Insentif Dokter di Perbatasan

Sikapi Perpres Insentif Dokter Perbatasan, Bupati Malinau Harap Distribusi Spesialis Sampai ke Desa

Malinau sebagai daerah perbatasan memiliki persoalan kurangnya tenaga kesehatan, khususnya dokter spesialis di wilayah terluar.

|
Penulis: Mohamad Supri | Editor: M Purnomo Susanto
TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI
NAKES PERBATASAN – Tenaga kesehatan dan dokter saat dikirim ke perbatasan menangani Covid-19 di Malinau, Kalimantan Utara. Kenaikan tunjangan dokter perbatasan menjadi angin segar bagi nakes di Malinau. (TRIBUNKALTARA.COM / MOHAMMAD SUPRI) 

Padahal, masyarakat yang paling membutuhkan sering tinggal di desa-desa terpencil dengan akses terbatas.

“Harapan kita bukan hanya dokter ada di kecamatan. Karena salah satu kendala kita adalah jangkauan. Idealnya, di Kabupaten Malinau dengan 109 desa, setiap desa memiliki minimal satu dokter,” ungkapnya.

Dia membeberkan bahwa sebagian besar desa saat ini hanya dilayani tenaga perawat dan bidan. Meski berperan penting, masyarakat tetap berharap kehadiran dokter profesional.

Insentif sebagai Pendorong Tenaga Medis

Wempi optimistis tunjangan Rp 30 juta per bulan akan menjadi daya tarik bagi para dokter untuk mau bertugas hingga ke desa-desa terpencil.

Baca juga: Warga Muruk Rian Tana Tidung Kaltara Rasakan Manfaat Rusa Muda: Tak Perlu Jauh Cari Dokter Spesialis

Menurutnya, insentif tersebut mampu menutup tantangan bekerja di wilayah perbatasan, mulai dari keterbatasan fasilitas hingga jarak yang jauh dari pusat kota.

“Program Pak Presiden ini sangat bersinergi dengan semangat kami yang ada di Malinau. Saya berharap ini segera direalisasikan,” ucapnya.

Dia juga berharap pemerintah pusat memastikan kuota penempatan dokter tidak hanya terbatas di tingkat kecamatan.

(*)

Penulis: Mohammad Supri

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved