Virus Corona

Epidemiolog Beber Risiko Kampanye Langsung Bisa Picu Klaster Pilkada dan Memperluas Covid-19

Epidemiolog Iwan Ariawan beber potensi sebaran Covid-19 meluas hingga muncul klaster pilkada andai kampanye langsung tetap digelar

Kolase TribunKaltara.com / KPU dan freepik
ILUSTRASI - Kampanye Langsung berpotensi memperluas sebaran Covid-19 jelang Pilkada 

TRIBUNKALTARA.COM - Epidemiolog Universitas Indonesia Iwan Ariawan memberi peringatan terkait potensi sebaran Covid-19 meluas hingga muncul klaster pilkada andai kampanye langsung tetap digelar.

Menurut Iwan Ariawan. kampanye langsung saat pelaksanaan pilkada 2020 berpotensi meningkatkan risiko penyebaran Covid-19.

Jika itu terjadi, maka bisa memicu klaster pilkada.

Melihat dari aturan bahwa kampanye langsung diperbolehkan dengan jumlah 100 orang berkumpul, kemungkinan adanya paling tidak satu orang yang sudah terinfeksi Covid-19 adalah 99% (prevalensi Covid-19 di populasi 5%), dan jika diperhatikan dari kecepatan penularan Covid-19 (beta) sebesar 0,2 kasus terinfeksi per hari.

Maka melihat perhitungan tersebut, jika ada 100 orang berkumpul dan ada 10 orang sudah terinfeksi Covid-19 (prevalensi 10%) tanpa protokol kesehatan yang benar akan menularkan ke 2 orang baru.

"Jadi kalau ada 10 orang kumpul seharian maka akan ada 2 orang tertular.

Masalahnya di kampanye offline itu sulit pastikan jumlah orang pertama dan sulit juga pastikan protokol kesehatan berjalan dengan baik," tutur Iwan dalam Diskusi Virtual Minggu (20/9).

Demi Amankan Pencabutan Nomor Urut Pilgub, Polda Kaltara Libatkan Brimob

KPU Malinau Manfaatkan Media Massa dan Daring Umumkan DPS

Penyelenggara Pemilu Terpapar Covid-19, Ketua KPU Kaltara Suryanata Al Islami Khawatir

Berdasarkan hal tersebut jika diambil perhitungan skenario tengah, maka diasumsikan jika terdapat 1 juta titik kumpul kampanye dengan masa 100 orang atau lebih, dimana terdapat satu orang dipastikan positif dalam satu kerumunan.

Dimungkinkan ada potensi 2 kasus dari tiap perkumpulan kampanye langsung.

Maka diperkirakan bisa terdapat 2 juta orang terinfeksi Covid-19.

"Ini skenario tengah-tengah, kalau kampanye ada 1 juta titik kumpul dengan masa 100 atau lebih.

Kalau ini dilakukan, satu ini pasti ada satu positif. Ini akan potensi jumlah kasus, 2.084.560, tapi urusannya bukan itu saja, mereka balik ke rumah, itu akan meningkatkan penularan di rumah tangga.

Kalau kampanye offline maka akan ada potensi 5 juta orang terinfeksi, ini baru dia dan keluarga belum dia menularkan ke lingkungan," jelasnya.

Iwan menerangkan maka dapat disimpulkan pergerakan penduduk yang umumnya diikuti dengan kerumunan orang berhubungan dengan peningkatan kasus Covid-19.

Semakin banyak penduduk bergerak dan orang berkumpul disebut Iwan semakin banyak kasus Covid-19 kemungkinan terjadi.

Halaman
1234
Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved