Human Interest Story
Kisah Siswa Berprestasi di Tarakan, Jualan Keliling sambil Belajar, Igin Jadi Pengusaha Batu Bara
Dari hasil jualannya terkadang Dani diupah Rp 30 ribu hingga 40 ribu sehari tergantung berapa jumlah yang dapat ia jual.
Penulis: Rismayanti | Editor: Adhinata Kusuma
TRIBUNKALTARA.COM, TARAKAN - Ini kisah Ahmad Dani, bocah penjual kacang dan kue panada di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.
Di saat sebagian bocah sepantarannya asyik bermain, dia justru sibuk berjualan.
Bukan berarti tak bisa bermain, namun ada pilihan lain yang lebih utama.
Ia rela berjualan keliling demi bisa menabung untuk masa depan.
Anak laki-laki yang akrab disapa Dani ini sudah berjualan keliling sejak kelas 4 SD.
Tak ada rasa minder darinya demi meringankan beban orang tua.
BACA JUGA:
Kabid Humas Polda Kaltara Pertama Kombes Pol Berliando Dimutasi ke Riau, Ini Pesan dan Kesannya
Korem 092 Maharajalila di Kaltara baru Capai 40 Persen, Penyebabnya Diungkap Pangdam VI Mulawarman
Pria di Tarakan Sembunyikan Sabu Seberat 150,29 Gram di Dubur, Sabu Dikemas Plastik Bening
Diketahui, ayah Dani adalah seorang kuli bangunan, dan Ibunya hanyalah Ibu Rumah Tangga.
"Jual punya tetangga. Duit hasil jualan buat ditabung," ujar Dani.
"Biasa jualan di sini (depan ATM BRI STB Super Market Pamusian) cuman kalau ada teman kan, teman yang jualan di sini biasa saya yang keliling," sambungnya.
Dari hasil jualannya terkadang Dani diupah Rp 30 ribu hingga 40 ribu sehari tergantung berapa jumlah yang dapat ia jual.
"Biasa jualan habis tapi kadang juga ndak," ucapnya
Dani yang sekarang duduk dibangku kelas 1 SMP ini terkadang berjualan hingga malam hari.
Jika dia berjualan di sore hari pulangnya malam hari hingga jam 11 malam, bahkan tak jarang dirinya pulang jam 1 malam.
"Tapi karena sekarang sekolah online, jalannya kadang jam 10 pagi," ungkap dia.
Bagaimana dengan belajar? Jangan salah, meski dia sibuk dengan jualannya, Dani tidak pernah lupa dengan belajarnya.
Dirinya selalu menyempatkan waktu untuk belajar.
Bahkan dia pun terpaksa harus belajar sambil berjualan.
Saat ditemui TribunKaltara.com pun Dani tengah mengerjakan tugas Bahasa Inggrisnya.
Meski begitu, Dani tidak pernah lepas dari peringkat 5 besar saat SD, terkadang dirinya mendapat peringkat 2 juga peringkat 3 di kelasnya.
Tidak hanya itu, Dani bahkan kerap kali juara 1 lomba puisi.
"Itu hari sebenarnya mau (diikutkan lomba baca puisi) antar Provinsi cuman gara-gara Corona (Covid-19), ndak jadi pergi," cerita Dani.
Jika biasanya anak seusianya ingin menjadi Dokter atau Guru, berbeda dengan Dani yang justru ingin menjadi pengusaha.
"Cita-cita mau jadi pengusaha batu bara," tuturnya.
( TribunKaltara.com / Risnawati )