TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Posisi Dana Pihak Ketiga ( DPK ) Provinsi Kalimantan Utara pada bulan September 2020 tumbuh positif sebesar 9,52% (year on year/yoy) yaitu dari Rp12,46 triliun pada September 2019 menjadi Rp13,65 triliun pada September 2020.
"Peningkatan ini terutama terjadi pada sisi tabungan," ujar Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Utara ( KPwBI Kaltara ), Yufrizal, Rabu (4/11/20)
Adapun rinciannya sebagai berikut:
Tabungan yang memiliki pangsa tertinggi yaitu sebesar 48,3% dari total DPK, tumbuh sebesar 13,21% (yoy) dari Rp5,83 triliun menjadi Rp6,60 triliun.
Deposito dengan pangsa 30,1% tumbuh sebesar 4,02% (yoy) yaitu dari Rp3,94 triliun menjadi Rp4,10 triliun.
Giro yang memiliki pangsa 21,6% tumbuh sebesar 9,59% (yoy) yaitu dari Rp2,68 triliun menjadi Rp2,94 triliun.
Posisi kredit/pembiayaan yang disalurkan oleh bank di Provinsi Kaltara pada September 2020 tercatat tumbuh positif sebesar 5,28% (yoy) yaitu dari Rp9,91 triliun menjadi Rp10,44 triliun.
Pertumbuhan ini masih didukung kualitas kredit yang terpantau aman dengan NPL di level 1,00%, relatif membaik dibandingkan bulan sebelumnya.
Baca juga: KPwBI Kaltara Jelaskan Penyebab Deflasi di Tarakan pada Oktober 2020, Tanjung Selor Inflasi
Baca juga: Bank Indonesia Kalimantan Utara Gelar Webinar Soal Ketahanan Pangan, Jaga Inflasi Tetap Rendah
Baca juga: Inflasi Kalimantan Utara, BI Kaltara Sebut 0,54 Persen, Sektor Penerbangan Penyumbang Tertinggi
NPL tersebut masih di bawah ambang batas aman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia yaitu 5%.
Adapun untuk Kota Tarakan, posisi kredit bulan September 2020 tumbuh terbatas sebesar 0,68% (yoy), yaitu dari Rp3,88 triliun menjadi Rp3,90 triliun dengan NPL sebesar 1,30% atau relatif mengalami sedikit penurunan dibandingkan bulan sebelumnya.
Tumbuhnya kredit tersebut masih didorong oleh mulai membaiknya daya beli masyarakat, selain itu adanya program Pemerintah terkait penanganan dampak Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) turut mendorong perbaikan di berbagai lapangan usaha utama seperti perdagangan dan pertanian.
Kondisi ini turut tercermin pada inflasi yang terjadi di bulan September 2020.
Secara sektoral, lapangan usaha yang memiliki posisi kredit terbesar adalah Lapangan Usaha Perdagangan dengan pangsa 21,84% tumbuh sebesar 4,26% (yoy) utamanya didorong kegiatan konsumsi masyarakat yang relatif mulai membaik di tengah pandemi covid-19 ini sejak akhir Maret 2020 lalu.
Senada hal tersebut, lapangan usaha Pertanian dan Kehutanan dengan pangsa sebesar 16,51%, mengalami pertumbuhan kredit sebesar 40,45% (yoy) utamanya didorong oleh peningkatan pinjaman sub lapangan usaha perkebunan kelapa sawit seiring dengan sempat membaiknya harga komoditas tersebut.