil pada Kamis (10/07/2025), siang
DERMAGA HAJI PUTRI - Dermaga Tradisional Haji Putri di Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan yang diduga menjadi lokasi penangkapan dua oknum anggota Polres Nunukan. Foto diambil pada Kamis (10/07/2025), siang (TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS)

"Beliau masih hidup, cuma sudah pindah. Orang-orang sudah kadung menyebut ini Dermaga Haji Putri," ungkap Iwan.

Kini, dermaga yang dulu jadi simbol inisiatif warga itu berdiri di tengah dilema. Antara menjadi solusi akses transportasi warga perbatasan atau menjadi celah untuk praktik ilegal lintas negara.

Pemerintah belum mengakui secara resmi keberadaan dermaga ini. Tak ada izin, tak ada pengawasan. Tapi keberadaannya nyata dan tetap ramai. 

Seolah menjadi bukti bahwa di daerah perbatasan, hukum dan kebutuhan kadang berjalan di dua jalur berbeda.

Dermaga Haji Putri, kini menyimpan wajah ganda, warisan kearifan lokal yang tumbuh dari kebutuhan, sekaligus titik rawan yang menunggu ketegasan tanpa mematikan denyut hidup warga perbatasan.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved