Saat itu memang PSSI hanya melakukan rapat dadakan dengan Exco terkait penundaan liga.
"Antik PSSI ini, kenapa saya bilang begitu karena tidak ada keputusan meeting seperti biasanya," ujar Dandri dilansir BolaSport.com dari Kompas.com.
"Yang terjadi seperti ini. Kami mau tidak mau jadi mengikuti, tetapi akan jadi evaluasi," tambahnya.
Perilaku PSSI menjadi fokus utama menurut Dandri karena hal semacam ini tidak hanya sekali terjadi.
Baca juga: Minta Maaf Hingga Nyatakan Cinta, Persib Bandung dan David da Silva Baikan, Borneo FC Gigit Jari
"Ini yang harus dibijaki semua stakeholder PSSI dan PT Liga."
"PT Liga kan hanya manut-manut saja sama PSSI."
"Selama ini komunikasi itu putus, sekarang yang terjadi akibat dari komunikasi yang tidak seperti biasanya."
"Kalau dulu ada komunikasi, tetapi musim ini sepihak saja mulai dari regulasi U-23, sistem championship, nah tiba-tiba regulasi U-23 dicabut saja," tambahnya.
Hal ini juga semakin diperparah dengan keengganan pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong berkomunikasi dengan klub.
Dandri menilai pelatih asal Korea Selatan itu hanya berlindung di balik Ketua Umum PSSI.
"Jangan menjadi tren di PSSI kalau sedikit-sedikit menunda," kata Dandri.
"Yang perlu dipikirkan itu bagaimana komunikasi dengan klub."
"Jadwal ini jangan selalu menjadi permasalahan."
"Pada awal musim kita seharusnya sudah dikasih gambaran."
"Ketum PSSI ini kan sibuk, hanya diberi masukan tapi tidak tahu apa yang terjadi di klub."