Berita Nasional Terkini

6 Fakta Rahayu Saraswati Mundur dari DPR, Keponakan Prabowo Minta Maaf Gegara Ucapan Kontroversial

Keponakan Presiden Prabowo Subianto, Rahayu Saraswati mundur dari DPR RI usai ucapannya menjadi kontroversi di media sosial, simak faktanya.

ARSIP - dok pribadi
MUNDUR DARI DPR - Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, keponakan Presiden Prabowo Subianto mundur dari DPR RI usai ucapannya menjadi kontroversi di media sosial, simak fakta-faktanya berikut ini. 

TRIBUNKALTARA.COM - Politikus Partai Gerindra, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo baru-baru ini menjadi sorotan publik.

Sara, panggilan akrabnya, memutuskan mundur dari kursi DPR.

Keputusan ini disampaikan secara terbuka melalui akun media sosial Instagramnya pada Rabu (10/9/2025) malam.

Padahal, jabatan Rahayu Saraswati sebagai Anggota DPR RI terhitung masih panjang hingga tahun 2029.

Rahayu juga tercatat sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI.

MUNDUR DARI DPR - Politikus Partai Gerindra yang juga calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo berpose usai wawancara khusus di kantor Redaksi Tribunnews.com di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2020). Simak fakta-fakta keponakan Presiden Prabowo Subianto ini mundur dari jabatan Anggota DPR RI.
MUNDUR DARI DPR - Politikus Partai Gerindra yang juga calon Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo berpose usai wawancara khusus di kantor Redaksi Tribunnews.com di kawasan Palmerah, Jakarta Pusat, Kamis (23/7/2020). Simak fakta-fakta keponakan Presiden Prabowo Subianto ini mundur dari jabatan Anggota DPR RI. (ARSIP - Tribunnews/Irwan Rismawan)

Keputusan pengunduran dirinya itu tak lepas dari pernyataan kontroversial dalam sebuah podcast pada Februari 2025 lalu.

Baca juga: 6 Fakta Rantis Brimob Lindas Ojol hingga Tewas, Keluarga Minta Keadilan, Komnas HAM Kecam Kepolisian

Konten itu kembali viral pada pertengahan Agustus 2025 dan memicu gelombang kemarahan publik.

Hal itu mendorong Sara untuk mengambil tindakan tegas atas kontroversi yang ia ciptakan sendiri.

Dalam unggahannya, Sara secara gamblang mengakui bahwa keputusannya ini merupakan bentuk pertanggungjawaban penuh atas ucapannya.

Ia merasa perlu mengambil langkah ekstrem untuk menunjukkan keseriusannya.

Lantas, siapakah sosok Rahayu Saraswati Djojohadikusumo dan fakta-fakta soal pengunduran dirinya dari DPR? Simak rangkumannya berikut ini.

1. Keponakan Prabowo Subianto

Pemilik nama lengkap Rahayu Saraswati Dhirankanya Djojohadikusumo ini merupakan politis Partai Gerindra sekaligus keponakan Presiden Prabowo Subianto.

Perempuan kelahiran Jakarta, 27 Januari 1986 itu sebelumnya merupakan Anggota DPR RI periode 202402029 untuk Komisi VII yang membidangi perindustrian, UMKM, ekonomi kreatif, pariwisata dan sarana publikasi.

Sara terpilih sebagai Anggota DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Jakarta 3, yang meliputi Jakarta Barat, Jakarta Utara, dan Kepulauan Seribu.

Sebelum terjun ke dunia politik, Sara juga dikenal sebagai presenter televisi dan aktivis.

Sebagai presenter, ia pernah menjadi Co-Host Talk Indonesia di Metro TV.

2. Pernyataan Kontroversial

Rahayu Saraswati mendapat sorotan publik lantaran pernyataan kontroversial dalam sebuah podcast.

Saat itu, Rahayu Saraswati membuat pernyataan yang menuai kontroversi menyebut bahwa keinginan rakyat agar pemerintah menyedikan lapangan kerja mencerminkan 'mental kolonial'.

Dalam pernyataannya, Rahayu menyatakan dirinya merupakan bagian dari generasi milenial yang memiliki pandangan untuk tidak bersandar pada sektor pekerjaan yang sudah melalui masa otomasi.

Ia mengajak anak muda menjadi pengusaha baik di bidang kuliner, fashion, multimedia, dan lainnya.

Baca juga: 3 Fakta Nafa Urbach Dukung Tunjangan Rumah DPR Rp50 Juta, Macet jadi Alasan, Ramai Dikritik Netizen

“Menurut saya, anak-anak muda, ayo kalian kalau punya kreativitas jadilah pengusaha, jadilah entrepreneur, daripada ngomel enggak ada kerjaan, bikin kerjaan buat teman-teman lu,” kata Sara dalam video itu. 

Menurutnya, terdapat banyak sektor yang bisa digarap anak muda dan tidak hanya bersandar pada sektor padat karya.

Meski demikian, ia menyebut sejumlah industri besar seperti pangan dan hilirisasi yang menjadi perhatian Presiden Prabowo Subianto akan meningkat.

“Jangan hanya bersandar, karena kalau masih bersandar kepada sektor-sektor padat karya dan bersandar kepada pemerintah untuk provide the jobs, kita masih di zaman kolonial berarti, yang di mana kita bersandar kepada si raja, dan si ratu, dan si priayi untuk kasih kita kerjaan. No, kita sudah move on dari situ,” ujar Sara.

3. Sampaikan Permintaan Maaf

Potongan video itu kembali viral pada Agustus 2025 dan menimbulkan kritik.

Sara mengatakan, ia tak berniat menyaiti atau merendahkan masyarakat, terutama kaum muda.

"Tidak ada maksud maupun tujuan dari saya sama sekali untuk meremehkan bahkan merendahkan upaya dan usaha yang dilakukan oleh masyarakat, terutama anak-anak muda yang ingin berusaha, tetapi menghadapi berbagai kesulitan dan tantangan," kata Sara.

“Walaupun niat saya sebenarnya ingin mendorong entrepreneurship, terutama di zaman transformasi digital yang membuka peluang seluas-luasnya di dunia ekonomi kreatif, saya paham kata-kata saya telah menyakiti banyak pihak, terutama yang masih berjuang untuk menghidupi keluarganya,” ucapnya.

Ia menegaskan siap bertanggung jawab penuh atas ucapannya tersebut. 

“Kesalahan sepenuhnya ada di saya. Oleh sebab itu, melalui pesan ini, saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ucapan dan kesalahan saya,” kata Sara.

4. Dana buat Dapil

Lebih lanjut, Sara mengatakan dana yang diperoleh dari dapilnya akan digunakan untuk bantuan alat kesehatan, pelatihan usaha, dan pemberdayaan anak.

"Dengan sisa dana yang masih ada di rekening khusus untuk Dapil, saya akan terus memberikan bantuan alat kesehatan, pelatihan-pelatihan kewirausahaan," kata Sara.

Hanya saja, Sara tidak menjabarkan secara detail berapa sisa dana yang akan disalurkan.

Baca juga: 6 Fakta Setya Novanto Bebas Bersyarat, MA Potong Hukuman hingga Dapat Remisi 2 Tahun Lebih

Politikus yang duduk sebagai Wakil Ketua Komisi VII DPR RI itu hanya memastikan kalau seluruh dana yang ada akan dihabiskan untuk rakyat di Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu.

"Dan sebisanya mendukung pemberdayaan anak-anak muda di Dapil saya sampai dana tersebut habis," kata dia.

5. Selesaikan Tugas Terakhir di DPR

Meski mundur dari jabatannya sebagai wakil rkayat, Sara masih memiliki satu harapan besar yakni diberi kesempatan menyelesaikan tugas terakhirnya di Komisi VII DPR RI.

Tugas terakhir yang dimaksud adalah pembahasan dan pengesahan Rancangan Undang-Undang (RUU) Kepariwisataan.

Menurutnya, RUU ini sangat krusial bagi kemajuan sektor pariwisata di Indonesia.

“Saya berharap masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan satu tugas terakhir, yaitu pembahasan dan pengesahan RUU Kepariwisataan di Komisi VII,” ujarnya.

Sara menuturkan, ia merasa bertanggung jawab untuk memastikan RUU tersebut dapat disahkan sebelum ia benar-benar meninggalkan parlemen. 

6. Respons Gerindra

Menanggapi sikap Sara, Fraksi Partai Gerindra di DPR RI memutuskan menonaktifkan keponakan presiden tersebut.

Sekretaris Fraksi Gerindra DPR, Bambang Haryadi, menegaskan bahwa pihaknya menghormati keputusan tersebut.

“Fraksi Gerindra DPR menghormati pilihan tersebut dan akan memproses sesuai peraturan perundang undangan yang berlaku. Sementara menunggu proses, maka Saudari Sara akan dinonaktifkan dari DPR,” kata Bambang.

Ia menjelaskan, proses administratif terkait pengunduran diri Sara akan dijalankan berdasarkan mekanisme yang sudah diatur dalam undang-undang.

Fraksi Gerindra juga disebut bakal berkoordinasi dengan DPP Partai Gerindra.

“Kami akan memastikan seluruh prosedur berjalan sesuai aturan. Fraksi Gerindra tetap konsisten menjaga komitmen kelembagaan dan ketentuan perundang undangan,” ujarnya.

(*)

(TribunJakarta.com/Ferdinand Waskita Suyacahya) (Tribun Palu.com/Lisna Ali)

Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved