Berita Nunukan Terkini

Minim Sentuhan Pemerintah Daerah, Warga Lumbis di Nunukan Bertahan di Tengah Keterisolasian

Hingga saat ini warga pedalaman di Lumbis Ogong, Pansiangan, dan Lumis hulu masih hidup dalam keterisolasian karena minimnya transportasi.

Penulis: Febrianus Felis | Editor: Junisah
TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS
MINIMNYA SENTUHAN PEMERINTAH - Warga di wilayah pedalaman Kabupaten Nunukan, tepatnya di Kecamatan Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, hingga Lumbis Hulu, masih hidup dalam keterisolasian akibat minimnya konektivitas wilayah, Selasa (04/11/2025), siang. 

TRIBUNKALTARA.COM, NUNUKAN - Warga di wilayah pedalaman Nunukan, Kalimantan Utara tepatnya di Kecamatan Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, hingga Lumbis Hulu, masih hidup dalam keterisolasian akibat minimnya konektivitas wilayah. 

Hingga kin warga pedalaman di Nunukan ini, belum ada akses jalan darat yang menghubungkan daerah tersebut dengan pusat kota Nunukan.

Kondisi ini membuat warga hanya mengandalkan transportasi sungai menggunakan perahu kayu dan ketinting untuk bepergian, termasuk membeli kebutuhan pokok dan perlengkapan rumah tangga. 

Biaya perjalanan juga tidak sedikit. Untuk rute dari pusat Kecamatan Lumbis menuju Desa Lumbis Ogong, warga harus mengeluarkan biaya hingga Rp1,2 juta untuk pulang-pergi, tergantung pada kondisi air sungai dan bahan bakar.

Baca juga: Pemprov Kaltara Bentuk Tim Kaji Cepat untuk Tangani Wilayah Terisolasi di Krayan Nunukan

Salah satu warga Desa Lumbis Ogong, Andra menyebut, mahalnya biaya transportasi menjadi beban berat bagi masyarakat yang penghasilannya terbatas.

“26 tahun Nunukan berdiri, namun kehidupan kami diisini masih jauh dari kata layak, itu menbuktikan bahwa kami di daerah pelosok sangat jarang mendapatkan sentuhan pemerintah. Bayangkan saja, sekali jalan beli Sembako ke kota bisa habis jutaan. Kalau air sungai deras, perjalanan bisa lebih lama dan berisiko,” kata Andra kepada  TribunKaltara.com, Selasa (04/11/2025), siang.

Tak hanya kebutuhan pokok, keterbatasan akses jalan juga berdampak pada pendidikan anak-anak di wilayah tersebut. 

Banyak orang tua terpaksa menyewa rumah di kawasan kota agar anak-anak mereka dapat bersekolah. Kondisi ini membuat pengeluaran keluarga semakin besar.

“Kalau tidak kontrak rumah di kota, anak-anak tidak bisa sekolah. Ada sekolah di desa seberang namun itu beresiko tinggi, karna setiap hari kami harus mengantar anak-anak sekolah dengan melewati aliran sungai dengan arus yang cukup deras, jika banjir besar maka anak-anak tidak dapat pergi kesekolah,” ucapnya.

Baca juga: Kendala Transportasi Sungai Bahau, Bupati Malinau Kaltara Ungkap Rencana Peledakan Jeram Nta Liang

Selain pendidikan, sektor ekonomi masyarakat pun ikut terdampak. Para petani mengaku kesulitan memasarkan hasil kebun lantaran biaya transportasi yang tinggi. 

Tak sedikit dari mereka memilih mengonsumsi hasil panen sendiri ketimbang menjualnya ke kota.

“Kami tanam pisang, padi, dan sayur. Tapi untuk dijual susah, biaya bensin mahal sekali,” ujar Andra.

Untuk mencapai kota Nunukan, warga biasanya menempuh perjalanan panjang menyusuri sungai dengan arus deras, menggunakan perahu bermesin. Sekali perjalanan, mereka harus mengeluarkan biaya bahan bakar sekitar Rp1,2 juta, belum termasuk risiko kerusakan mesin di tengah perjalanan.

Di sepanjang aliran sungai Kecamatan Lumbis ini, terdapat sekitar 22 desa yang belum tersentuh pembangunan jalan darat. Wilayah tersebut meliputi tiga kecamatan, yakni Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, dan Lumbis Hulu. 

Seluruhnya berada di kawasan perbatasan yang masih minim fasilitas umum, termasuk layanan kesehatan dan pendidikan.

MINIMNYA SENTUHAN PEMERINTAH - Warga di wilayah pedalaman Kabupaten Nunukan, tepatnya di Kecamatan Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, hingga Lumbis Hulu, masih hidup dalam keterisolasian akibat minimnya konektivitas wilayah, Selasa (04/11/2025), siang.
MINIMNYA SENTUHAN PEMERINTAH - Warga di wilayah pedalaman Kabupaten Nunukan, tepatnya di Kecamatan Lumbis Ogong, Lumbis Pansiangan, hingga Lumbis Hulu, masih hidup dalam keterisolasian akibat minimnya konektivitas wilayah, Selasa (04/11/2025), siang. (TRIBUNKALTARA.COM/ FEBRIANUS FELIS)
Sumber: Tribun Kaltara
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved