Berita Nunukan Terkini

26 Siswa di Sembakung Terancam Tidak Bisa Lanjut SMP, Begini Penjelasan Disdik Nunukan

Akhmad sebut Kemendiskdasmen setuju dengan penambahan kuota siswa baru di SMPN 1 Sembakung, akibat 26 siswa tidak bisa lanjutkan ke SMP.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
TERANCAM TAK SEKOLAH - Kepala Dinas Pendidikan Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Akhmad, menjelaskan soal Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyetujui penambahan kuota penerimaan siswa baru di SMPN 1 Sembakung. Ada 26 siswa SD dari Desa Manuk Bungkul dan Desa Lubakan yang terancam tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP, Selasa (12/08/2025), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara), Akhmad, memastikan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) telah menyetujui penambahan kuota penerimaan siswa baru di SMPN 1 Sembakung

Langkah ini untuk mengatasi masalah 26 siswa SD dari Desa Manuk Bungkul dan Desa Lubakan yang terancam tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang SMP.

"Awalnya kuota di SMPN 1 Sembakung hanya 64 siswa untuk dua rombongan belajar (Rombel). Kami usulkan ke Kemendikdasmen melalui BPNP (Balai Penjaminan Mutu Pendidikan) agar menjadi 96 siswa dengan tiga Rombel. Alhamdulillah sudah disetujui melalui surat resmi BPNP," kata Akhmad kepada TribunKaltara.com, Selasa (12/08/2025), siang.

Menurut Akhmad 26 siswa dari dua desa tersebut sebenarnya berjarak lebih dekat ke SMPN 5 Desa Tagul, namun harus menyeberang sungai menggunakan perahu sehingga mereka memilih mendaftar ke SMPN 1 Sembakung.

Baca juga: Tiap Hari Siswa Sembakung-Nunukan Berangkat Sekolah Naik Ketintitng, Biayanya Rp 50 Ribu per Orang

Akhmad mengingatkan, jika data siswa belum terinput di Data Pokok Pendidikan (Dapodik) hingga batas akhir 31 Agustus, maka mereka berisiko tidak bisa mengikuti ujian di kemudian hari. 

"Kami masih cek lagi ke BPNP apakah kuota tambahan ini sudah masuk di Dapodik atau belum, karena sistemnya sedang perbaikan dan akan update ke Dapodik 2026," ucapnya.

Ia juga menyinggung tantangan pendidikan di wilayah pedalaman, seperti akses internet yang minim. 

Tahun lalu kata Akhmad, siswa di daerah tepian Sembakung harus menempuh perjalanan perahu ke Desa Atap hanya untuk mengikuti asesmen nasional. 

"Tahun ini, insyaallah dengan bantuan Starlink, SD di pelosok sudah bisa terkoneksi internet, sehingga situasi seperti itu tidak terulang," ujarnya.

SISWA PERBATASAN - Ilustrasi anak SD di pelosok perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) berangkat sekolah menggunakan perahu ketinting.
SISWA PERBATASAN - Ilustrasi anak SD di pelosok perbatasan Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara (Kaltara) berangkat sekolah menggunakan perahu ketinting. (TRIBUNKALTARA.COM/ HO-Tangkapan Layar Video Rian)

Di sisi lain, Akhmad mengungkapkan kerusakan fasilitas akibat banjir bandang 2023 di SDN 002 Sembakung. 

Peristiwa itu mengakibatkan 1.500 eksemplar buku bantuan dari Badan Bahasa dan 50 unit laptop bantuan kementerian rusak total. 

"Kalau bisa diperbaiki akan diperbaiki, kalau tidak akan dihapus dari aset. Ke depan akan kami usulkan lagi bantuan peralatan dan buku," tuturnya.

Disdik Nunukan juga mewacanakan pembangunan sekolah model berkaki untuk mengantisipasi banjir, terutama di kawasan rawan genangan air. 

"Kalau anggaran cukup, kita buat bangunan berkaki. Selain itu, di daerah yang ada sungai kecil dekat sekolah, jadi sementara bisa dipasang pintu air atau pintu klep buka tutup seperti bendungan, supaya saat air pasang itu ditutup jadi tidak meluap ke sekolah," ungkapnya.

(*)

Penulis: Febrianus Felis

Sumber: Tribun Kaltara
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved