Jasad Bayi di Nunukan

Tokoh Agama di Nunukan Kaltara Soroti Penemuan Bayi: Fenomena "Gunung Es" yang Butuh Tindakan Serius

Penemuan jasad bayi perempuan dalam kondisi tak bernyawa di bawah kolong jemuran rumput laut di Nunukan mengundang keprihatinan mendalam.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: M Purnomo Susanto
KOLASE TRIBUNKALTARA.COM / FELIS
MAYAT BAYI JADI SOROTAN - Salah satu tokoh agama Islam di Kabupaten Nunukan, Zahri Fadli ikut menyoroti penemuan mayat bayi di  RT 07 Jalan Ujang Dewa, Sedadap, Kelurahan Nunukan Selatan, Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) Jumat (25/07/2025) sekira pukul 15.00 Wita. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Penemuan jasad bayi perempuan dalam kondisi tak bernyawa di bawah kolong jemuran rumput laut di Kelurahan Nunukan Selatan, Kecamatan Nunukan Selatan, Kaltara, Jumat (25/07/2025), mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan. 

Salah satunya datang dari tokoh agama Islam di Kabupaten Nunukan, Zahri Fadli.

Menurut Zahri Fadli, kasus tragis seperti ini bukan yang pertama terjadi di wilayahnya.

Zahri Fadli mengingatkan bahwa sebelumnya pernah terjadi kejadian serupa di Pulau Sebatik. 

Baca juga: Ketua RT Akui Penemuan Mayat Bayi Perempuan di Wilayahnya Buat Warga Geger: Ini Pertama Kalinya 

PENEMUAN MAYAT BAYI - Warga RT 07, Jalan Ujang Dewa, Kelurahan Nunukan Selatan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan temukan mayat bayi di area penjemuran rumput laut tepat di bibir Pantai Regos, Jumat (25/07/2025), sekira pukul 15.00 Wita.
PENEMUAN MAYAT BAYI - Warga RT 07, Jalan Ujang Dewa, Kelurahan Nunukan Selatan, Kecamatan Nunukan, Kabupaten Nunukan temukan mayat bayi di area penjemuran rumput laut tepat di bibir Pantai Regos, Jumat (25/07/2025), sekira pukul 15.00 Wita. (TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Adharsyah)

Hal ini, kata dia, menandakan bahwa kasus pembuangan bayi bukan insiden tunggal, melainkan bagian dari persoalan sosial yang lebih dalam.

"Penemuan mayat bayi ini sangat memprihatinkan kita semua. Tapi perlu dicatat, ini bukan yang pertama. Kasus seperti ini pernah terjadi di Sebatik, dan saya kira ini hanyalah bagian dari fenomena "gunung es" yang butuh tindakan serius," kata Zahri Fadli kepada TribunKaltara.com, Sabtu (26/07/2025), sore.

Zahri menekankan bahwa kejadian ini harus menjadi peringatan bagi semua pihak untuk tidak hanya bereaksi sesaat, tetapi melakukan langkah nyata dalam mencegah kasus serupa kembali terjadi. 

Dia menyampaikan bahwa perlu keterlibatan bersama antara keluarga, lembaga pendidikan, pemerintah daerah, dan masyarakat luas.

"Ini menuntut perhatian serius, terutama dari orang tua. Harus ada pengawasan lebih ketat terhadap pergaulan anak-anak dan remaja. Tempat-tempat rawan asusila pun perlu dirazia dan diawasi secara berkala," ucapnya.

Selain itu, Zahri juga menyoroti pentingnya penguatan nilai-nilai agama sejak dini, tidak hanya di lingkungan keluarga, tapi juga melalui sekolah, majelis pengajian, dan komunitas berbasis keagamaan.

"Penanaman moral agama itu sangat penting. Bisa lewat TPA, pengajian, atau komunitas-komunitas. Selain itu, perlu juga kontrol sosial yang terintegrasi dan konsisten, karena ini soal menyelamatkan generasi penerus bangsa," ujarnya.

Baca juga: Cerita La Ofu Warga Nunukan Temukan Mayat Bayi di Bawah Jemuran Rumput Laut, Awal Dikiranya Sampah

Zahri berharap agar kejadian ini tidak hanya menjadi berita harian yang berlalu, tetapi dijadikan momentum evaluasi dan perbaikan bersama. 

Ketua Baznas Nunukan itu juga mengajak masyarakat untuk lebih peduli, tidak hanya pada kasus yang sudah terjadi, tapi juga mencegah sejak dari akarnya.

"Satu nyawa bayi yang dibuang itu bukan hanya soal kriminalitas, tapi juga cermin dari retaknya nilai kemanusiaan. Mari kita jaga keluarga, jaga lingkungan, dan jaga generasi muda kita," ungkap Zahri.

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved