Irau Malinau 2025
LABT Malinau Kenalkan Tradisi Beseruan di Irau Malinau ke-11, Dialog 100 Persen Berbalas Pantun
Di Irau Malinau ke-11, LABT Malinau perkenalkan tradisi Beseruan, dimana tradisi ini merupakan prosesi lamaran yang dialognya pakai pantun.
Penulis: Mohamad Supri | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM, MALINAU - Hari ketiga Irau Malinau ke-11 dibuka dengan penampilan khas masyarakat Tidung melalui Lembaga Adat Besar Tidung Malinau (LABT) Malinau, Kamis (9/10/2025). Masyarakat Tidung menampilkan sejumlah kekayaan budayanya, sastra lisan khas yang dipamerkan, yakni tradisi Beseruan.
Sebuah kebiasaan yang dipraktikkan sejak dulu. Kebiasaan ini dikemas dengan awal mula melakukan prosesi lamaran, yakni saat calon mempelai laki-laki mendatangi rumah calon mempelai perempuan.
Koordinator Seni dan Adat Tidung pada Irau Malinau ke-11, Samsul menyebut, tradisi Beseruan ini masih hidup dan berkembang di ruang kearifan masyarakat.
Dalam prosesi lamaran calon mempelai laki-laki kepada calon mempelai perempuan dikenal tradisi "Beseluka", "Beseruan" dan "Ngatode de Pulud".
Baca juga: Hari Ketiga Irau Malinau, LABT Tampilkan Sastra Adat Tidung, Prosesi Lamaran Pria kepada Wanita
"Tadi ada dua yang ditampilkan dalam tradisi lamaran kami masyarakat Tidung. Ada Beseluka, Beseruan, dan juga Ngatode de Pulud. Ini sampai sekarang masih dipraktikkan," ujar Samsul saat ditemui seusai acara, Kamis (9/10/2025).
Beseluka dilaksanakan pada tahap awal, di mana calon mempelai laki-laki dan perwakilannya datang ke rumah calon mempelai perempuan.
Tujuan awal kunjungan ialah memastikan keberadaan calon mempelai, menanyakan statusnya, serta memastikan belum ada ikatan dengan orang lain.
Rombongan calon mempelai laki-laki disambut oleh wali dari tuan rumah, yakni calon mempelai perempuan.
Pada tahap ini, seluruh proses dialog disampaikan via sastra lisan, pantun. Dilaksanakan spontan dan secara langsung, sahut-menyahut.
Baca juga: Pasukan Seribu dan Upacara Adat Dayak Lundayeh Pukau Pengunjung Hari Kedua Irau Malinau Kaltara
Mulai dari maksud kedatangan rombongan sampai dengan mempersilakan tamu masuk ke rumah seluruhnya disampaikan melalui bait pantun.
"Semuanya lewat pantun. Dialog sampai dengan proses negosiasi dengan balas-berbalas pantun tentang kesepakatan Pulud atau maharnya," kata Samsul.
Jika jawaban sudah jelas, keluarga pria menyampaikan lamaran.
Keluarga perempuan kemudian menetapkan jumlah belanja berupa uang atau barang. Setelah ada kesepakatan, dilanjutkan penyerahan Pulut atau seserahan.
Dalam prosesi lamaran ini dikenal juga Ngatode de Pulud, atau penyerahan mahar atau seserahan kepada calon mempelai perempuan setelah diperoleh kesepakatan nilai.
Barang-barang seserahan dijajarkan dan dibacakan satu per satu, lalu diserahkan secara simbolis.

Hari Ketiga Irau Malinau, LABT Tampilkan Sastra Adat Tidung, Prosesi Lamaran Pria kepada Wanita |
![]() |
---|
Sukses Guncang Pembukaan Irau, Slank Habiskan 4 Hari Liburan di Malinau Kaltara |
![]() |
---|
Pasukan Seribu dan Upacara Adat Dayak Lundayeh Pukau Pengunjung Hari Kedua Irau Malinau Kaltara |
![]() |
---|
Pemkab Salurkan Anggaran Dana Hibah Rp 2,8 Miliar Bagi 26 Komunitas, Dukung Tampil di Irau Malinau |
![]() |
---|
Ditandai Pemukulan Gong Sebelas Kali, Rangkaian 20 Hari Pesta Budaya Irau Malinau Kaltara Dimulai |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.