Berita Malinau Terkini
Satgas Pesat Solusi Ketergantungan Impor Beras di Malinau? Simak Selisih Kebutuhan Produksi Lokal
Satgas Pesat program besutan Malinau, digadang-gadang akan menjadi pionir kemandirian pangan lokal, Rabu (6/8/2025).
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
Data setahun terakhir menunjukkan tingkat konsumsi beras bervariasi. Pada momen hari besar keagamaan, konsumsi bisa tergerek lebih dari 700 ton per bulan.
Kebutuhan rumah tangga menyumbang konsumsi terbesar sekira 596,79-600 ton dan non rumah tangga 91,58 ton per bulan.
Tahun 2024, Data BPS Kaltara menunjukkan produksi beras Malinau berkisar di angka 4.549,24 ton per tahun. Atau jika diproyeksikan mencapai 379,10 ton per bulan.
Meski ada kenaikan dari segi jumlah produksi dibanding 2023, angka konsumsi atau kebutuhan juga semakin meningkat setiap tahun sehingga Malinau masih tergantung dengan beras impor.
Angka tersebut menunjukkan Malinau mengalami defisit produksi 309 ton beras setiap bulan jika hanya mengandalkan produksi beras lokal.
Produksi beras lokal hanya mampu menopang sekira 55 persen dari total kebutuhan riil masyarakat, baik rumah tangga maupun non rumah tangga.
Optimisme dari Hulu Produksi
Agustinus, petani sekaligus Ketua Kelompok Tani di Desa Semenggaris, Malinau Utara meyakini target ini bukanlah hal mustahil.
Dia yang juga merupakan anggota Satgas Pesat Malinau Utara mengaku pola pemerintah sudah tepat dengan mengintervensi hulu produksi lewat kemasan program khusus.
"Kalau kami di petani juga percaya ini bisa. Apalagi Bupati turun langsung untuk program ini. Kenapa pemerintah harus ada, karena kita di petani kadang minat bertani itu turun naik," katanya.
Agustinus mengilustrasikan bagaimana kondisi pandemi Covid-19 lalu adalah contoh sederhana produksi gabah bisa melejit.
Plusnya, dari sisi petani, keseriusan terhadap intervensi juga dapat mendongkrak kehidupan petani. Dari berpikir "cukup untuk makan" menjadi keseriusan di sisi komersil.
Baca juga: Tingkatkan Produktivitas Pertanian Lewat Perkebunan Agrokomples, Distan Harap Petani Panen Tiap Saat
"Seperti saya, petani, tapi puji Tuhan bisa biayai anak-anak sekolah kuliah. Sekarang harga di Perusda (Perumda) itu Rp 7 ribu. Intinya menghasilkan lah, bukan cuma buat makan, tapi serius buat cari duit," katanya.
Sama seperti Bupati, Agustinus mengakui beberapa sisi memang membutuhkan penanganan.
Cuaca hingga bencana yang tak bisa ditebak menjadi tantangan sektor pertanian di Malinau.
(*)
Penulis: Mohammad Supri
Kedua Kalinya ke Malinau Kaltara, Kaka: Irau Catat Dua Momen Bersejarah Bagi Slank |
![]() |
---|
Deretan Jadwal 14 Musisi dan Grup Band Ternama Bakal Manggung di Perayaan Irau Malinau Kaltara |
![]() |
---|
Besok Slank dan Seniman Lokal Tampil di Irau Malinau ke-11, Saat Gladi Bersih Curi Perhatian Warga |
![]() |
---|
Kapolres Malinau AKBP Imam Irawan Pimpin Sertijab Dua Pejabat Strategis, Berikut Ini Namanya |
![]() |
---|
11 Lembaga Adat dan 15 Paguyuban akan Ikut Ramaikan Irau Malinau ke-11, Tampilkan Budaya Leluhur |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.