Menyapa Nusantara

PCO: Kopdes Merah Putih Jembatan Desa Menuju Kemerdekaan Ekonomi

PCO menyatakan Kopdes Merah Putih merupakan jembatan bagi desa menuju kemerdekaan di bidang ekonomi.

Editor: Amiruddin
TRIBUNKALTARA.COM/ ANDI PAUSIAH
PERESMIAN KOPERASI - Preside Prabowo Subianto saat menyampaikan sambutan melalui virtual zoom dihadiri Wali Kota Tarakan Khairul dan jajaran dalan kegiatan peluncuran Koperasi Desa Merah Putih, Senin (21/7/2025). Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyatakan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih merupakan jembatan bagi desa menuju kemerdekaan di bidang ekonomi. 

TRIBUNKALTARA.COM - Kantor Komunikasi Kepresidenan (PCO) menyatakan Koperasi Desa/Kelurahan (Kopdes) Merah Putih merupakan jembatan bagi desa menuju kemerdekaan di bidang ekonomi.

Program tersebut merupakan upaya Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat ekonomi pedesaan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di desa.

"Kopdes Merah Putih menjadi langkah monumental yang menandai era baru dalam pembangunan nasional berbasis desa. 

Mewakili kedaulatan rakyat dalam mengelola sumber daya mereka sendiri," kata Tenaga Ahli Utama Kantor Komunikasi Kepresidenan Adita Irawati dalam keterangannya, Rabu.

Pada momentum peringatan HUT Ke-80 Republik Indonesia (RI), kata Adita, Kopdes Merah Putih bisa diartikan sebagai sebuah era baru menuju kemerdekaan di bidang ekonomi.

Baca juga: Menpan RB Rini Widyantini Siapkan 243 Ribu PPPK untuk Tugas di Kopdes Merah Putih

"Melalui koperasi ini, masyarakat desa diharapkan bisa semakin berdaya. 

Kopdes Merah Putih membuat masyarakat desa menikmati kemerdekaan di bidang ekonomi," kata Adita.

Dia mengatakan Kopdes Merah Putih juga menjadi jembatan transisi dari ketergantungan bantuan sosial menuju pemberdayaan ekonomi yang produktif dan berkelanjutan.

Saat ini, kata Adita, desa dan kelurahan di Indonesia masih menghadapi tantangan dalam memenuhi kebutuhan dasar dan menggerakkan roda ekonomi lokal. 

Misal, sebanyak 90 persen hasil tangkapan ikan belum bisa disimpan dengan layak.

Data lain, sebanyak lima juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) masih terjerat rentenir, serta lebih dari 50 ribu desa dan kelurahan belum memiliki fasilitas kesehatan. 

Selain itu, sebanyak 70 persen desa dan kelurahan belum tersentuh koperasi.

Terdapat 60 persen koperasi yang belum memiliki layanan farmasi dan lebih dari 31 ribu koperasi belum ada toko sembako, serta lebih dari 50 persen desa belum memiliki toko sarana produksi untuk mendukung pertanian dan usaha lokal.

Presiden Prabowo Subianto lantas membentuk 80.081 Kopdes Merah Putih pada 21 Juli 2025. Hal ini dilakukan sebagai langkah strategis membangun ekonomi kerakyatan yang berdikari, inklusif, dan adil.

Program ini merupakan pelaksanaan dari Astacita ke-3, yang menempatkan koperasi sebagai motor penggerak ekonomi desa. 

Tujuannya yakni untuk membuka lapangan kerja, mendorong kewirausahaan, dan memperkuat sentra produksi rakyat secara berkelanjutan.

"Lebih dari 80 ribu koperasi ini adalah upaya konkret untuk memperpendek rantai distribusi dan aliran bahan-bahan penting bagi rakyat. 

Kita hadirkan sembako, obat, pupuk langsung ke tangan masyarakat. Dengan harga yang terjangkau dan sistem yang adil," kata Presiden Prabowo.

Ketua Kopdes Merah Putih Desa Cileunyi Wetan, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, Jawa Barat Dedi Nurendi mengatakan koperasi ini membantu meringankan beban masyarakat Cileunyi Wetan.

"Kopdes ini menjawab keresahan masyarakat yang harus membeli kebutuhan pokok agak jauh. 

Masyarakat dalam hal simpan pinjam juga banyak yang terlilit Bank Emok (bank keliling)," kata Dedi.

Dedi mengatakan Kopdes Merah Putih merupakan jawaban atas kebutuhan ekonomi masyarakat. "Mari berkoperasi karena ini dari kita, oleh kita, dan untuk kita. 

Koperasi juga menanamkan gotong-royong," ucap dia.

(*)

(ANTARA, Fathur Rochman, Sabtu 16 Agustus 2025)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved