Gerakan 30 September
Pengakuan Jenderal Gatot Nurmantyo Dicopot dari Panglima TNI usai Instruksi Nobar Film G30S/PKI
Berikut pengakuan terbaru Jenderal Gatot Nurmantyo dicopot dari jabatan Panglima TNI usai instruksi nobar film G30S/PKI.
Ini sesuatu hal yang sangat berbahaya karena kalau yang paling junior adalah kelas enam SD, maka merka yang duduk di universitas saat ini mereka tidak pernah mengenyam pelajarn tersebut," jelasnya.
Kemudian Gatot Nunrmantyo membuat semacam 'proxy war', dimana ia kerap mengisi kuliah umum dan menyelipkan bahaya kebangkitan komunisme kepada para generasi muda.
"Sehingga pada tahun 2017, bahwa generasi muda 90 persen lebih tidak percaya adanya PKI.
Maka dengan data-data yang ada, pertama kali pada 10 maret 2015 saya masih jabatan Pangkostrad saya beranikan memberikan kuliah umum tentang proxy war di UI (universitas Indonesia).
Dan sampai dengan saya Panglima TNI sudah 59 kali saya melaksanakan kuliah umum," ujar Gatot Nurmantyo.
Gatot melihat adanya upaya-upaya pelemahan mental pemuda bangsa.
Sehingga, ia memutuskan untuk menyerukan untuk menonton film Pemberontakan G30S/PKI ketika ia menjabat sebagai Panglima TNI.
"Pada saya saya jadi Panglima TNI, saya perintahkan jajaran saya untuk menonton film G30S/PKI," ungkapnya.
Gatot Nurmantyo bercerita, ketika ia menyerukan untuk menonton film itu, ada pihak yang mengingatkannya agar tidak melakukan hal itu.
Secara terang-terangan Gatot Nurmantyo menyebut, orang yang memberikan nasihat tersebut berasal dari sebuah partai.
Orang tersebut, bahkan, mengingatkan, Gatot Nurmantyo akan dicopot dari jabatannya jika melanjutkan seruannya tersebut.
Tapi Gatot Nurmantyo tidak gentar. Ia tetap menyerukan agar masyarakat menonton film itu.
"Pada saat itu saya punya sahabat dari salah satu partai, saya sebut saya partai PDI, menyampaikan 'Pak Gatot hentikan itu Kalau tidak pasti Pak Gatot akan diganti.
Saya bilang terimakasih, Tapi saya gas, karena ini adalah benar-benar berbahaya.
Dan benar-benar saya diganti," jelas Gatot Nurmantyo.