TRIBUNKALTARA.COM,TARAKAN - Tujuh remaja pria dan wanita ditemukan di dalam kamar salah satu losmen di Tarakan, Kalimantan Utara saat dilakukan razia oleh tim gabungan di perayaan malam Valentine Jumat (14/2/2025) hingga Sabtu (15/2/2025) dini hari. Satu orang positif konsumsi narkoba jenis metamfetamin.
Kepala BNNK Tarakan, Evon Meternik melalui Katim Rehabilitasi BNNK Tarakan, Aipda Agus Andi S mengatakan, 7 orang yang diamankan di salah satu losmen Jalan Mulawarman ini terdiri dari dua wanita dan lima pria. Di dalam kamar ditemukan alat bong atau hisap dan air yang sudah diracik sabu dan dimasukan di dalam botol.
Saat diinterogasi Tim BNNK Tarakan, 7 anak muda terbut tidak ada yang mengakui memiliki alat hisap dan bong serta BB sabu yang sudab diracik dalam botol tersebut. Begitu juga yang sempat menggunakan atau memakai tak ada yang mau mengaku pada awalnya.
Pantauan TribunKaltara.com di lapangan , ada remaja wanita yang mengaku datang ke dalam kamar karena dipanggil rekannya, ada juga remaja putera yang mengaku hanya mengantarkan barang. Berbagai macam alasan dilontarkan ketujuh anak tersebut.
Baca juga: Momen Valentine Ditemukan 30 Orang di Kamar Hotel dan Losmen, 5 Pasangan Diberi Sanksi Tipiring
Dengan tidak ada yang mau mengaku, sehingga Tim BNNK Tarakan sesuai prosedur, semua ketujuh anak dilakukan tes urine termasuk empat anak di bawah umur dites urine setelah orangtua atau walinya datang ke Kantor BNNK Tarakan. Ada satu orang positif narkoba.
Adapun masing-masing inisial pertama, M.D (24) hasil tes urine negatif, kedua inisial M.F.M (23) hasil tes urine positif. Ketiga, M. F (16) berstatus pelajar, hasil negatif. Lalu keempat A.D.P (15) berstatus pelajar, hasil negatif. Kemudian kelima ada K.A (13) dengan hasil negatif, lalu keenam ada R.S.J (17) hasil negatif dan terakhir A.C (18) hasil tes urine negatif.
"Untuk yang positif kami amankan di kantor BNNK Tarakan untuk kami dalami dan lakukan asesmen serta menjalani program rehabilitasi," papar Aipda Agus Andi S.
Kemudian yang lainnya terutama untum anak di bawah umur diserahkan pihak BNNK Tarakan kepada Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3P2KB) Kota Tarakan.
Diterangkan Agus, sapaan akrabnya, tujuh orang diamankan setekah didata ada 4 orang masih berusia di bawah umur. Di antaranya dua orang perempuan dan dua orang laki-laki. "Yang masih bersekolah dua laki-laki," paparnya.
Baca juga: BREAKING NEWS - Momen Valentine, Personel Gabungan Amankan 5 Pasangan Belum Nikah "Ngamar" di Hotel
Ia membenarkan saat razia, ditemukan alat bong sehingga diduga ketujuh anak sedang melakukan pesta namun tak ada yang mengakui.
"Jadi awalnya hanya lima dites urine. Terdiri dari tiga pria an dua wanita. Dua anak yang sekolah kami tidak tes urine, jadi tunggu orangtuanya datang baru dites urine," paparnya.
Ia melanjutkan hasil tes urine yang positif sebanyak satu orang positif yakni, M.F.M (23) hasil tes urine positif mengandung metamfetamin atau sabu.
"Pengakuan M.F.M, mengaku pernah memakai sekitar dua bulan lalu. Tapi untuk rincinya akan kami dalami lebih lanjut," papar Agus.
Ditanya, artinya, barangb bukti alat bong dan hisapnya sudah sempat digunakan? Agus memperkirakan sudah digunakan meski mereka belum mengaku siapa pemilik alat bong tersebut. "Mereka gak ngaku. Jadi pelaku karena penyalahguna akan kami coba rehabilitasi terkait riwayat pemakaian, mengapa memakai itu akan didalamu asesmen. Kami bawa malam ini," jelasnya.
Ditanya kembali dalam rangka apa ketujuh muda mudi ini berkumpul dalam satu kamar di losmen? Agus menjelaskan berdasarkan keterangan sementara dari ketujuh orang, awalnya hanya dipanggil.
"Jadi awalnya hanya dipanggil, ngumpul-ngumpul. Karena yang punya kamar ini atau yang buka kamar lagi keluar. Data identitasnya dikantongi. Apakah yang punya atau buka kamar yang punya alat sabu atau BB ditemukan, itu kami masih coba dalami," tegasnya.
Ia melanjutkan lagi, kasus seperti ini jarang ditemukan dan hanya ditemukan di momen razia. Dan selama ini yang disasar untuk razia adalah tempat hiburan malam dan untuk hotel melibatkan BNN baru kali ini kasusnya didapati.
"Kami coba koordinasikan dengan pemilik hotel, kamu coba agar lebih selektif menerima tamu. Dengan adanya temuan ini jadi gambaran, ternyata losmen atau hotel bisa jadi tempat transaksi nyaman untuk mereka pakai," tukasnya.
(*)
Penulis: Andi Pausiah