Ada Sejak 2013, Dishub Tana Tidung Kaltara Targetkan Pelabuhan Bebatu Bisa Operasional Tahun Ini

TRIBUNKALTARA.COM, TANA TIDUNG - Pelabuhan Bebatu yang sudah memiliki dermaga hibah dari Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur ( Pemprov Kaltim ) sejak 2013, ditargetkan mulai beroperasi tahun ini.

Kepala Dinas Perhubungan Tana Tidung, Kaltara, Arief Prasetiawan, menegaskan pihaknya sudah menyiapkan langkah-langkah agar pelabuhan tersebut segera difungsikan.

“Tahun ini Pelabuhan Bebatu sudah harus operasional. Memang dermaga itu sudah ada sejak 2013, tapi sampai hari ini belum pernah beroperasi,” ungkap Arief Prasetiawan kepada TribunKaltara.com, Jumat (5/9/2025).

Arief Prasetiawan menjelaskan, fungsi pelabuhan itu tidak diperuntukkan untuk penumpang, melainkan untuk peti kemas dan material.

Baca juga: Pelabuhan Bebatu Tana Tidung Kaltara Dioptimalkan jadi Jalur Masuk Bahan Pokok: Kita Gas Tahun ini

“Resistingnya tetap kembali ke konsep awal. Bebatu itu bukan pelabuhan speed atau feri, tapi pelabuhan material,” ujarnya.

Menurutnya, keberadaan Pelabuhan Bebatu sangat penting bagi Kaltara, terutama untuk arus barang yang semakin padat.

“Informasi dari Tarakan, di sana sudah overload. Harapan kami Bebatu bisa jadi solusi jangka panjang mobilisasi barang dari luar Kaltara ke provinsi ini,” jelasnya.

Ia menambahkan, manfaat yang bisa didapat dari pengoperasian pelabuhan ini sangat banyak.

“Tujuannya pemerataan ekonomi, menekan inflasi, dan pelaku usaha pasti akan lebih terbantu. Jadi banyak hal yang bisa kita dapat kalau Bebatu sudah operasional,” katanya.

Meski begitu, Arief Prasetiawan mengakui pembangunan fisik masih butuh proses panjang karena keterbatasan dukungan anggaran pusat.

“Kami sempat bermohon ke kementerian untuk fisiknya, tapi mereka juga ada pemotongan anggaran pasca Inpres Nomor 1. Jawaban mereka, ikuti dulu tahapan-tahapannya mulai dari FS, Rencana Induk Pelabuhan (RIP), DRK, sampai DLKP. Intinya mereka menyambut baik, tinggal prosesnya kita ikuti,” ucapnya.

Ia menegaskan, posisi Pelabuhan Bebatu sudah masuk dalam Rencana Induk Pelabuhan Nasional (RIPN).

“Bupati sudah masukkan Bebatu ke RIPN. Tanpa masuk ke situ, pelabuhan tidak mungkin bisa dibangun. Kebetulan tiga pelabuhan kita, Sebawang, Bebatu, dan Tana Lia sudah masuk,” jelasnya.

Arief menyebut ada dua skema yang saat ini ditempuh, skema jangka pendek adalah mengurus izin operasional agar bisa difungsikan tahun ini dengan sarana yang ada.

“Kami akan lengkapi infrastrukturnya dulu. Dermaga lama harus diuji lab lagi, ada uji struktur, uji sandar kapal, termasuk penyambung jalan ke dermaga. Harapannya tahun depan sudah bisa beroperasi dengan kapasitas tertentu,” terangnya.

Sementara untuk jangka panjang, Dishub menyiapkan lahan lebih luas agar pelabuhan bisa menunjang kawasan industri.

“Sekarang lahan yang diapelkan baru 60 hektar. Di RTRW kami itu minimal 80 hektar, bahkan sudah dimohonkan ke KLHK untuk alih fungsi sampai 300 hektar agar bisa jadi kawasan industri sekaligus pelabuhan,” ungkapnya.

Ia juga menyoroti persoalan akses jalan yang menjadi kunci utama.

Baca juga: Dinilai Strategis, Pelabuhan Bebatu Siap Dukung Pertumbuhan Industri Tana Tidung Kaltara

“Jalan Bebatu ke simpang AJP itu sekitar 24 kilometer. Sudah 30 persen teraspal, sisanya belum. Sayangnya DAK dari Kementerian PU sempat dibatalkan karena efisiensi anggaran,” jelasnya.

Meski begitu, secara teknis Arief optimistis Pelabuhan Bebatu sangat layak untuk dioperasikan karena letaknya yang strategis.

“Surut terendahnya delapan meter, kapal masih bisa nyandar. Letaknya strategis, lebih dekat ke laut lepas hanya lima mil. Aman dari limbah kayu juga. Jadi Bebatu memang ideal untuk arus logistik Kaltara,” pungkasnya.

(*)

Penulis : Rismayanti